Rabu, 04 November 2015

Another Prolog

Jadi....kemarin iseng buka-buka folder di laptop terus nemu draft yang seperti biasa, menggantung kayak hubungan aku dan dia...*halah* Pas baca ulang, heran sendiri, bener nih gue yang nulis, da asa nggak percaya. Begitu sampai selesai, bingung sendiri ini premisnya apa, konfliknya apa.Saking lamanya dianggurin, jadi lupa. Samalah kalau kelen punya pacar, jangan sampai dianggurin nanti dia lupa punya pacar kamu. hahahaha....

Kalau mau baca draftnya, monggoooo... Jangan lupa kasih komentar, yes :)


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Semuanya dimulai saat kamu dan keluargamu datang ke rumahku, dan berbicara pada ayah bahwa kau ingin meminangku untuk menjadi istrimu. Tahukah kamu apa perasaan aku saat itu? Senang dan terharu bercampur menjadi satu perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Lalu para orangtua kita memilih dan menetapkan ‘tanggal baik’ untuk penyelenggaraan pernikahan kita. Serta tidak lupa membentuk panitia kecil agar pernikahan kita nantinya berjalan lancar. Mulai saat itu hidup kita tak sama lagi dengan yang dulu. Kita mulai disibukkan dengan segala macam pernak-pernik pernikahan. Mulai dari memilih undangan, foto pra wedding, fitting kebaya, menentukan menu catering, dan hal lainnya yang menyita waktu,tenaga dan pikiran kita. Dan aku selalu suka saat kamu berkata “rasanya semakin hari semakin aku sayang kamu” di sela-sela kesibukan kita itu.
Tiba saatnya kamu mengucapkan ijab kabul yang terdengar syahdu di telingaku sehingga membuatku menangis terharu dan mengucap syukur padaNya ‘terimakasih Tuhan, karena Kau telah mengirim kamu dalam hidupku’.  Dan kita telah resmi menjadi pasangan suami-istri. I’m yours and You are mine.
Pesta pernikahan digelar. Kamu mengajakku ke atas panggung kecil di sudut ruangan dan mulai menyanyikan lagu Tak Sebebas Merpati milik Kahitna. Lagu yang telah kita pilih sebagai one of our wedding songs. Lagu yang mengingatkanku pada suatu malam setelah kamu melamarku. Saat itu setelah kamu pulang dan sampai di rumah, kamu meneleponku. Namun setelah aku angkat, tidak ada sahutan dari ujung teleponmu. Hingga beberapa detik kemudian terdengar denting piano dan suaramu yang mulai menyanyi. Kini, kali kedua aku mendengar kamu menyanyikan lagu itu, perasaanku tetap sama seperti dahulu, tersanjung, terharu sekaligus bahagia.  Ahh.. betapa aku mencintaimu.
Sore hari, setelah resepsi selesai, kita pulang ke rumah. Tentu saja rumah kita. Rumah yang kita beli karena kita langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya. Rumah mungil dua lantai dengan halaman belakang yang sangat pas untuk tempat anak-anak kita bermain. Ada balkon di lantai dua, tempat kita dapat melihat bintang bersama. Dan aku sangat berterimakasih padamu karena telah menyiapkan sebuah ruangan kecil di lantai dua dengan sebuah jendela yang cukup besar di salah satu sisinya. Sebuah ruangan untuk menyimpan semua buku-bukuku, untuk tempat aku membaca dan menulis. “Aku menyiapkan ini semua agar kamu nyaman saat membaca, agar kamu lebih tenang saat menulis” katamu. And I’m falling in love over and over again with you,honey.
Mulai sekarang, kehidupan kita berpusat di rumah ini. Pagi hari yang sibuk dari arah dapur saat aku membuatkan sarapan dan secangkir kopi hangat untukmu. Lalu kamu berteriak dari dalam kamar “sayaaaaang, sini dong, tolong pakaikan dasiku”. Ya, kamu memang lebih manja setelah menikah. Bahkan untuk sekadar memakai dasi pun kamu butuh pertolonganku. Tapi aku suka. Aku selalu suka mengurusmu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan ketika kamu harus pergi ke kantor, kamu tak pernah lupa untuk mengecup dahi dan bibirku, serta berucap “I love you. Always love you”.
Sedikit agak siang, aku pergi ke taman bacaan yang dikelola bersama temanku. Setiap hari senin, rabu dan kamis aku mendapat giliran untuk mendongeng. Aku sangat mencintai pekerjaan yang dikelilingi buku ini. Sama seperti halnya aku mencintai hidupku yang selalu dikelilingi oleh kamu J
Sore hari, kamu menjemputku di taman bacaan. Terkadang kamu menyempatkan diri untuk bermain dengan anak-anak yang kebetulan sedang ada di sana. Betapa menyenangkannya melihat kamu bermain dengan mereka. Aku pun tak sabar untuk segera mempunyai anak dan melihatmu bermain riang dengannya. Dalam perjalanan pulang, kamu tak henti-hentinya berceloteh tentang kelucuan anak-anak itu. Aku tersenyum dan menanggapinya, ” Semoga aku bisa cepat-cepat mengandung anak kamu ya. Semoga”.
            Dan ketika malam tiba,kita melepas penat setelah seharian berkaktivitas, sambil menonton tv atau kamu yang  membaca buku, aku bersandar di bahumu, sambil sesekali kamu mengelus rambutku. Lain waktu, kita duduk di balkon ditemani teh hangat dan bintang yang bertaburan di langit, membicarakan apa pun yang ingin dibicarakan hingga kita mengantuk dan memutuskan untuk tidur.
Pada akhir pekan, kita biasanya pergi ‘pacaran’. Entah itu menemanimu hunting photo, shopping, nonton, ke toko buku, wisata kuliner atau sekedar bermalas-malasan di kasur.
Ya begitulah kehidupan kita. Aku merasa hidupku lengkap dengan adanya kamu di sampingku. Semuanya bertambah sempurna saat kabar baik itu muncul tiga bulan setelah pernikahan kita…

to be continued...


Sabtu, 31 Oktober 2015

Guru Memaksa Murid Nyontek

Tadi bertanya ke murid lesku...
"De, hasil UTS udah dibagiin belum?"
"Belum mbak. Kayaknya Bahasa Indonesia aku kecil deh..."
"Loh, kok gitu? Kamu nggak belajar ya?"
"Belajar kok. Gurunya aja aneh. Masa kata-katanya harus sama kayak di buku. Urutannya juga. Aku kan unsur-unsur cerita ada semua, tapi karena urutannya nggak sama kayak di buku, jawabanku disalahin. Terus pengertian dongeng aku ada yang beda 1 kata juga jadinya disalahin."

Baca ceritanya bikin gemes nggak sih? Apalagi aku yang dengar langsung. GEMEZ MAKSIMAL! Rasanya pengin nyamperin gurunya terus bilang "Anda bisa mengajar nggak? Niat nggak jadi guru?".

Bukannya aku sok. Siapalah aku ini, hanya anak bawang di dunia pendidikan. Tapi aku berusaha untuk jadi pengajar yang baik. Dan menilik kisah muridku tadi, itu salah satu hal yang tidak baik dalam proses KBM. Kenapa? Karena guru tidak menghargai proses belajar si siswa dan tidak memberikan wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya. Jadi, jangan salahkan jika para siswa menyontek saat ulangan. Karena secara tidak langsung guru 'memaksa'  mereka untuk seperti itu. Kalau sudah begini, gimana pendidikan Indonesia mau maju kalau gurunya pun seperti itu? Belum lagi kelulusan yang ditentukan oleh UN yang tidak mementingkan proses belajar siswa.

Saya juga suka sebal dengan guru yang suka memberi soal "Jelaskan pengertian X menurut Y!" Boooookkk, itu tokoh-tokoh biasanya nggak cuma 1, minimal 3 laah. Gimana siswa nggak keblinger menghapal segitu banyak pengertian X dari berbagai tokoh? Kenapa nggak 'jelaskan pengertian X menurut pendapatmu"? Selain tidak membuat siswa keblinger, juga terpaku berdasarkan buku, dengan pertanyaan tersebut membuat anak berani mengemukakan pendapatnya meski cuma lewat tulisan. Dan dalam mengemukakan pendapatnya tersebut siswa juga belajar menulis, belajar merangkai kalimat lebih baik.

Sebagai guru kita harus meminimalisir kebiasaan menyontek, salah satunya dengan memberi soal-soal yang bisa mengeksplorasi kemampuan siswa juga tidak membuat siswa terpaku dengan pelajaran yang ada di buku.

PS: Buat guru murid lesku itu, siapa dosen EPM Anda? Seandainya almarhum pak Erman masih ada, pengin deh nyodorin Anda ke beliau biar kena semprot.

Sabtu, 24 Oktober 2015

[Birthday Giveaway] Broken Vow

Okeee, selain sebuah buku Sunset Holiday yang akan saya bagikan, ada lagi sebuah buku yang berjudul Broken Vow karya mbak Yuris Afrizal. Buku baru tapi layak untuk dibaca karena ceritanya ciamik. Sebagai gambaran boleh dibaca dulu resensinya yang saya buat di sini....

Jadi, kalian ceritakan pengalamanmu bersahabat. Pengalaman apa? Kaaay, dalam persahabatan tentu tidak selamanya indah-indah aja, ada juga saatnya kita mengalami hal-hal yang menyedihkan atau menyakitkan. Nah, ceritakan pengalaman tersebut dan bagaiaman kalian bersama sahabat mengatasinya.


Untuk syarat-syarat giveaway-nya sila simak di bawah ini
  • Berdomisili di Indonesia atau memiliki alamat di Indonesia untuk pengiriman hadiah jika menang
  • Ceritakan pengalamanmu bersama sahabat (yang sudah dijelaskan di atas) di kolom komentar postingan ini. Di akhir komentar cantumkan akun twittermu.
  • Satu orang hanya boleh meninggalkan satu komentar.
  • Akan dipilih satu cerita yang paling menarik untuk jadi pemenang.
  • Giveaway berlangsung mulai hari ini sampai dengan tanggal 31 Oktober 2015 pukul 23.5
  • Pemenang setelah mendapatkan buku Broken Vow dan membacanya, wajib membuat ulasan mengenai bukunya di blog atau akun goodreads. Kemudian share link-nya di twitter dan mention @halidahanun dan @yurisAfrizal
  • Jika ada pertanyaan boleh hubungi saya langsung via twitter @halidahanun
  • Selamat mencoba keberuntungan! ;)

[Birthday Giveaway] Sunset Holiday

Mungkin sudah banyak yang tahu apa cerita yang ada di Sunset Holiday. Atau belum pada tahu? Okeee...kalau belum tahu boleh dibaca dulu resensinya di sini. Sudah? Benar udah dibaca? Yakin? Hehehe *host-nya nyebelin*

Jadi, inti ceritanya adalah Audy yang melakukan eurotrip yang tidak sengaja ditemani oleh Ibi, si stranger yang ditemuinya di Paris. Mau nggak mau, kuisnya pasti akan berhubungan dengan traveling.


Berikut syaratnya:


  • Berdomisili di Indonesia atau ada alamat di Indonesia sebagai tujuan pengiriman hadiah jika menang.
  • Memiliki akun instagram. Dan pastikan tidak dikunci. Cukup hatimu saja yang terkunci untuknya *halah*
  • Memposting foto traveling kamu yang paling berkesan bersama seseorang. Kemudian ceritakan mengapa perjalananmu bersama dia menjadi berkesan. Wajib mencantumkan #hanunbirthdaygiveaway. Akan lebih mudah jika mention atau tag akun IG saya @halidahanun
  • Satu akun hanya boleh mengunggah 1 foto saja.
  • Kuis berlangsung mulai hari ini hingga 31 Oktober 2015 pukul 23.59
  • Foto dan cerita yang paling menarik serta bisa membuat saya terkesan, akan menjadi pemenangnya dan mendapatkan hadiah 1 buah buku Sunset Holiday karya Nina Ardianti dan Mahir Pradana.
  • Pemenang setelah mendapatkan buku Sunset Holiday dan membacanya, wajib membuat ulasan mengenai bukunya di blog atau akun goodreads. Kemudian share link-nya di twitter dan mention @halidahanun, @ninaardianti dan @maheeeR
  • Jika ada pertanyaan boleh hubungi saya langsung via twitter @halidahanun
  • Selamat mencoba keberuntungan! ;)

Jumat, 23 Oktober 2015

[Resensi] Broken Vow

Judul: broken Vow

Penulis: Yuris Afrizal

Penerbit: Stiletto Book

Tebal: 270 halaman

Harga: Rp 52.000,-


Ungkapan "Rumput tetangga memang lebih hijau"ini harusnya perlu ditambahkan "Hijau karena rumput alami atau rumput sintetis?" Sering kali kita iri pada kehidupan orang lain yang kita anggap sempurna, padahal siapa yang tahu di baliknya ada luka yang berusaha disembunyikan? 

Rabu, 21 Oktober 2015

Birthday Giveaway

Yeaaayyyyyy.....
Pasti pada nggak sabar kan mau ikutan giveaway dan dapat buku gratisan? I see, I see...

Okeee, dalam rangka merayakan hari lahir gue bebearapa hari lalu, gue mau berbagi kebahagiaan sama kalian. Akan ada 2 buku yang akan saya bagikan, yaitu Sunset Holiday karya Nina Ardianti & Mahir Pradana serta Broken Vow karya Yuris Afrizal. Kenapa 2 buku itu yang saya pilih sebagai hadiah? Selain karena memang bukunya bagus, saya berkesempatan menjadi first reader kedua buku tersebut. Jadi saya bangga aja gitu. Hehehe. Dan tanpa sungkan akan merekomendasikan kedua buku tersebut pada kalian.

Berikut link giveaway untuk masing-masing buku:

Good luck! ;)

Rabu, 14 Oktober 2015

25

Pliiiisss baca judul postingan ini jangan pakai nada "goyang dua lima" alias gojigo. Karena postingan ini bukan berisi lirik lagu tersebut atau pun tutorial goyang dua lima yang lagi marak.

Ceritanya mau (sok) bikin perenungan. Mengingat umur tak lagi muda jika tidak ingin dibilang tua.

25.
Dua puluh lima.
Seperempat abad.
Terembel-embeli kata abad, ada beban tersendiri. Ada tanya yang terselip di hati. "Apa saja yang sudah dilakukan selama 25 tahun ini?" Hidup seperempat abad cuma gini-gini aja kok ya rasanya nggak bermakna banget. Apa coba yang mau dibanggakan? Apa yang bakal orang ingat dari gue kalau suatu saat gue nggak ada? Jangankan menyenangkan orang lain, bikin senang dan bahagia diri sendiri aja masih jauh dari kata maksimal.

Belum lagi beban hidup yang makin banyak. Bukan saja masalah kekuatan fisik yang menurun. Yang lebih menyebalkan adalah terbelit pertanyaan lingkaran setan yang tak ada habisnya. Tau kan? Mulai dari kapan lulus, kapan nikah, kapan punya anak, kapan nambah anak, dan siklusnya akan berulang lagi. Gitu aja terus sampai manusia pindah ke Mars kemudia  tetanggaan sama alien.

Bagi sebagian orang, mereka lebih menyukai angka 17. Karena katanya ketika umur segitu udah "bebas" untuk ini-itu. Sebagian lain, suka dengan angka 20. Karena katanya sudah dianggap cukup dewasa. Lalu bagaimana dengan 25? Bagaimana Anda memaknai usia ke-25? Bagaimana cara Anda merayakan hidup yang telah seperempat abad itu?

Minggu, 30 Agustus 2015

Firework

Damn you PMS!

Percayalah, bukan hanya para lelaki yang bingung menghadapi  cewek yang sedang PMS, saya pun begitu pas lagi PMS. PMs sendiri, bingung sendiri.

Seperti tadi, tiba-tiba aja pengin main kembang api batangan. Iya, itu lho kembang api yang ada batangnya, yang suka kita puter-puter waktu dimainkan saat kecil dulu. Random banget emang.

Ternyata bukan semata otak yang menginginkannya. Tapi hati ini juga. Dia perlu sesuatu yang bisa memberikan pelita di dalam dirinya. Tak mengapa jika percikan pelita itu kadang bisa membuatnya terasa panas. Karena pada akhirnya saat pelita itu muncul, akan ada senyum bahagia terukir. Dan ketika pelita tersebut mati, ia ingin menyalakan pelita tersebut lagi dan lagi.

Hati ini merindu percikan-percikan rasa yang bisa membuatnya berdebar-debar.
Hati ini merindu untuk bisa lagi kembali merasa.

Minggu, 09 Agustus 2015

[Resensi] Sunset Holiday

Judul: Sunset Holiday

Penulis: Nina Ardianti &; Mahir Pradana

Penerbit: Gagasmedia

Tebal: 480 halaman

Harga: Rp. 69.500,-















"We are all strangers until we meet."

Audy dan Ibi, dua orang asing yang dipertemukan di tempat asing pula, yaitu Paris. Audy yang sedang melakukan Eurotrip, saat itu sedang berada di wilayah menara Eiffel yang terkenal. Ketika ia ingin membeli suvenir berupa gantungan kunci, Ibi datang dan menyelamatkannya dari tipu daya penjual gelap tersebut. Mulai dari situ, Ibi yang awalnya hanya orang asing kini malah selalu bersama Audy. Hingga Audy menyatakan...



"Ketemu kamu tidak ada di dalam skenario perjalananku. Tapi, di perjalananku sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku"

Perjalanan yang dilakukan Audy dan Ibi mungkin akan membuat sebagian pembaca ingin melakukan Eurotrip juga. Ya kan?! Ini disebabkan deskripsi setiap kota yang cukup baik, sehingga kita seakan-akan ikut dalam perjalanan mereka. Saya saja setiap akan pindah kota harus mengambil jeda dulu. Bukan, bukan karena bosan dengan ceritanya. Tetapi karena masih betah di kota tersebut. Samalah kayak yang dirasakan para traveler, enggan lekas pindah ke tempat lain atau pulang karena masih betah bahkan jatuh cinta dengan tempat yang sedang disinggahi.

Untuk karakternya sendiri, Ibi is not my favorite. Manis sih memang. Tapi dia tidak bertanggung jawab dan dewasa dengan masalah hidupnya sendiri. Anehnya, ketika bersama Audy ia malah dewasa dan bertanggung jawab dengan menjaganya. Hih. Kalau Audy sih memang pada dasarnya polos-polos menggemaskan. Mungkin itu yang membuat Ibi jatuh hati kepadanya. Kalau dibandingkan dengan Syiana di Restart, Audy memang tidak se-witty dia. Sejak awal kak Nina memang pernah memberi tahu. Apalagi belum lama ini pernah mengungkapkan alasannya kenapa seperti itu di akun twitternya. Bukan karena menulis duet, ia lalu 'menahan' ciri khas dalam karakterisasi yang biasanya ia ciptakan. Intinya, ia memang ingin membentuk Audy seperti itu.

Dan memang, meskipun menulis duet, tidak berpengaruh bagi gaya menulis kak Nina dan bang Mahir. Keduanya tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Untungnya, di dunia nyata mereka adalah pasangan. Jadi, kurang lebih saat membacanya saya membayangkan mereka berdua. Apalagi sepertinya panggilan 'pipi jelly' atau saat Ibi mengatakan 'Gelinding ajalah kamu. Biar cepet' memang nyata adanya. Eh. *ngumpet di balik punggung bang Mahir* 

Ohiya, ada yang bikin saya sebal dengan buku ini. Ternyata masih ada beberapa typo yang ditemukan. Walaupun sedikit dan nggak terlalu mengganggu, tetap saja kzl! Padahal pas baca naskah awalnya, sudah berusaha semaksimal mungkin biar nggak ada yang terlewat. Apa mau dikata, namanya juga manusia. Tempatnya salah. Semoga saja di cetakan selanjutnya bisa direvisi.

In the end, we're always waiting your new books. Buku duet maupun sendiri. 

Rating: 3.5 of 5 starts

Minggu, 05 April 2015

[Resensi] In A Blue Moon

Judul: In a Blue Moon

Pengarang: Ilana Tan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 320 halaman

Harga: Rp 70.000,-









Actually, i'm not a fans of Ilana Tan. Pengalaman pertama saya dengan novel Ilana Tan adalah melalui Sunshine Becomes You (SBY). Itu pun karena booming-nya novel ini, jadi saya penasaran. Then i read it and that's it. I think it's just not my cup of tea. Terus saya penasaran lagi soalnya yang season series katanya ceritanya lebih menarik dari pada SBY, terutama yang berjudul Autumn In Paris. Berhubung terbit dengan cover baru dan di toko buku online kesayangan didiskon cukup besar (kalau nggak salah waktu itu diskon 50%), belilah saya si Autumn In Paris dan Summer In Seoul. Baca. Yaudah gitu aja. Nggak ada impresi yang membekas setelah membaca kedua novel tersebut. Tapiiii, ketika saya membaca In A Blue Moon, saya mendapatkan sensasi yang berbeda.

Minggu, 22 Maret 2015

Pamrih dan Ikhlas

Di umur twenty something dan masih single, apalagi yang jadi trending topic kalau bukan jodoh. Iya kan? Kayaknya semua hal disangkutpautkan sama jodoh. Mulai omong-omong yang serius sampai bercandaan.

Tentu usaha dalam mendapatkan jodoh ini berbagai macam, salah satunya yang saya lakukan adalah berdoa. Ada seseorang yang menurut kaca mata luar saya, dia memenuhi sebagian besar kriteria saya. Semakin gencar dong doa saya untuk meminta dijodohkan dengan dia. Tapiiiiii.....sampai sekarang belum ada jawaban dari Tuhan. Sampai akhirnya saya tiba di satu pemikiran. Ini kayaknya saya berdoa cuma pamrih aja deh, belum sampai ke tahap ikhlas.

Lho gimana sih, katanya pamrih tapi ikhlas, mungkin itu yang ada di benak kalian, ya? Iya tau, kalau pamrih itu tidak beriringan dengan ikhlas begitu juga sebaliknya. Jadi mari baca dulu penjelasan saya.

Maksudnya gini lho......
Pamrih di sini jelas dong kita meminta suatu balasan dari doa-doa kita. Berdoa kok pamrih? Lha ya ndak apa-apa, toh satu-satunya yang dapat kita andalkan untuk menolong kita adalah Tuhan dan yang Maha Pengabul juga Tuhan. Sewajarnya kalau kita berdoa itu pamrih, bahwa apa yang dijadikan doa oleh kita dapat dikabulkan Tuhan.

Sayangnya, kadang kita lupa untuk ikhlas dalam berdoa. Maksudnya? Kita lupa ikhlas jika apa yang menjadi doa itu tidak baik, mohon digantikan dengan yang menurut-Nya terbaik.

Contohnya gini deh, balik lagi ke masalah jodoh. Selama ini saya berdoa, "ya Allah, aku suka sama X, dan sebagian besar kriteria suami idamanku ada di dia. Aku mohon didekatkan dengannya. Kalau bisa memilih aku ingin dijodohkan dengannya". Wes, itu thok. Saya lupa menambahkan "tapi kalau memang dia bukan jodohku, mohon diganti dan didatangkan segera pilihan terbaik yang telah Engkau sediakan".

Saking saya fokus meminta si X, saya lupa untuk ikhlas jika si X ini ternyata bukan balasan dari doa saya. Hingga akhirnya saya berpikir, lamanya Tuhan menjawab doa kita itu karena
1. Tuhan menahannya untuk beberapa waktu karena waktunya belum tepat
2. Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik dari doa yang kita minta
3. Kita belum ikhlas dalam berdoa, sehingga pengganti pada nomor 2 pun ditahan dulu oleh Tuhan.

Jadi, itulah pamrih dan ikhlas dalam berdoa. Sebuah pelajaran yang saya dapat di tengah-tengah menanti datangnya si jodoh. ;)

Senin, 16 Februari 2015

Loyal Reader

Mengikuti #30harimenulissuratbaca niat awalnya adalah untuk mendisiplinkan diri agar konsisten menulis selama 30 hari berturut-turut. Terlepas akan ada yang baca atau tidak. Namun tentu sebuah tulisan tidak akan berarti jika tidak ada yang membacanya.

Jadi, siapa pun kamu yang sudah membaca surat-surat saya selama ini, terima kasih. Khususnya untuk seseorang yang bernama Fikri Maulana. Dia yang setia menjadi pembaca juga memberikan komentarnya di hampir setiap tulisan. Entah hanya basa-basi atau memang tulus dari hati, komentarmu bikin saya semangat menulis. Terima kasih sudah setia berkunjung ke rumah maya saya. Terima kasih dan salam kenal. :)

Minggu, 15 Februari 2015

Rindu Perhatianmu

Halo ikavuje :)

Masih ingat nggak perkenalan kita? Dua tahun lalu, saat pertama kalinya aku ikutan #30harimenulissuratcinta. Di pengalaman pertamaku ikut proyek menulis ini, beruntung sekali dapat tukang pos seperti dirimu. Orang yang perhatian dengan surat yang akan diantarkannya juga dengan si pengirim surat itu sendiri.

Aku ingat setiap kali mengirimkan satu surat, pasti kau baca dulu lalu diberikan komentar. Kau juga tak segan meninggalkan jejak langkah di setiap surat maya yang akan diantarkan. Kini aku rindu perhatianmu itu.

Bukan berarti aku tak suka dengan tukang posku yang sekarang. Aku yakin dia pun membaca semua surat yang masuk. Tapi perhatiannya tak sebanyak yang diberikan dirimu.

Bagiku, kau bukan hanya sekadar tukang pos melainkan seorang kurir aksara. Kurir aksara yang kini perhatiannya sangat kurindukan.

Sabtu, 14 Februari 2015

Thank You Kiddos

Hari keenam belas, surat bertema dengan tema Just Say It. Dari kemarin bingung mau menyatakan cinta ke siapa, secara ini perasaan kayak sumbu x di diagram Cartesius #eaaa. Tapi setelah dipikir-pikir lagi.......aha mau nyatain ke mereka aja deh.

Mereka siapa? Mereka ini murid-muridku. Sekelompok orang yang kelakuannya suka ajaib. Yang bisa bikin saya tersenyum dengan celotehan dan tingkah lakunya. Yang bisa membuat saya bertahan sampai sejauh ini.

Did you know, everytime i'm not in the good mood to teach, your smiles are my mood booster?
Did you know, everytime i try to stop, your laughs tell me not to stop?

You are the reason why i'm still being a teacher.
You are the one who can boost my mood.

Thank you kiddos for every laughs that we've shared.
I owe you so much.

Jumat, 13 Februari 2015

Dekat Di Mata, Jauh Di Hati

Ini aku yang ada di dekat kamu, yang siap membahagiakan kamu lahir-batin

Ini aku yang ada di dekat kamu, yang siap dicintai kamu mati-matian

Ini aku yang ada di dekat kamu, yang berharap setiap hari bisa menyalami tanganmu sebagai istri, bukan sekadar formalitas belaka

Ini aku yang ada di dekat kamu, yang ibunya suka kamu ajak bicara tapi akunya diacuhkan

Ini aku yang ada di dekat kamu, kenapa harus cari yang lain nun jauh di sana?

Kamis, 12 Februari 2015

Jiiiiirrrrr.....

Baru kali ini ketemu kamu langsung. Harusnya sedih karena hadirmu adalah musibah. Tapi apalah daya, aku orangnya suka norak. Pertama kalinya ketemu kamu, jadi langsung foto-foto #ootd ala-ala. Kalo nggak malu sama anak murid mungkin udah main-main sama kamu.

Jadi, makasih udah ajak aku berkenalan. Cukup segini aja perkenalan kita. Jangan lama-lama ya, kasihan yang rumahnya didatangi kamu.

Cepet surut, jir.

Rabu, 11 Februari 2015

Jangan Berhenti Di Sini

Hm....
Nggak terasa udah hampir dua tahun.

Dua tahun lalu, saya mulai mengajar. Kalian yang pertama kali saya ajar. Ada rasa khawatir juga takut kalau diri ini nggak bisa amanah, nggak bisa mengajar juga mendidik dengan baik, nggak bisa memberikan ilmu dengan benar, nggak bisa menjadi teladan, dan nggak bisa yang lainnya. Tapi setiap kali melihat semangat dan antusias kalian, saya percaya saya pasti bisa.

Sekarang, kalian sudah di akhir masa SMA. Sebentar lagi kalian akan melewati gerbang SMA. Akan melanjutkan ke kehidupan lain.

Nak, saat mengajar kalian besar harapan saya agar kalian bisa menjadi orang sukses. Tinggi harapan saya agar kalian bisa melanjutkan ke bangku kuliah. Saya tau, masalah ekonomi menjadi masalah utama untuk sebagian besar di antara kalian. Tapi buat saya, selalu ada jalan bagi mereka yang mau mencari. Apalagi bagi kalian yang berpotensi, jangan berhenti sampai di sini. Asahlah kemampuan kalian seruncing mungkin.

Nak, kalian tau mengapa saya suka ngoto menyuruhmu kuliah? Karena saya nggak ingin kalian hanya menjadi buruh/karyawan pabrik seperti kakak, bibi, ibu, saudara atau tetangga kita selama ini. Saya ingin kalian menjadi orang yang sukses, yang memiliki ilmu tinggi, juga pola pikir dan wawasan yang luas.

Nak, pintu gerbang sudah di depan mata. Bersiaplah dari sekarang. Mantapkan pijakanmu untuk kamu melangkah atau bahkan berlari nanti. Terbanglah sejauh yang kalian mampu. Perbanyak teman, perluas pergaulan, serap ilmu sebanyak-banyaknya.

Sekali lagi, jangan berhenti sampai di sini, nak. Jangan.

Selasa, 10 Februari 2015

Si Tukang PHP

Dear,
Bisa tidak berhenti menerorku dengan pesan-pesanmu yang omong kosong itu?
Bisa tidak berhenti membuat ponselku sering berdering hanya untuk sebuah pesan yang ternyata harapan palsu buatku?

Setiap kali dering ponselku berbunyi, aku berharap itu dari dia.
Tapi ternyata itu dari kamu.
Selalu begitu.
Kamu si tukang pemberi harapan palsu.
Oh, operator.

Senin, 09 Februari 2015

10 Pertama yang Telah Kita Lalui

Senin, 9 Februari 2015
Hari kesebelas

Halo peserta dan tukang pos di #30harimenulissuratcinta
Apa kabarnya? Masih semangat, kan?
Harus dong
Kalau kalian nggak semangat, akunya juga jadi ikut nggak semangat.

Nggak terasa kita udah melalui 10 hari pertama. Buatku sih nggak mudah, ternyata. Konsisten menulis itu sulit, jenderal! Mulai dari "duh, mau nulis apa lagi ya?", "bikin surat untuk siapa lagi ya?", sampai "duh udah jam segini nih, belum nulis surat juga. Apa nggak usah nulis aja ya?" Tapi karena dari awal ingin menjadikan #30harimenulissuratcinta ini sebuah tantangan dan berkomitmen untuk menaklukkannya, jadilah nggak pernah absen menulis surat. Meski akhirnya surat yang ditulis suka nggak jelas dan ini apeu banget sik. Hahahaha

Selama 10 hari kemarin saya belajar, bahwa konsisten menulis sama juga dengan konsisten mencintai. Kita harus mencari hal-hal lain agar tidak bosan dengan rasa cinta itu sendiri. Kita harus kreatif menciptakan sesuatu yang baru agar rasa cinta itu tetap ada dan bisa selalu dirasakan.

Akhir kata, untuk semua peserta #30harimenulissuratcinta semoga kita tetap semangat menulis surat, semangat mencinta, semangat menyebarkan cinta, juga semangat belajar tentang cinta itu sendiri. Juga untuk para tukang pos yang kece-kece, yang seletih apapun tetap mengantarkan surat, semoga selalu semangat dalam mengantarkan surat.

Salam cinta! ��

Minggu, 08 Februari 2015

A Letter to My (Future) Children

Hei, nak...
Surat ini aku buat jauh sebelum kamu ada
Tapi saat ini aku sudah punya rencana-rencana buatmu
Rencana bagaimana cara aku akan mendidikmu nanti
Rencana bagaimana cara aku akan mengarahkanmu nanti
Rencana bagaimana cara aku membesarkanmu nanti

Hei, nak...
Surat ini aku buat jauh sebelum kamu ada
Tapi aku yakin hadirmu adalah sekolah khusus buatku
Bahkan sebelum adanya kamu, kini aku sudah mulai belajar
Belajar banyak, nak
Belajar dari orang-orang bagaimana menjadi orangtua yang baik
Orangtua yang bisa mencintai, mendidik, mengarahkan dan membesarkanmu dengan hal-hal terbaik
Terbaik untukmu, bukan untukku, untuk ayamu, untuk keluargamu
Aku belajar dari sekarang untuk tidak menjadi orangtua yang otoriter terhadap anaknya
Aku belajar untuk tidak memaksamu, melainkan membebaskanmu
Bebas yang masih dalam penjagaanku

Hei, nak...
Surat ini aku buat jauh sebelum kamu ada.
Jauh sebelum aku tahu apa jenis kelaminmu, bagaimana rupamu.
Jauh sebelum aku tahu siapa ayahmu kelak, bagaimana parasnya, seperti apa perangainya.
Nak, aku tak pernah lelah memanggil (calon) ayahmu untuk segera datang
Tapi mungkin ia masih sibuk
Atau ia tidak terlalu mendengar suaraku
Mungkin jika kamu yang memanggilnya, ia akan segera datang
Mau bantu ibu, nak?

Sabtu, 07 Februari 2015

Surat izin

Tangerang, 07 Februari 2015

Salam
Kepada yang terhormat tukang pos tercinta, blog tersayang dan para pembaca setia tulisan saya (kalo ada).
Saya yang bernama Halida Hanun, mohon izin untuk absen menulis surat hari ini. Hal ini dikarenakan saya sedang terlalu lelah juga tak ada ide akan mengirimi surat untuk siapa.

Semoga kalian dapat memakluminya. Terima kasih atas perhatiannya.

Tertanda
Halida Hanun

Jumat, 06 Februari 2015

Hujan yang Tersesat

Saat aku menulis ini, aku sedang memandangimu dari balik jendela.
Melihatmu turun satu per satu.
Mulai dari rintik kecil hingga akhirnya menjadi rinai yang deras.
Lalu akhirnya kamu menggenangi halaman juga jalanan depan rumahku.

Hujan
Bagaimana perasaanmu ketika kamu turun, banyak orang yang mencercamu karena urusan mereka jadi terhambat?
Bagaimana perasaanmu ketika kamu datang, banyak orang jadi bersedih karena kamu mengingatkan mereka akan masa lalunya?

Hujan
Hadirmu menjawab doa kami di saat musim kemarau tiba.
Namun ketika kamu hadir terus-menerus, sosokmu yang awalnya adalah berkah lalu menjadi musibah.
Bagaimana perasaanmu ketika kamu akhirnya menyalahkanmu?

Hujan
Kemana kah kau pergi?
Tersesatkah kamu mencari jalan pulang?
Sawah-sawah tempat di mana seharusnya kamu tertampung, kini berubah menjadi petak-petak perumahan.
Jalan-jalan gang pun kini semuanya menggunakan block yang membuatmu sulit menembusnya.
Daerah-daerah pegunungan yang harusnya menjadi wadah yang bisa menyerapmu, kini dipenuhi vila-vila.
Lalu, bagaimana caranya kamu pulang?

Hujan
Maafkan kami yang telah membuatmu sulit menemukan jalan pulang.
Sekarang jika ada banjir datang, aku tahu itulah kamu yang tersesat.
Itulah kumpulan air matamu, tangis sedih dan marah karena kelakuan kami, para manusia.

Hujan
Maafkan kami

Kamis, 05 Februari 2015

Tuan Tak Bernama

Hei tuan yang belum aku ketahui namanya
Sedang apa saat ini?
Bekerja? Pekerjaan apakah yang kamu miliki?
Apapun pekerjaanmu, aku berharap itu adalah hal yang baik dan halal.
Kalau kamu memang sedang bekerja, berarti kamu adalah pekerja keras, tangguh, juga sudah pantas untuk menjadi pencari nafkah bagi keluarga.

Tuan apakah orang-orang banyak yang menanyakan kapan kamu akan menikah?
Kalau iya, apa tanggapanmu?
"Doain aja"?
Tapi kata temanku kalau ada yang bertanya seperti itu jawablah dengan "segera", karena katanya perkataan adalah doa.

Tuan yang saat ini sedang menuju ke arahku, hati-hati di jalan.
Mungkin tak selalu mulus jalanmu.
Tapi ingatlah, jika kamu terjatuh kamu harus bangkit dan melanjutkan perjalanan meski dengan tertatih.
Jika kamu mulai merasa tersesat, dengarkan hatimu.
Karena dari sini aku selalu memanggil namamu untuk menuntunmu.

Hei tuan tak bernama yang suatu hari nanti mungkin aku panggil sayang,
Selangkah kakimu menujuku
Selangkah kakiku menujumu
Entah di persimpangan mana kita akan bertemu
Entah kapan kita akan berjumpa
Doaku, semoga disegerakan.

Rabu, 04 Februari 2015

Karena Kita Tidak Kenal

26 Oktober 2014

Hari di mana aku bertemu dengan orang asing yang memperkenalkan diri bernama Yunia. Dia berasal dari Bogor dan baru seminggu kerja di Tangerang. Kami dipersatukan karena keadaan. Di mana kereta yang kami naiki tidak bisa menuju stasiun Duri karena ada gangguan.

Mulai dari lari-lari di stasiun Jakarta Kota untuk mengejar kereta tujuan stasiun Duri, kemudian harus naik metromini dan melihat langsung korban pencopetan, dan akhirnya bisa duduk manis di bus patas menuju Tangerang.

Nyamannya kondisi bus patas membuat kami akhirnya saling bercerita. Mulai dari bagaimana kamu akhirnya bisa bekerja di Tangerang, keadaan di kantormu seperti apa, keluargamu kayak apa, hingga apa tujuan hidupmu. Begitu pun aku. Bercerita tentang kenapa aku bisa jadi guru beserta suka dukanya, juga cerita apa saja mimpi-mimpi aku yang belum terwujud.

Kami yang saling sama-sama asing akhirnya menemukan rasa percaya dan sikap terbuka. Mungkin karena orang asing melihat masalah dengan objektif. Mungkin karena orang asing tidak akan menghakimi kita. Mungkin karena orang asing tidak akan bertemu lagi nantinya.
Atau mungkin karena kita tidak kenal maka ingin saling mengenal.

Selasa, 03 Februari 2015

Sudah Tanggal Tiga

Yang terhormat,
Kepada ibu dan bapak pegawai tata usaha.
Dengan datangnya surat ini, saya ingin memberitahukan berita penting, bahwa hari ini sudah memasuki tanggal tiga dan keuangan saya sudah sangat menipis.
Oleh karena itu, mohon kiranya ibu dan bapak sudi mempercepat perhitungan gaji dan segera membagikannya kepada saya serta pegawai yang lain.
Terima kasih atas perhatiaannya. Semoga saran saya dapat dipertimbangkan ibu dan bapak.
Tertanda
Saya-yang-udah-bokek-berat

Senin, 02 Februari 2015

Belajar Patah Hati

Kepada kamu, seseorang yang dulu aku kenal.
Seseorang yang pernah kutitipkan rasa cinta.
Terima kasih, telah bersedia menjaganya meski hanya sesaat.
Terima kasih, telah mengembalikannya dengan cara yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku.
Terima kasih, telah mengajarkan bahwa benar cinta ini hanya boleh dititipkan kepada-Nya.

Kepada kamu, seseorang yang dulu pernah aku inginkan dalam hidupku.
Seseorang yang pernah memberikan harapan-harapan.
Terima kasih, telah membuat hidupku lebih bergairah sesaat pada waktu itu karena harapan yang kamu berikan.
Terima kasih, telah mengajarkan untuk tidak berharap pada mereka selain Tuhanku.

Minggu, 01 Februari 2015

Keran Air dan Ember

Dulu, saya berpikir bahwa sahabat adalah mereka yang selalu bersama kita. Ada di dekat kita dan menghabiskan waktunya dengan kita, atau selalu berkomunikasi (sms, telepon, chatting, dll). Seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa sahabat lebih dari itu. Sahabat terkadang tak bisa setiap saat ada di samping kita. Sahabat tak mesti bertemu setiap hari. Sahabat adalah mereka yang selalu ada ketika kita membutuhkan. Sahabat masuk dalam kategori orang pertama yang akan tahu kabar bahagia dari kita, karena kita ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka. Namun tidak hanya kebahagiaan, kita pun tidak sungkan berbagi berita duka, karena kita percaya bahwa mereka bisa menghibur, memberikan solusi atapun hanya sekadar menjadi pendengar yang baik.

Seperti kami bertiga. Bersahabat sejak kelas 1 SMA hingga kini membuat saya sadar bagaimana bersahabat yang seharusnya. Kami bukan tipe yang setiap hari sms atau chatting. Kami jarang bertemu tapi selalu menyempatkan diri untuk kumpul. Dan setiap kali ketemu, rasanya kangen yang telah sekian lama terkumpul membuncah hari itu. Akibatnya kami selalu merasa kekurangan waktu karena meskipun telas membahas segala macam hal rasanya masih saja kurang.

Sabtu, 31 Januari 2015

Halo, Salam Kenal

Nggak terasa sudah memasuki waktu Indonesia bagian #30harimenulissuratcinta. Ini tahun kedua saya mengikuti program ini, setelah tahun kemarin nggak lulus karena nggak berhasil bikin 30 surat. Tahun lalu, tukang pos saya adalah kak Ikavuje. Dan tahun ini ada perubahan. Makanya mau kenalan dulu.

Halo, kak Adimasnuel. Saya harus panggil apa nih? A atau mas? *dikepruk* Sebelumnya saya mau minta maaf karena mungkin impresi pertama tidak baik. Dikarenakan saya yang pikun kalau kemarin harusnya udah mulai menulis surat. Sebelumnya saya memang sudah familiar dengan nama kakak, karena sering wira-wiri di linimasa twitter saya. Tapi baru kali ini saya bener-bener berkenalan dengan kakak. Oiya, saya juga penasaran sama Plesir Mimpi karya kakak, yang emang belum kesampaian buat beli.

Kak, perkenalkan namaku Hanun. Guru matematika sekaligus pencinta aksara. Mungkin karena masih muda, jadi murid-murid lebih bebas berekspresi. Saking bebasnya jatuhnya malah ajaib. Kalo mau tau gimana ajaibnya, boleh dibaca di sini.

Mungkin segitu aja kali ya perkenalannya. Semoga 29 hari ke depan kita sama-sama semangat. Semangat menulis surat dan mengantarkan surat. ;)

Jumat, 30 Januari 2015

[Resensi] Walking After You

Judul: Walking After You

Penulis: Windry Ramadhina

Penerbit Gagasmedia

Tebal: 328 halaman

Harga: Rp 50.000,-









Tidak sempat memantau linimasa twitter, mungkin membuat saya ketinggalan beberapa berita terkini. Baik itu berita dan kejadian yang lagi happening atau pun berita tentang buku-buku terbaru. Tapi ada untungnya juga, saya jadi terhindar dari hints yang suka diberikan penulis mengenai buku terbaru mereka. Hints yang buat saya terkadang mengurangi rasa greget ketika baca bukunya, juga meninggikan ekspektasi saya. Yang mana kalau jika seluruh ceritanya tidak semarik hints yang diberikan, alhasil cuma bisa bikin gigit jari alias kecewa.

Ketika akhirnya saya ada waktu luang, saya baru tahu kalau salah satu penulis favorit saya, Windry Ramadhina, telah melahirkan karya terbarunya. Buru-buru deh langsung beli. Waktu itu saya kebetulan pesan di toko buku scoop. Dan ternyataaaaaaa......dapat edisi yang bertanda tangan. Yeay! Emang sih waktu itu masih masa back order. Tapi saya nggak kepikiran dan nggak ngeh *karena langsung klik order tanpa memerhatikan detail lainnya*. Dan pas baca ada beberapa halaman yang hilang dan itu pas di bagian yang seru. Jadi kentang banget, aselik! Besoknya langsung deh ngacir ke toko buku, karena saking penasarannya! Mau ditukar ke penerbit pun selain lama, sayang karena itu ada ttd-nya. Walaupun harus beli lagi, tapi saya nggak menyesal kok. Karena ceritanya semanis gambar di sampulnya.

16 vs 24

Hari Sabtu yang lalu salah satu murid saya berulang tahun. Sebut saja namanya TB alias tangan bengkok. Why? Karena di saat pesulap-pesulap sibuk membengkokkan sendok atau besi, dia malah 'bengkokin' tangannya. Pppppfffttt.

Beberapa temennya udah ngelobi saya buat ngerjain dia. Tapi ya saya mah apa atuh, nggak bisa marah. Yaudah saya iyain aja. Mau ngapain-ngapainnya gimana nanti deh. Nah pas hari H, tuh anak yang biasanya pecicilan kok hari itu diem dan sok alim. Kan kampret! Gimana mau marahinnya coba?

Sabtu, 17 Januari 2015

Tobat Finansial


"Tahun pertama kerja dinikmati aja dulu uangnya. Dipake buat beli ini-itu yang kamu mau. Tahun kedua baru deh mulai mikirin investasi"
Ada yang pernah berkata begitu pada saya. Memang benar, tahun pertama uang yang saya dapat saya pakai untuk membeli barang ini-itu. Mumpung udah bisa cari uang sendiri, pikir saya saat itu. Dan mulai tahun kedua, saya memang mulai memikirkan untuk berinvestasi. Tapi seberapa besar sih penghasilan seorang guru honorer? Saya cuma berpikir investasi dalam bentuk tabungan, yang mana pasti uang saya nggak bertambah secara signifikan. Yah daripada uangnya terpakai terus, lebih baik disimpan saja kan?

Jumat, 16 Januari 2015

Blog Angker

.......jalan mindik-mindik......


........tengok kanan-kiri..........


........komat-komit baca ayat jursi.......