Minggu, 26 Mei 2013

[Resensi] Restart

Judul: Restart

Penulis: Nina Ardianti

Tebal: 456 halaman

Harga: Rp 55.000,-

Penerbit: Gagas Media











"Syiana patah hati karena mendapati pacarnya, Yudha, berselingkuh. Selingkuh adalah perbuatan yang tidak mengenal kata maaf dalam kamus hidup Syiana. Tapi ternyata tidak mudah melupakan kenangan antara dirinya dan Yudha setelah tiga tahun menjalin hubungan. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Fedrian, gitaris Dejavu band. Ian, panggilan akrab Fedrian, mampu mengalihkan pikiran Syiana dari peristiwa putusnya dengan Yudha. Tapi ternyata tidak mudah bagi Syiana untuk menerima Ian. Apalagi Ian tidak masuk dalam kriteria pasangan hidup Syiana."

Paragraf di atas adalah sinopsis yang bisa saya buat dari buku karangan Nina Ardianti yang berjudul Restart. Salah satu buku yang mampu mencuri perhatian saya dan tidak sungkan-sungkan untuk memberikan 4 bintang. Banyak alasan kenapa saya menyukai buku ini. Tapi saya ingin membahas terlebih dahulu apa yang tidak saya suka dari buku ini. Hmm... sebenarnya bukan tidak suka sih, melainkan menemukan bagian-bagian yang saya rasa janggal. Dan sebelum saya membahasnya, saya ingin memperingatkan sepertinya akan resensi kali akan spoiler. Mengapa demikian? Karena saya takut keriwilan-keriwilan saya akan menganggu saat kalian baca buku ini nantinya.


Saat saya mulai membaca, saya agak sulit berbaur dengan cerita. Agak kurang klop. Mungkin karena baru pertama kali baca karya penulis, sehingga belum terbiasa. Atau mungkin juga saya merasa bahwa bab-bab pertama bahasanya terlalu kaku. Ini hanya perasaan saya saja sih. Karena saya baru bisa larut ke dalam cerita setelah melewati lima bab. Ada yang begitu jugakah? *cari temen*

Setelah akhirnya saya bisa "masuk" ke dalam cerita. Saya cukup menikmati. Tapiiii...ternyata saya menemukan beberapa hal yang janggal. Oke, mungkin ini saya saja yang riwil. Entah pembaca yang lain menyadari juga atau tidak. Berikut kejanggalan-kejanggalan yang saya temukan dan ingin saya tanyakan kepada penulis. *kalau penulisnya baca* *tapi pasti baca soalnya saya berniat berbagi link tulisan ini ke penulisnya :p*

1. Mengenai latar waktu di halaman 85-88
Di halaman 85 disebutkan saat Edyta menelepon dan mengajak pergi Syiana adalah sabtu pagi. Tapi ketika saya baca di halaman 88 malah jadi minggu siang. Dan waktu minggu siang ini diperkuat pada halaman 105. Jadi, sebenarnya pas Syiana pergi shopping sama Edyta itu waktunya hari sabtu atau minggu???
2. Mengenai Juanita Carmelia
Juanita si pacarnya Riza, vokalis Dejavu band. Nah, awal Syiana melihat Juanita (hal 176) bilangnya masih kuliah, tapi selanjutnya (hal 183) bilang masih SMA. Hayoooo...mana yang bener?
3. Mengenai tinggi Syiana dan Fedrian
Saat Syiana bertemu dengan Fedrian di dekat tempat sampah, Syiana dideskripsikan hanya sebatas dagu Fedrian (hal 75). Di lain kesempatan (hal 194), Syiana digambarkan hampir satu kepala lebih pendek dari Fedrian padahal Syiana memakai high heels. Saya sih membayangkannya tidak sependek itu. Kalau Syiana pakai high heels akan setinggi telinga Fedrian, iya nggak sih?
4. Mengenai kebiasaan minum darjeeling tea
Di halaman 367, disebutkan bahwa pembantunya Syiana membuatkan darjeeling tea, minuman yang selalu menemani Syiana saat hujan. Tapi anehnya, di halaman 365, Syiana sedang mengonsumsi secangkir cokelat hangat padahal bisa dibilang adegan tersebut satu frame lho. Apa tidak lebih baik kalau dari awal Syiana sudah meminum darjeeling tea?

Selain kejanggalan adegan seperti yang saya bahas di atas, ada lagi kekurangan dari novel ini. Yaitu typo yang banyak bertebaran. Heeeehhhh. Nggak ngerti deh ya sama novel-novel Gagas Media ini, kayaknya jarang banget ada yang typo-nya di bawah 5. -____- Ya udahlah ya, wes biasa. Mau saya bahas di sini mana aja yang typo nanti malah panjang banget lagi.

Apalagi ya kekurangannya???..... Oh iya, di beberapa dialog, yang saya rasa sih agak terlalu kaku. Saya lupa bagian mana aja, yang saya ingat pas Ian disuruh main gitar di acara televisi. Dia bilang "Dan ingatin gue juga..." Bukannya lebih enak kalo diganti jadi "ingetin" ya?

Cukup kali ya bahas tentang minus-nya buku ini. Sekarang bahas yang bagus-bagusnya. 

Seperti yang saya bilang sebelumnya, ini pertama kali saya baca karya penulis. Saya membeli buku ini karena mendapat rekomendasi bahwa karya mbak Nina ini layak untuk dibaca. Dan ternyata benar. Perkenalan yang bagus saya rasa. Karena saya langsung jatuh cinta sama karya beliau. Apa yang bisa bikin saya jatuh cinta?

Pertama, mbak Nina sukses membuat saya dan pembaca lainnya delusional dengan tokoh Fedrian. Bukan begitu teman-teman? *sodorin mic* Selama ini, hanya satu penulis Gagas yang bisa bikin saya delusional dengan tokoh-tokohnya, yaitu bang Christian Simamora. Nah, begitu saya menemukan penulis lain yang bisa berbuat demikian juga, saya senang. Itu artinya penulis mampu mengambil hati saya melalui tokoh ciptaannya.

Kedua, di buku-buku Gagas yang telah saya baca, saya jarang menemukan tokoh utama yang karakternya kuat. Di buku ini saya menemukan hal itu. Salah satu buktinya adalah tokoh Fedrian. Kalau karakter dia nggak kuat, saya tentu tidak akan delusional. Selain itu, tokoh utamanya (Fedrian dan Syiana), tokoh sampingannya buat sangat kuat karakternya. Contohnya saja Edyta yang drama queen, Aulia yang baik hati dan siap menolong Syiana, atau cerewetnya mami Edyta dan mamanya Fedrian.

Ketiga, meski dari awal saya tahu bahwa akan banyak quote bertebaran di dalamnya (saya membaca banyak quote yang dibagikan melalui akun twitter penulis dan penerbit), saya tidak merasa penulis berusaha untuk menjejalkan tiap quote tersebut. Semuanya terasa pas dan tidak dipaksakan. Bagian yang paling saya suka adalah speech-nya papi Edyta dan lagu ciptaan Fedrian. Oh iya, awalnya saya agak malas untuk membaca buku ini. Mengingat quote yang sebelumnya saya baca kental dengan aroma galau. Iya, saya paling malas membaca buku jika yang ditonjolkan hanya sisi galaunya saja. Tapi ternyata setelah dibaca, buku ini mah nggak galau-galau amat. Paslah semua emosinya. Mulai dari senang sampai sedih, dari cengar-cengir dan ketawa-ketiwi sampai terharu. 

Keempat, saya SUKA SEKALI dengan cover-nya! Jarang banget ada novel Gagas yang cover-nya seperti buku ini, yang sangat unisex. Yup, karena saya merasa kebanyakan cover buku-buku Gagas itu feminin dan too sweet. Kan kasihan para lelaki yang ingin membaca buku di tempat umum. Walaupun pada awalnya saya mengira si Fedrian ini drummer, soalnya di cover ada tanda love di drum. Eh ternyata salah. Hihihihi

Kalau boleh saya membandingkan buku ini dengan The Devil in Black Jeans (aliaZalea) yang tokoh utama prianya seorang anak band, saya lebih menyukai buku ini. Dari segi karakter dan membuat delusional, Fedrian lebih kuat. Dan dari segi cover, buku ini lebih baik dan entah kenapa setiap kali memandang cover Restart saya merasa bahwa cover ini cocok untuk The Devil in Black Jeans.

Widiiiih, udah panjang aja ya resensinya. Oke deh, dicukupkan sekian saja. Intinya saya suka dengan buku ini. Dan senang karena perkenalan saya dengan tulisan mbak Nina sangat berkesan. Saya kasih 4 bintang untuk buku ini. Kenapa tidak 5 bintang? Sengaja, biar mbak Nina membuat tulisan yang lebih bagus lagi, yang bisa bikin saya lebih delusional XD #kemudiandikeprukmbakNina #berlindungdibalikFedrian

3 komentar:

  1. Kayaknya kalo hanun udah kasih 4 bintang, rekomended banget deh buat dibeli :D

    BalasHapus
  2. iya, recommended buat yang seleranya sama kayak aku :)

    BalasHapus
  3. iya, banyak yg bilang novel ini bagus, makanya saya tertarik buat beli, dan saya sudah pesan online...moga sesuai harapan, thanks

    BalasHapus