Kamis, 01 November 2012

Kamu Pilih yang Mana?

Pernah dengar atau baca quote yang bunyinya kira-kira seperti ini "let me die one day before you, that way I'll never have to live a day without you". Kalimat tersebut dapat diartikan bahwa kita lebih baik meninggal lebih dulu dari pasangan sehingga kita tidak harus hidup tanpa pasangan. Mungkin banyak yang setuju dengan quote tersebut. Mungkin juga banyak yang mengatakan bahwa quote tersebut sweet. Buat saya quote tersebut malah tidak masuk akal. Memang hidup tidak akan sama lagi ketika kita ditinggal oleh orang yang kita sayang. Tapi ingat-ingatlah, sebelum bertemu mereka toh kenyataannya kamu mampu hidup seorang diri.

Kalau kalian sudah baca buku Please Look After Mom atau Ibu Tercinta karya Kyung Sook Shin, pasti kalian semakin tidak setuju dengan quote di atas. Dalam buku Please Look After Mom, sosok sang Ibu berkata pada suaminya "Kumohon, jangan hidup lebih lama daripada aku". Apakah maksudnya si Ibu berniat jahat dan ingin suaminya mati secepatnya? Tidak. Bukan itu maksudnya. Tetapi maksud dari sang Ibu adalah jika suaminya pergi lebih dulu itu tak menjadi masalah karena dia bisa tinggal dengan salah satu anaknya. Dan yang lebih menarik lagi dari maksud perkataan si Ibu adalah dia ingin hidup lebih lama dari suaminya agar ia bisa menyiapkan pemakaman yang layak untuk sang suami. See, tindakan tersebut jauh lebih manis. Tetap memberikan yang terbaik untuk pasangannya meskipun itu tentang kematiannya.

Jadi, sekarang mana yang kamu pilih? Meninggal lebih dulu agar tidak ada satu hari pun yang kamu lalui tanpa pasanganmu? Atau hidup lebih lama agar bisa memberikan yang terbaik bagi pasanganmu bahkan untuk mengurus kematiannya sekali pun?

Rabu, 31 Oktober 2012

Oktober ke Dua Puluh Dua

Setahun berlalu setelah saya membuat tulisan ini. Dalam tulisan itu, harapan saya tidak muluk-muluk, hanya ingin merasakan Oktober lagi yang lebih indah dan lebih baik dari sebelumnya. Apakah harapan saya terwujud? Jawabannya iya. Oktober kali ini adalah Oktober terindah dan terbaik selama dua puluh dua tahun saya hidup. *mbrebes mili*


Dan sekarang saya bingung mau memulai cerita dari mana.


Oke. Baiklah. Mulai dari ulang tahun. Alhamdulillah, tahun ini saya menginjak usia ke dua puluh dua. Usia yang cukup dewasa, meski saya belum mampu bertindak dewasa sebagaimana mestinya. Beberapa bulan sebelum saya ulang tahun, saya memilih untuk tidak mempublikasikan tanggal ulang tahun saya di situs jejaring Facebook. Ada dua alasan mengapa saya melakukan hal tersebut. Pertama, saya ingin merayakan dan menikmati momen tersebut seorang diri karena saya malu sama orang lain. Saya malu karena di usia saya yang sekarang ini saya belum menjadi dan mencapai 'apa-apa'. Meski saya tahu, ada sebait doa yang terselip dalam ucapan selamat dari mereka, yang mungkin saja doa tersebut membantu dalam mewujudkan saya menjadi 'apa-apa'. Tapi saya tetap merasa itu terlalu meriah. Alasan kedua, saya ingin mengetahui siapa saja orang yang membiarkan saya hidup dalam ingatan mereka. Jaman sekarang ini, kita tidak bisa tidak untuk mengecek situs jejaring sosial. Dan saat membuka halaman pertama Facebook, kita akan diberitahu siapa saja teman kita yang berulang tahun. Untuk kali ini saya tidak ingin diingin karena Facebook. Saya ingin mengetahui siapa yang benar-benar mengingat hari spesial saya. Ternyata hanya segelintir orang saja ;). Meski demikian, saya tetap merasa spesial karena mendapat kejutan dari 'kembaran' saya. Terharu hura. :").

Selain ulang tahun, ada lagi momen yang membuat saya bahagia bulan ini. Masih ingat dengan tulisan saya yang ini? Akhirnya saya bisa memberikan kado terindah bagi diri saya sendiri dan keluarga saya. Pada mulanya saya ragu dan cemas apakah saya bisa melewati dan mengakhiri apa yang sudah saya mulai empat tahun lalu dengan baik. Alhamdulillah, berkat usaha, dukungan dan doa (pribadi, orang tua, keluarga, dan semuanya yang mendoakan) akhirnya saya sampai juga di garis finish. Ini memang bukan akhir dari segalanya, justru ini adalah awal untuk langkah saya selanjutnya. Namun bagi saya, ini tetaplah garis finish dari 'perlombaan' yang saya jalani selama 4 tahun. Terlalu panjang jika saya jabarkan kronologinya. Tetapi saya punya satu kalimat yang bisa mewakili kejadian ini. "If you really want something and you work hard for it, the universe will conspire to achieve your dream." *sungkem sama opa Paulo Coelho*

Dan terakhir, lagi-lagi saya mengucap syukur alhamdulillah atas rejeki yang diberikan Tuhan kepada keluarga saya sehingga kami bisa merasakan sesuatu yang baru yang selama ini kami inginkan.

Semoga akan ada Oktober-Oktober lain yang lebih indah dan lebih baik lagi dari Oktober yang kedua puluh dua ini. :")

Jumat, 05 Oktober 2012

Menuju Dua Puluh Dua


Foto di atas saya ambil tadi siang.Iya, tanggal dua puluh dua bulan ini akan diadakan sidang skripsi untuk jurusan saya. Setiap kali teringat itu, rasa optimis dan pesimis berlomba. Kadang optimis yang berada di urutan depan. Tak jarang pesimis pun menyusulnya. Saya berharap semoga optimis yang jadi juaranya. Bukan hanya itu, saya pun ikut berlomba dengan waktu. Rasanya ingin membungkus waktu kemudian memasukkannya ke freezer kulkas. Biar ia mati membeku untuk sejenak. Sungguh tidak mudah berlarian mengejar waktu di saat optimis dan pesimis terus mengikuti. *menghela napas*

Dua puluh dua. Selain tanggal 'kramat' itu, beberapa hari lagi juga saya akan memasuki usia ke dua puluh dua. Entah ada konspirasi apa di balik angka dua puluh dua, mungkin alam yang sudah mengaturnya. Semoga saya bisa meraih tanggal dua puluh dua dan menjadikannya sebagai kado terindah di usia saya yang kedua puluh dua ini.

Sekarang saya hanya bisa usaha dan berdoa. Tapi sebanyak apapun doa yang terucap, rasanya saya masih merasa belum cukup. Bagi yang membaca tulisan ini, saya mohon kesediaannya untuk menyelipkan saya dalam doa-doa anda. Terima kasih.

Kamis, 27 September 2012

[Resensi] I Ordered My Wife from the Universe



Judul: I Ordered My Wife from the Universe

Penulis: Stanley Dirga[radja

Tebal: 328 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Harga: Rp. 45.000,-










Teguh Pradana patah hati karena Tantri, kekasih yang sangat dicintainya ternyata berkhianat. Tantri adalah gadis pertama yang dicintai Teguh dengan serius dan sungguh-sungguh. Selama dua tahun mereka bersama, Teguh selalu memberikan apa yang Tantri mau. Selain itu, selama itu pula Teguh membatin bahwa ia tidak pantas untuk Tantri. Teguh merasa dengan berat tubuhnya yang tidak ideal (gemuk) tidak pantas bersanding dengan Tantri yang cantik. Akhirnya apa yang menjadi kecemasan Teguh terjadi juga. Semesta mendengar apa yang berbisik dari batinnya.

Dilihat dari deskripsinya, kayaknya sosok Teguh ini bukan tipe orang yang gemuk-gemuk banget deh. Mungkin lebih ke tinggi besar gitu kali ya. Sosok Teguh ini juga terlihat banget sebagai cowok metroseksual, dapat terlihat dari betapa 'banci' fashion-nya dia bahkan untuk urusan fashion perempuan sekali pun. Ditambah lagi banyaknya benda-benda bermerek yang menempel pada kesehariannya. Agak too much sih menurut saya.



Rabu, 26 September 2012

Bait-Bait Malam

Akhir Agustus lalu, saya mengikuti akun @klubbuku di sosial media Twitter. Sudah lama saya mengetahui akun ini, tapi baru kali itu saya tergerak untuk mengikutinya. Kalau mau tahu lebih jelas tentang akun ini silahkan follow @klubbuku atau intip di sini.

Alasan saya follow @klubbuku adalah karena tertarik dengan salah dua programnya yaitu #bait2malam yang diadakan pada pukul 22.00-23.00 dan #puisisenja yang setiap harinya berlangsung pukul 17.00-18.00. Dan kabar baik lagi, karena bertambah dengan #sajakfajar pada pukul 05.00-06.00. Program-program tersebut lumayan untuk melatih dan menyalurkan kemampuan iseng saya yang suka merangkai kata.

Bagus atau tidak kalimat saya, biar mereka yang baca saja yang menilai. Tapi rasanya senang sekali jika ada segilintir orang yang me-retweet dan bahkan menambahkannya dalam kolom favorit mereka. :)

Selasa, 25 September 2012

[Resensi] Dark Love

Judul: dark Love

Penulis: Ken Terate

Tebal: 248 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Harga: Rp. 40.000,-

Rating: 5 of 5 stars









Sudah lama saya tidak membaca teenlit. Terakhir kali teenlit yang saya baca adalah Jingga dalam Elegi karya Esti Kinasih, yang mana itu sekitar satu tahun yang lalu. Selain lagi suka baca metropop, rasanya kok agak malu ya baca teenlit, merasa nggak cocok aja gitu sama umur. Padahal kan banyak kisah remaja yang memang bagus untuk dibaca, terlepas kita masih atau sudah tidak dalam fase tersebut.

Kali ini saya ingin mengulas tentang novel teenlit berjudul Dark Love karya Ken Terate. Hmm.. siapa sih yang nggak kenal seorang Ken Terate? Karyanya sudah banyak di pasaran. Jadi bagi penggemar buku pasti sudah tidak asing dengan namanya. Tapi sayangnya, ini kali pertama saya baca buku yang ditulis olehnya *facepalm*. Ya sudahlah ya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan? *mencari pembenaran*

Oke, langsung aja.

Selasa, 18 September 2012

Doa-Doamu

Aku melangkah di atas doa-doa ibu dan bapak
Oleh karenanya, aku harus berhati-hati
Agar tak hancurkan semua itu

Aku terangkat berkat doa-doa ibu dan bapak
Oleh karenanya, aku berterima kasih
Apalah aku tanpa doa dan restumu


Aku selamat pun karena doa-doa ibu dan bapak
Karena doamu, para malaikat berbaris untuk menjagaku
Dan aku tahu, selalu ada aku dalam tiap bait doamu, Ibu Bapak
Begitu pun kalian yang tak luput ku ucap saat berbincang dengan Tuhan

Terlalu Baik

Saya tidak mengerti jika ada seseorang yang memutuskan pacarnya dengan alasan “Kamu terlalu baik untuk aku”. Alasan yang tidak masuk akal sekaligus cemen! Kalau memang pasangannya terlalu baik, mengapa dia tak berusaha untuk melebihi kebaikan pasangannya itu? Mengapa dia menyerah saja dan menjadikan dirinya tidak lebih baik dari pasangannya? Ahhh…ya sudahlah. Terserah.

Tapi jika kamu memutuskanku dengan alasan seperti itu, ingat-ingat saja bahwa di kemudian hari kamu akan menyesal karena telah melepas “yang terlalu baik” yang pernah kamu miliki di masa lampau.

Cinta Itu Buta. Cinta Buta Itu...

Sering kali kau menutup mata, telinga dan hati dari berita buruk yang berkaitan dengan orang yang kau sayang. Sering kali kau tidak ingin menyakini bahwa berita buruk itu adalah benar adanya. Sering kali kau mengelak karena percaya bahwa orang yang kau kasihi tidak seperti apa yang mereka bicarakan. Sering kali kau berdalih untuk mempercayai orang tersayang dari pada kabar burung di luar. Tapi sering kali berita itu adalah benar fakta. Namun sering kali, kabar itu bukan sekadar isapan jempol belaka. Walaupun sering kali kau mengakui kebenaran itu, kau masih saja menutup mata, telinga dan hati. Jika sudah begini, adakah benarnya cinta itu buta?

Karena cinta buta itu adalah saat kau menutup matamu, menulikan telingamu, dan mengunci pintu hatimu dari kebenaran yang ada.

Jumat, 07 September 2012

Aksara dan Ganita

Kepada lelaki yang akan menjadi suamiku nanti...
Meski sampai saat ini aku belum mengetahui sosokmu, itu tak mengapa. Mungkin saja kamu adalah salah satu dari sekian orang yang membaca tulisanku ini. Tidak ada yang tak mungkin, kan? Oleh karenanya, aku ingin berbagi sedikit tentang rencana hidupku saat bersamamu.

Kepada engkau, ayah dari anak-anakku nanti...
Aku sudah menemukan nama yang indah untuk anak-anak kita. Bermula dari keisenganku menjelajah situs tentang daftar nama bayi dari bahasa sanskrit. Aku menemukan nama Aksara dan Ganita. Aksara yang berarti tak pernah berubah, kekal dan abadi, ini nama yang akan kuberikan untuk anak lelaki kita. Kelak ia akan dipanggil Aksa. Untuk anak perempuan kita, aku memilihkannya nama Ganita yang berarti bernomor atau matematika. Ssstt,,, sebenarnya Ganita adalah nama untuk laki-laki, tapi entah mengapa itu terdengar terlalu feminin, makanya aku pilih saja untuk anak perempuan kita nanti. Kamu nggak marah, kan?

Kamu tahu mengapa aku memilih nama-nama itu? Alasanku sederhana saja. Aku ingin anak-anakku tahu bahwa namanya adalah tentang sekelumit hidup bundanya. Aku ingin Ganita tahu bahwa bundanya adalah seseorang yang kuliah di jurusan pendidikan matematika. Itulah alasan mengapa aku memberimu nama Ganita, wahai putri kecilku. Aku juga ingin Aksara tahu bahwa bundanya ini adalah seseorang yang menyukai aksara, suka membaca susunan aksara dan tak jarang menyusun aksara demi aksara agar menjadi kalimat yang indah. Semoga kamu paham mengapa bunda memilihkan Aksara sebagai namamu, oh pangeran kecilku.

Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa aku hanya memberikan satu kata saja untuk nama anak-anak kita. Sayang, aku tidak ingin egois. Kamu juga punya andil dalam memilihkan nama untuk mereka. Aku ingin kamu mencari dan memilihkan nama lain yang pantas bersanding dengan nama Aksara dan Ganita. Dengan begitu, kedua anak kita nanti tahu bahwa nama mereka adalah pilihan dari ayah bundanya. Maka, jika kamu membaca tulisan ini, kamu sudah boleh mencari nama apa yang tepat untuk berdiri di sebelah nama Aksara dan Ganita. :)

Dan untuk anak-anakku, Aksara dan Ganita...
Bila suatu hari kalian membaca tulisan ini, kalian akan mengetahui bahwa tepat hari ini Bunda memilihkan nama kalian.

Rabu, 05 September 2012

Perihal Menangis

Lelaki sangat jarang menangis. Entah karena gengsi. Entah karena takut dikatakan cengeng. Atau mungkin cara lelaki menangis berbeda dengan perempuan. Mungkin saat lelaki menangis bukan matanya yang mengeluarkan cairan kesedihan, tetapi hatinya yang merintih kesakitan. Entahlah. Aku pun tak mengerti. Tetapi sepertinya tidak apa jika seorang lelaki menangis. Ada beberapa alasan yang dapat dimaklumi.

Jadi sayang, kamu yang akan menjadi milikku suatu hari nanti, jangan pernah malu untuk menangis di hadapanku. Karena saat kamu menangis, kamu telah membuka topengmu. Karena saat aku melihatmu menangis, aku mampu melihat kamu yang sebenarnya. Karena saat kamu menangis, itu tidak menandakan kamu lemah, justru sebaliknya. Karena saat kamu menangis, kamu menjadi kuat. Karena menangis pun bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Karena saat kamu menangis di hadapanku, itu artinya kamu percayakan aku untuk melihat hatimu yang paling dalam. Karena saat kamu menangis di hadapanku, itu artinya aku adalah yang terpilih, yang beruntung. Karena tak mungkin kan kamu menangis di sembarang orang.

Mungkin aku terdengar jahat, ingin melihatmu menangis. Tapi jika kamu benar-benar ingin, menangislah. Karena aku akan menghapus air matamu dengan jejariku seperti yang selalu kamu lakukan jika aku menangis. Karena akan kurebahkan kepalamu di bahuku, seperti yang selama ini kamu perbuat kepadaku.

Dan yang terakhir. Karena saat kamu menangis, rasa-rasanya kamu terlihat sedikit lebih seksi ;)

Sabtu, 01 September 2012

Neraca Waktu

Errr...sebenarnya saya bingung mau memberikan judul apa untuk entri ini. Akhirnya saya memilih dua kata tersebut, meski pun aneh, harap dimaklumi saja ya.

Sebenarnya entri kali ini saya ingin membahas dua benda yang beberapa bulan ini saya benci. Apakah dua benda tersebut? Jawabannya adalah timbangan dan jam. Oke, ijinkan saya memberikan definisi tentang dua benda tadi. Mungkin itu dapat membantu anda untuk mengerti maksud saya.

Timbangan: kb alat untuk menimbang/mengukur berat. Di mana saat saya berada di atasnya sering kali jarumnya bergerak ke arah kiri dengan cepat dan bergerak ke arah kanan dengan lambat.
Jam: kb alat pengukur waktu. Di mana jarumnya selalu berputar, hal itu menandakan bahwa saat saya berhenti namun waktu tidak. Waktu tak pernah peduli seberapa lama saya berhenti. Ia terus bergerak dan membuat saya bertambah tua sedangkan saya belum juga melakukan apa-apa.

Nah, dari definisi di atas apakah kalian sekarang bisa mengerti maksud saya? Apa, belum? Ah, sudahlah. Pada akhirnya saya menulis ini bukan karena ingin dimengerti. Saya hanya ingin menulis. Itu saja. :)

Minggu, 26 Agustus 2012

Nonton Bareng Pre-screening Perahu Kertas

 Jadi, ceritanya begini teman-teman, sebagai penggemar buku Perahu Kertas dan fansnya mbak Dee, saya sudah menantikan film Perahu Kertas dari awal saya mengetahui bahwa bukunya akan diadaptasi ke dalam bentuk film. Nah, begitu filmnya mau tayang, saya udah mulai excited. Tadinya berniat untuk ikutan kuis yang berhadiahkan tiket gala premiere. Tapiii...berhubung saya buta peta Jakarta dan sepertinya kemungkinan kecil akan berangkat ke Jakarta, jadi saya mengurungkan niat untuk berpartisipasi. Kan kalau menang dan nggak bisa datang lebih nelangsa daripada kalah. Iya, kan? *cari pembelaan*

Tapi ternyata ada acara nonton bareng yang diadakan di Cihampelas Walk. Wuiiih, cocok bener ya. Maka saya pun memasang radar setinggi mungkin untuk mendapatkan tiket gratis. Berbagai kuis di twitter, baik yang diadakan @bentangpustaka ataupun @perahukertas belum memberikan hasil yang baik. Harapan saya satu-satunya adalah kuis yang diadakan oleh anggota Goodreads wilayah Bandung. Doa sebanyak mungkin saya ucapkan. Terdengar berlebihan mungkin, tapi itulah adanya. Karena saya memang nggak sabar untuk nonton film Perahu kertas ini. And....voilaaa. I got the ticket. Sempat bingung juga sih, secara saya nggak kenal anggota Goodreads wilayah Bandung. Malah jadi kepikiran nanti pas kumpul gimana ya, bakalan jadi awkward moment nggak ya. Sepertinya Neptunus mengetahui kebingungan saya, maka dikirimkanlah saya seorang rekan agen yang sudah tidak asing lagi. Ya, pagi itu saat saya hendak berangkat menuju Ciwalk, saya mendapat kabar dari mbak Indri (yang menyelenggarakan kuis) bahwa ada satu tiket nganggur karrena orang yang berhak mendapatkan tiket tersebut tidak bisa hadir. Langsung saja saya menghubungi "kembaran", Restu, yang disambut dengan suka cita olehnya.

Well, sebelum acara nontonnya dimulai kita kenalan sama anggota yang lain dan tentu saja yang tidak boleh ketinggalan yaitu foto-foto!

Untuk review filmnya sendiri mungkin akan sedikit spoiler. Mohon di maapken :)

Rabu, 08 Agustus 2012

Surat Cinta untuk Rahne Putri & Zarry Hendrik


Dear Rahne,
Aku sudah tahu keberadaanmu sejak lama, namun aku baru berani berkenalan denganmu hari itu. Hari di mana aku menyusuri satu per satu rak di toko buku dan kemudian menemukan bukumu. Lalu aku pergi ke salah satu sudut, duduk menggelosor begitu saja. Niatku hanya ingin mengintip sedikit sajakmu. Kubuka lembar demi lembar. Di halaman kedua puluh dua aku tehenti sejenak. Membaca puluhan huruf yang kau beri judul Bangun. Bidang. Hati. Aku terpukau. Katamu sungguh memukau. Begitu iri aku membaca tulisanmu. Bahkan aku yang selama 4 tahun erat berhubungan dengan matematika, rasanya tak mampu menyusun larik seindah itu. Ah, dasar kau si kelinci cerdik.

Aku berpindah ke halaman berikutnya. Dan kembali terhenti di halaman kedua puluh enam. Aku terpana. Duetmu bersama Zarry sungguh mempesona. Kata-katamu dan kata-katanya seolah sedang bercinta dengan gairah. Meliuk-liuk begitu indah. Setelah selesai, rasa-rasanya aku pun ikut orgasme bersama kalian. Lemas. Seperti terhempas dari langit. Kemudian mendarat di atas lembutnya awan.

Aku terus membaca dan membaca. Tanpa merasa khawatir penjaga toko akan mengusirku karena membaca tanpa berniat untuk membeli. Setibanya di lembar terakhir, aku sedikit mengerti tentang apa yang mereka sebut dengan multi orgasme.

Selasa, 07 Agustus 2012

Ini Tanganku

Ini tanganku yang kau genggam. Ukuran jariku diciptakan sedemikian 
pasnya oleh Tuhan agar dapat mengisi sela jemarimu. Rapat. Tanpa
celah.


Ini tanganku yang sigap menggandengmu saat menyebrang.


Ini tanganku dengan jari telunjuk yg tersimpul ringan dengan punyamu.
Lalu  kau ayun perlahan. Begitulah caramu menggenggamku saat kita

jalan bersisian.

Ini tanganku yang akan mendekapmu. Mengaliri rasa hangat pada tubuhmu.


Ini tanganku yang akan menghapus air matamu. Meski tak akan sekalipun

aku membiarkannya terjatuh dari mata indahmu.

Ini tanganku yang menyelipkan selingkar cincin di jari

manismu saat aku memintamu untuk bersedia menghabiskan sisa hidupmu
bersamaku.


Ini tanganku yang punggung telapaknya kau ciumi setiap pagi, Sebelum aku

berangkat mengais rejeki.

Ini tanganku yang kau peluk erat. "Tak bisa tidur jika tidak memeluk

lenganmu", itu katamu.

Ini tanganku yang kemudian menjadi bantalmu. Sementara kau terlelap di

atasnya. Nyenyak seperti bayi mungil. Tak apalah meski harus
menahan kesemutan. Demi bisa melihat wajahmu yang serupa bidadari.


Ini tanganku yang akan menuntunmu agar kau tak kehilangan arah.


Ini tanganku yang bisa kau genggam, kau peluk, kau pegang, kau dekap.

semaumu. Sesukamu.

Ini tanganku yang akan selalu menggenggammu meski nanti rambut mulai

memutih, kulit mengerut dan tubuh kita menguarkan aroma minyak
angin.


Ini tanganku. Hanya untukmu.

Jumat, 03 Agustus 2012

3 + 4

Aku masih ingat percakapan dalam perjalanan pulang sore itu. Di mobil kamu, saat terjebak macet.

"Menurut aku 3 tambah 4 itu tidak sama dengan tujuh", kataku membuka percakapan.

Keningmu mengerut. Heran dan tidak bisa menebak ke mana arah pembicaraanku yang tiba-tiba itu.

"Lalu harusnya berapa?", tanyamu.

"3 ditambah 4 itu seharusnya hasilnya 5", aku menjawab sambil tersenyum simpul penuh makna.

Kerut di keningnya semakin bertambah. "Kok bisa gitu?"

Aku pun memberi penjelasan.

"Iya, 3 ditambah 4 itu hasilnya lima. Sama kayak AKU ditambah KAMU hasilnya CINTA. See?". Aku mengedipkan mata padanya.

Dia pun tertawa. "Halah, kamu tuh malah gombal. Udah gombal salah lagi".

"Hah, salah apanya?", aku bertanya tidak mengerti.

"Yang bener itu, 3 ditambah 4 hasilnya ya 4. Sama kayak AKU ditambah Kamu hasilnya KITA".

Dan aku tercengang mendengar ucapanmu. Kemudian aku tertawa. Kau pun tertawa.

Kamis, 02 Agustus 2012

Di Keheningan Malam


Insomnia. Penyakit susah tidur di malam hari ini sedang saya alami. Awalnya saya sebal karena saat badan meminta jatahnya untuk beristirahat tapi mata enggan untuk memejam. Namun menggerutu pun tiada guna. Sampai akhirnya saya malah menikmati ini. Tengah malam yang hening dan sunyi mampu membuat saya melakukan banyak hal.

Di keheningan malam saya berintrospeksi atas apa yang telah dilakukan selama satu hari.
Di keheningan malam saya mampu berpikir jernih.
Di keheningan malam adalah waktu favorit saya karena biasanya ide datang menghampiri.
Di keheningan malam saya bisa bermain-main dengan dia yang disebut imajinasi.
Di keheningan malam saya menyusun satu per satu kotak mimpi yang berserakan.
Di keheningan malam saya mensyukuri apa yang telah saya miliki.
Di keheningan malam saya menghadap Tuhan, bersujud lebih lama, mengucap doa lebih panjang dari biasanya, dan sepenuhnya berserah diri.

Rabu, 01 Agustus 2012

Syarat Jatuh Cinta

Aku jatuh cinta sama kamu karena kamu mampu membuatku merindu
Aku jatuh cinta sama kamu karena kamu bukan dia
Aku jatuh cinta sama kamu karena kamu adalah tempatku berpulang
Aku jatuh cinta sama kamu karena hatiku berhenti di kamu
Aku jatuh cinta sama kamu karena kamu adalah candu yang membuatku merindu
Aku jatuh cinta sama kamu karena hanya kamu yang ada di peta masa depanku
Aku jatuh cinta sama kamu karena aku telah tenggelam dalam tatapmu yang tajam

Katanya cinta tak butuh alasan. Tapi jika kita mau menelaah, akan ditemukan serentetan alasan mengapa kamu mencintai seseorang.



-kumpulan tweet yang saya buat dengan hashtag #syaratjatuhcinta yang diadakan oleh @gagasmedia pada tanggal 14 Juli 2012

Selasa, 03 Juli 2012

Cinta Selalu Menunggu



Bulan kesebelas, test pack kesebelas  bertanda negatif. Bayu yang berdiri di sampingku langsung memelukku.  Kubenamkan wajah di dadanya. Dari awal kami tidak menggunakan kontrasepsi karena tidak ingin menunda anak. Kata obgyn, kesuburan kami juga baik. Lantas mengapa aku belum hamil juga?

Suara Bayu menginterupsi pikiranku.

“Hidup berdua denganmu  sempurna, anak akan melengkapinya. Kita berusaha, Tuhan menentukan. Seandainya kita ditakdirkan untuk berdua saja, aku tetap cinta kamu”, ujarnya.

Aku menatapnya, “I remember when you said that life is like an orange, bittersweet. Saat ini kita sedang mendapat jeruk yang asam.”

Ia mengangguk.

I heart you.”

Then he’s kissing me softly.

Selasa, 29 Mei 2012

Giving is Receiving


Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan ini, saya ingin mengkonfirmasi bahwa saya membuat tulisan ini bukan bermaksud untuk sombong ataupun riya. Niat saya menulis ini adalah murni ingin berbagi pengalaman yang telah saya rasakan manfaatnya dan insya Allah akan bermanfaat untuk anda juga.

Oke, kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya yang berkaitan dengan sedekah. Dapat dibilang tema tulisan ini adalah "The Power of Sedekah" atau "The Power of Giving".

Ceritanya bermula saat bulan Oktober tahun lalu. Saya 'mengenal' seorang pemuda yang tidak hanya ganteng tapi juga pintar dan sudah menerbitkan sebuah buku berjudul Notes From Qatar. His name is Muhammad Assad, saya biasanya (sok akrab) memanggil dia dengan sebutan kak Assad. Nah, buku Notes From Qatar ini sesuai judulnya bercerita tentang catatan perjalanan/kehidupan kak Assad selama di Qatar yang ditulis di blognya untuk kemudian dibukukan. FYI, kak Assad dapat beasiswa S2 di Qatar. Isi bukunya apa? Temukan jawabannya dengan membaca buku tersebut. Mungkin lain kali saya juga akan membahasnya di blog ini. Tapi satu yang menarik perhatian saya yaitu betapa hebatnya kekuatan bersedekah. Hal ini sudah dialami oleh kak Assad berkali-kali (bisa dibaca kisahnya dalam buku NFQ).

Kira-kira sebulan setelah saya menamatkan buku NFQ, ada lomba menulis yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dalam lomba tersebut perserta diharuskan menuliskan kisah bersama ibu tercinta. Karena saya gemar menulis sesuatu yang mungkin tidak penting, saya berniat mengikuti perlombaan ini. Selain itu, saya ingin menguji kemampuan menulis yang saya miliki, secara lomba ini diadakan oleh penerbit sebesar GPU pasti tim penilainya pun adalah orang-orang yang memiliki kriteria tinggi untuk memilih sebuah tulisan layak menjadi pemenang atau tidak. Maka pada tanggal 21 November 2011 saya berhasil membuat tulisan dengan judul 50 Ucapan Terima Kasih untuk Ibu.

Layaknya peserta yang menginginkan menjadi pemenang dalam sebuah perlombaan, demikian pula yang terjadi dengan saya.  Saya ingin sekali menjadi salah satu dari 20 pemenang yang terpilih. Setiap selesai shalat, saya berdoa lebih lama dan lebih bersungguh-sungguh daripada biasanya. Dan suatu ketika, saya teringat akan jurus bersedekah yang sering dilakukan oleh kak Assad. Namun, pada awalnya saya masih ragu, kok ya mau sedekah pakai pamrih segala? Saya pun bertanya pada kak Assad melalui twitter untuk meyakinkan diri, dan balasan kak Assad pun menenangkan saya bahwa tidak apa-apa bersedekah dengan niat untuk memenangkan suatu perlombaan. Malah kak Assad juga ikut mendoakan semoga saya menang :p


Kamis, 10 Mei 2012

8 Mei 2012

Semalam tadi saya menangis. Entah berapa lama, karena di tengah tangisan, saya sudah terlelap. Yang jelas pagi ini saya terbangun dengan mata bengkak. Mata saya yang memang sudah besar terlihat tambah besar lagi. Perlu waktu 5 menit untuk mengompresnya dengan air dingin agar kembali tampak seperti biasa.

Malam itu saya sedang teringat seseorang. Sudah lama tidak bertemu. Mungkin karena terlalu lelah merindu, saya tak mampu menahannya. Akhirnya saya menangis. Memang tidak mengurangi dan mengubah keadaan, tapi setidaknya mampu mengosongkan dada yang tadinya terasa sesak.

Saya ingat orang itu dengan baik. Tubuhnya yang dulu bisa dikategorikan gemuk, setahun belakangan ini tampak mengecil. Entah karena digerogoti oleh penyakit Diabetes Mellitus yang dideritanya. Atau karena ia tak kuat harus hidup terpisah dengan dua orang yang ia sayangi. Selain itu, kulit tubuhnya tak sekencang dulu. Terlihat banyak kerutan, apalagi di sekitar mata. Itu menandakan usianya yang sudah tak muda lagi.


Rabu, 02 Mei 2012

Kembar 8

Pernah dengar atau baca tentang pernyataan bahwa di dunia ini Tuhan menciptakan 7 orang yang mukanya mirip dengan kita? Pasti pernah kan? Nah, berarti kalau ada 7 orang yang mirip dengan kita, yah bisa dibilang sebenarnya kita itu 'kembar' dengan 7 orang tersebut. Mungkin waktu Tuhan menciptakan kita berdelapan, Dia menggunakan tanah yang berada dalam satu tempat, sehingga wajah kita mirip. Mungkin lho ya...

Saya sendiri sudah menemukan dua orang yang mukanya mirip dengan saya. Yang pertama, teman sekelas saya. Dia bernama Restu Novitasamya atau yang biasa dipanggil Tutu. Kami adalah anak kembar yang tertukar selama kurang lebih 18 tahun. LOL. Sebenarnya kami berdua tidak menyadari bahwa kita mirip. Dari awal perkuliahan kami memang merasa klik satu sama lain. Sehingga kita sering terlihat berdua. Sampai suatu saat, jika kami sedang jalan atau duduk berdua dan berdekatan, banyak kakak tingkat yang bilang kalau kami mirip. Dan pernah dalam suatu pertemuan di kelas Kapita Selekta, dosen kami memperhatikan kami berdua cukup lama (kebetulan saat itu kami duduk bersebelahan). Ia memandang ke arah saya dan Tutu secara bergantian. Melihat gelagat bapak dosen itu, kami sudah curigai bahwa ia akan membahas masalah kemiripan wajah kami. Dan tak lama kemudian, beliau pun berkata, "di kelas ini ada yang kembar ya?" sambil matanya tertuju ke arah kami. Errrr. Lama-kelamaan kami menyadari kalau kami memang mirip. Sangat mirip malah! Bahkan terkadang kalau kami berfoto, kami berdua pun suka bingung mana yang saya mana yang Tutu. Jadilah mulai saat itu kami "disahkan" sebagai saudara kembar :D

berfoto untuk melihat semirip apa saya dan Tutu



Minggu, 29 April 2012

[Resensi] The Hunger Games

Judul: The Hunger Games

Penulis: Suzanne Collins

Tebal: 408 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Harga: Rp 58000,-

Rating: 5 of 5 stars










Kali ini saya mau membahas tentang novel bergenre fantasi yang banyak orang bicarakan. Ya, apa lagi kalau bukan The Hunger Games. Tapi sebelumnya saya mau sedikit bercerita tentang hubungan saya dan novel fantasi. Sejujurnya saya bukan penggemar novel fantasi, sekalipun itu sekelas serial Harry Potter dan Twilight Saga. Pertama, karena harga novelnya mahal. Kedua, karena novelnya tebal, jadi belum apa-apa sudah malas baca duluan. Saya baca serial Harry Potter hanya buku pertama saja. Tapi tetap saja nggak terlalu mengerti apa yang diceritakan dalam buku tersebut. Untuk Twilight saga, ada cerita tersendiri. Waktu itu saya sedang berada di rumah kakak sepupu di Bogor. Kebetulan ia penyuka Harry Potter the series dan Twilight Saga, dan mengoleksi semua novel-novelnya. Saat saya sedang tidak ada kerjaan, saya iseng baca Twilight, ternyata yang di buku lebih seru dan romantis dibandingkan dengan filmnya. Saya hanya sempat baca beberapa bab saja. Setelah itu saya mencoba pinjam ke teman saya, tapi dia hanya punya yang berjudul Eclipse. Akhirnya saya baca sampai selesai. Walaupun begitu sampai sekarang belum kesampaian untuk baca Breaking Dawn -____-

Nah, balik lagi ke topik utama, The Hunger Games. Novel ini berceritaThe Hunger Games itu sendiri, yaitu permainan yang diselenggarakan oleh Capitol (pusat pemerintahan negara Panem) setiap tahunnya. Permainan ini dibuat agar masa kegelapan, yaitu masa di mana terjadinya pemberontakan distrik terhadap Capitol yang mengakibatkan hilangnya distrik 13. Aturan permainan ini adalah anak-anak yang sudah berumur 12 tahun wajib mencantumkan namanya sebagai wakil dari distriknya masing-masing. Kemudian setiap distrik akan mengirimkan 2 orang wakilnya, 1 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Pada The Hunger Games yang ke 74, dari distrik 12 anak perempuan yang terpilih adalah Primrose Everdeen. Namun seketika langsung digantikan oleh kakaknya, Katniss Everdeen. Sementara itu, anak laki-laki yang terpilih adalah Peeta Mellark. Anak laki-laki yang dulu dengan/tanpa sengaja melemparkan roti kepada Katniss di tengah guyuran hujan.

Dalam Hunger Games kali ini sedikit berbeda, karena wakil dari distrik 12, Katniss dan Peeta, mampu menarik perhatian penonton. Mulai dari pakaian yang mereka gunakan, maupun saat sesi wawancara. Pada kesempatan itu Peeta memberitahu isi hatinya bahwa ia menyukai seorang gadis, dan gadis itu adalah Katniss. Belum pernah sebelumnya dalam permainan, kedua wakil dari distrik yang sama terlibat kisah asmara. Namun karena kisah asmara inilah akhirnya Katniss dan Peeta mampu bertahan hidup sampai akhir permainan, dan dinyatakan sebagai pemenang. Lalu bagaimana cara mereka bertahan? Jawabannya ada dalam buku itu sendiri. Cepetan beli, kalau nggak punya uang pinjam punya teman, dan baca!


The Hunger Games adalah novel fantasi pertama yang sukses membuat saya tidak ingin meletakkannya sebelum saya sampai di halaman akhir. Dan buku ini juga sukses menempelkan ceritanya dalam benak saya. Setelah menamatkan buku ini, saya semakin nggak sabar untuk membaca seri keduanya, yaitu Catching Fire. Sungguh salut dengan Suzanne Collins. Dia sukses membawa saya hanyut dalam buku ini. Saya seolah merasakan dan bisa membayangkan bagaimana The Hunger Games is so wild. Karakter setiap tokoh dideskripsikan dengan jelas. Alur dan plotnya pun sangat bagus dan tidak terduga. 

Karena saya membaca buku ini yang berbahasa Indonesia, saya juga mau memberikan dua jempol untuk mbak Hetih Rusli sebagai penerjemah. Benar-benar hasil yang bagus, mbak. Naskah aslinya sangat baik diterjemahkan oleh mbak Hetih ke dalam bahasa Indonesia, tidak kaku. Dan selama membaca buku ini dari halaman pertama sampai halaman akhir, saya hanya menemukan satu typo dan itu pun di halaman terakhir, yaitu pada baris keempat. Di sana tertulis "menjelasakan" yang seharusnya adalah "menjelaskan".

Sekali lagi, kerja yang bagus telah dilakukan oleh Collins dan mbak Hetih! :)

Quote of the book:
"Bukan sifatku untuk kalah tanpa bertarung, bahkan saat kemungkinan untuk menang tampak begitu tipis. -Katniss” 

Selasa, 10 April 2012

[Resensi] Three Weddings and Jane Austen


Judul: Three Weddings and Jane Austen

Penulis: Prima Santika

Tebal: 464 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Rating 3 of 5 stars











Punya anak perempuan, apalagi lebih satu, memang tidak mudah. Hal inilah yang dirasakan oleh Ibu Sri, ibu dari Emma, Meri dan Lisa. Memiliki 3 anak perempuan bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh Ibu Sri. Beliau harus mengajari dan menjaga mereka agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Belum lagi, ketiga anaknya sudah berusia matang namun belum ada satu pun yang menikah. Tentu saja ini membuat ibu Sri senewen.

Ibu Sri ini sangat menggemari novel-novel karya Jane Austen. Bahkan nama anak-anaknya pun diambil dari tokoh yang ada dalam novel penulis favoritnya. Ia berharap anak-anaknya akan memiliki karakter yang sama dengan yang ada pada tokoh tersebut.selain hobi membaca novel karya Jane Austen, ibu Sri juga hobi berbagi penggalan cerita dari novel itu saat beliau menasehati ketiga anaknya. Kadang dari novel Pride and Prejudice, sekali waktu tentang Persuasion, di kesempatan lain mengenai Sense and Sensibilty, dan semua novel Jane Austen pun tak luput untuk dibahas pada anaknya. Tak jarang ibu Sri melakukannya berulang kali hingga  Emma, Meri dan Lisa pun bosan mendengar celotehan ibunya yang melulu tentang novel-novel Jane Austen.

Namun semuanya berubah ketika Emma, Meri dan Lisa benar-benar bermasalah dalam percintaannya. Mereka yang selama ini menolak membaca karya Jane Austen yang sering diminta oleh ibunya, kini dengan sukarela membaca salah satu novel penulis favorit ibunya yang sesuai dengan masalah mereka masing-masing. Setelah membaca novel tersebut, kehidupan Emma, Meri dan Lisa pun berubah. Ini membuat Ibu Sri amat senang. Karena ia telah menunaikan kewajibannya sebagai orang tua dari 3 anak perempuannya.
Seperti itulah kira-kira synopsis dari novel Three Weddings and Jane Austen karya Prima Santika. Cukup menarik, karena penulis dengan pandai mengutip isi dari buku-buku Jane Austen yang sesuai dengan konflik yang terjadi pada novel. Selain itu, sangat terasa unsur Jawa dalam novel ini. Hal tersebut dapat terlihat dari bagaimana tindak-tanduk keluarga ibu Sri, terutama pada ketiga anak perempuannya, khusunya Emma. Di mana, Emma merupakan sosok perempuan yang selalu menampilkan senyum dan pandai menutupi kesedihan atau kegelisahan yang sedang ia rasakan. Emma juga selayaknya perempuan jawa pada umumnya, ia akan menunggu pria yang dicintainya mengatakan cinta terlebih dahulu padanya.


Senin, 05 Maret 2012

[Resensi] Ti Amo, Tia Amoria



Judul : Ti Amo, Tia Amoria

Penulis: Karla M. Nashar

Tebal : 344 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Rating: 4 of 5 stars










Bagi kalangan pecinta novel metropop mungkin nama Karla M. Nashar sudah tidak asing lagi. Novel metropopnya yang sudah terbit terlebih dahulu berjudul Bellamore dan Love, Hate and Hocus-Pocus. Serupa dengan Bellamore, kali ini Karla memilih karakter pria utama yang berasal dari Italia.

Pria tersebut bernama Marco Dantè. Marco digambarkan sebagaimana lazimnya pria Italia, tampan. Ia selalu melindungi matanya dari sinar matahari dengan menggunakan kacamata hitam. Tatapannya yang selalu memuja wanita membuat para kaum hawa yang melihat ke dalam mata birunya menjadi terpesona, tersanjung dan membuat lutut lemas seketika. Namun, sudah dua tahun ini penampilannya terlihat eksentrik jika tidak ingin dibilang aneh. Dua tahun lalu setelah ditinggal tunangan yang telah mengkhianatinya, kehidupan Marco otomatis berubah. Ia memilih untuk memanjangkan rambut dan jenggotnya, tiba-tiba menjadi perokok, dan memiliki kebiasaan unik yang dilakukannya untuk membuat pikirannya tidak mengingat hal yang sebenarnya sangat ingin ia lupakan. Seperti saat itu, ia menghitung ubin di ruang tunggu bandara, menghitung dan memungut karet gelang yang ia temukan untuk kemudian ia ikatkan pada rambut dan jenggotnya. Ia tidak menyadari bahwa ada makhluk mungil yang memperhatikannya, sampai si makhluk kecil itu berdiri di hadapannya. Seorang anak perempuan berwajah manis dan sambil tertawa lucu ia menghitung ikatan di kepala dan jenggot Marco. Makhluk kecil bernama Alila tersebut harus pergi saat sebuah tangan keriput menjulurkan tangan dan menariknya pergi. Siapa sangka anak kecil yang hanya dianggap sebagai 'alien' malah akan menjadi bagian hidup Marco nantinya.


Jumat, 02 Maret 2012

[Resensi] (Film) Negeri 5 Menara

Tadi siang, saya akhirnya berkesempatan menonton film Negeri 5 Menara. Dari jauh-jauh hari, saya sudah mempersiapkan adanya kemungkinan bahwa film ini tidak lebih bagus dari bukunya. Sangat wajar toh ketika kita menonton sebuah film yang diadaptasi dari novel, kita akan membandingkan adegan apa yang ada di buku dan di kepala kita? Ya, benar! Membandingkan dengan imajinasi di kepala yang terbentuk saat kita membaca bukunya. Dan tentunya, setiap orang akan mempunyai imajinasi yang berbeda sehingga mereka akan membuat 'film' sendiri dalam benaknya.

Bukan hal yang mudah mengadaptasi novel menjadi sebuah film. Banyak adegan yang harus dipilih dengan seksama untuk dimasukkan ke dalam film. Tentunya tidak semua adegan dapat dipilih mengingat durasi yang tidak memungkinkan. Sehingga tak jarang beberapa adegan akan 'dipadatkan' atau malah sama sekali ditiadakan.

Begitu pula dengan yang terjadi pada film Negeri 5 Menara. Tapi berhubung saya membaca novel ini sekitar 3 tahun lalu, saya lupa-lupa ingat (lupa-lupa ingat bukan ingat-ingat lupa, karena saya memang banyak lupanya daripada banyak ingatnya. doh!) akan setiap adegan dalam buku tersebut. Tetapi kalau tidak salah ada adegan di mana para santri mendapat tugas untuk menjalani ronda malam karena keadaan pondok yang tidak aman saat itu. Kalau memang benar adegan ini ada di buku (karena saya takut tertukar bahwa adegan ini ada di  buku Ranah 3 Warna), adegan ini tidak ada di dalam film.Masih bisa dimaklumi karena adegan tersebut memang tidak terlalu krusial.


Tentang Melepaskan dan Merelakan

Mengenalmu, membuatku mengerti definisi lain dari cinta yang selama ini aku pahami. Cinta itu melepaskan. Cinta itu merelakan.

Rabu, 29 Februari 2012

[Resensi] Nasional.is.me

Judul: Nasional.is.me

Penulis: Pandji Pragiwaksono

Tebal: 330 halaman

Penerbit: Bentang Pustaka

Rating: 5 of 5 stars 










Mungkin anda merasa jengah dengan keadaan Indonesia dan mempunyai keinginan untuk pindah dan tinggal di luar negeri. Dengan keadaan Indonesia yang seperti saat ini, mungkin anda juga menjadi pesimis bahwa Indonesia bisa berubah. Namun setelah anda baca Nasional.is.me karya Pandjii Pragiwaksono, ke-pesimis-an anda akan berubah menjadi optimis.

Dalam buku ini, Pandji membeberkan sejumlah fakta unik. Mulai dari ketidaksempurnaan negara Amerika yang selama ini kita anggap sempurna. Ya, siapa sangka Amerika-si-negara-adidaya ini punya kelemahan juga. Lalu,  kita juga diajak Pandji untuk berkeliling ke daerah-daerah di Indonesia untuk melihat keindahan alamnya, agar kita juga tahu bahwa Indonesia itu luas serta bukan tempat yang anda tinggali saja dan Jakarta yang menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu, Pandji juga menceritakan secuil tentang sejarah Indonesia yang mungkin selama ini tidak pernah kita baca dalam buku pelajaran sejarah di sekolah. Dan inti dari buku ini yang sebenarnya adalah Pandji mengajak kita untuk menemukan passion kita, yang kemudian passion tersebut bisa kita gunakan untuk mengubah keadaan Indonesia menjadi lebih baik lagi.


Senin, 13 Februari 2012

Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir (Part 2): Skripshit atau Skripsweet?

Dari tulisan saya sebelumnya, yang berjudul Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir (Part 1), telah disinggung sedikit  bahwa ketika kalian berada di tingkat akhir perkuliahan, obrolan kalian itu nggak jauh-jauh dari yang namanya skripsi dan jodoh. Untuk kali ini, saya ingin membahas tentang skripsi terlebih dahulu.

Skripsi. Satu kata yang menghantui setiap mahasiswa tingkat akhir. Skripsi adalah syarat yang harus kita penuhi jika ingin lulus dari masa perkuliahan. Bagaimana skripsi tidak menjadi momok bagi kita, jika dalam proses pembuatannya saja sedikit-banyak mengalami hal yang tidak mengenakkan?

Banyak yang membuat plesetan tentang skripsi menjadi skripshit. Kata tersebut biasanya digunakan oleh mereka yang sudah sangat desperate dalam memyelesaikan skripsinya. Atau istilah lain dari skripsi bisa juga menjadi skripsweet. Biasanya istilah tersebut digunakan oleh mereka yang (mencoba) berpikiran positif bahwa skripsi itu mudah ditaklukkan.

Susah atau mudah itu memang relatif sih. Berdasarkan pengalaman (teman-teman) saya, kesulitan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi itu bukan saja dari dalam diri kita, tapi juga dari faktor luar atau faktor eksternal. Bisa saja ketika kita sudah menggebu-gebu dan lagi semangat-semangatnya, eh faktor eksternal itu tiba-tiba datang dan merusak semangat kita.


Minggu, 12 Februari 2012

[Resensi] I Hate Rich Men

Judul: I Hate Rich Men

Penulis: Virginia Novita

Tebal: 288 halaman

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Rating: 4 of 5 stars











Miranda adalah seorang wanita berusia 35 tahun. Namun demikian, penampilannya yang easy going membuat dia terlihat 10 tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Dia memiliki bisnis berupa butik dan restoran. Karena kejadian di masa lalunya, saat ini membenci pria kaya. Sampai suatu hari, Adrian Aditomo sang Bachelor of The Month masuk ke dalam kehidupannya.

Semuanya bermula saat Adrian menculik dan mengatakan bahwa "Adik anda telah merebut tunangannya?". Miranda tentu heran, mana mungkin Nino-nya yang masih tujuh belas tahun merebut tunangan seorang pria yang berumur hampir 40 tahun? Mustahil Nino berpacaran dengan seorang tante-tante. Untuk membuktikan tuduhan tersebut, Miranda menyetujui usul Adrian untuk memata-matai Nino yang sedang liburan di Bali teman-temannya dan juga tunangan Adrian.

Selama 9 hari mereka melakukan pengintaian, sedikit-banyak telah menimbulkan perasaan pada diri mereka masing-masing. Sampai akhirnya Adrian mengetahui bahwa Miranda adalah ibu dari seorang anak yang akan kuliah. Bagaimanakah perasaan Adrian? Apakah ia tetap berusaha untuk mendapatkan Miranda setelah mengetahui status dan masa lalunya?


Sabtu, 21 Januari 2012

[Resensi] Negeri Van Oranje




Judul: Negeri Van Oranje

Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi,           
             Rizki Pandu Permana

Tebal: 478 halaman

Penerbit: Bentang Pustaka





Banjar seorang marketing manager perusahaan rokok terkenal di Indonesia.
Wicak adalah anggota  salah satu LSM internasional yang bergerak di bidang illegal logging.
Daus, putra betawi asli dan bekerja di departemen Agama padahal ia adalah lulusan Sarjana Hukum UI.
Geri terlahir sebagai anak sulung keluarga middle class di bandung.
Lintang menyandang gelar sarjana sastra namun ia juga sering menjadi pengisi acara sebagai penari, baik di dalam maupun luar negeri.

Kelima orang di atas datang ke Belanda dengan alasan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencari ilmu di negeri kincir angin tersebut. Semuanya bermula saat mereka dipertemukan di stasiun kereta Amersfort  saat terjebak badai yang membuat perjalanan kereta ditunda beberapa jam. Rokok kretek membuat mereka akhirnya berkumpul dan diselingi tawa akhirnya masing-masing berbagi cerita mengapa bisa terdampar di Belanda. Momen tersebut membawa mereka ke dalam ikatan persahabatan yang dinamakan Aagaban (Aliansi Amersfort Gara-gara Badai di Netherlands).


Jumat, 20 Januari 2012

Chopstick



Sumpit itu merupakan simbol pernikahan. Sumpit dapat bekerja dengan baik bila keduanya bersatu, tapi tidak terlalu erat ataupun terlalu longgar. Chopstick is not to chop each other, but to stick together.
-The Naked Traveler 3, page 126


with ♥
hanun

Minggu, 08 Januari 2012

Senyum

Ini bukan tentang kamu yang membuatku tersenyum bahagia
Ini tentang aku yang bahagia melihatmu tersenyum
Aku selalu suka melihatmu tersenyum
Bukan saja bibirmu yang menyimpulkan senyum
Namun matamu pun ikut memancarkan senyuman dari hatimu
Bagaimana rahangmu perlahan-lahan naik
Dan bibirmu melengkung membentuk sebuah senyuman
Serta matamu yang berbinar
Semuanya masih lekat dalam ingatanku
Dan sore ini aku rindu melihat caramu tersenyum
Rindu melihatmu tersenyum
Rindu senyumanmu
Rindu kamu


with ♥
hanun

Selasa, 03 Januari 2012

Tahun Baru: Introspeksi dan Resolusi


Mungkin sudah telat untuk membahas tentang Tahun Baru, I know, tapi nggak ada salahnya kan kalau ingin membuat tulisan tentang tahun baru? ;)

Jadi tanggal 31 Desember kemarin, ketika hampir semua orang merasakan euforia dalam menyambut pergantian tahun baru, saya malah berpikir "Mengapa mereka bisa segembira itu sementara saya merasa biasa saja?". Beberapa jam menuju pergantian tahun, setiap stasiun televisi menayangkan sekilas info mengenai suasana perayaan tahun baru di beberapa kota. Saat melihat tayangan itu setiap satu jam sekali, saya berpikir "Lantas, setelah pukul 00.00, setelah meniup terompet dan melihat pesta kembang api, dan ketika tahun tepat berganti, apalagi yang akan mereka lakukan? Apa yang mereka rasakan setelah melakukan itu semua? Apakah mereka masih merasakan euforia yang sama seperti sebelumnya?". Saya rasa tidak. Ketika pesta kembang api usai, mereka akan pulang ke rumah masing-masing dengan kecapaian dan rasa ngantuk yang mendera. Sesampainya di rumah, mereka langsung menuju kasur dan tertidur lelap. Tak jarang mereka baru bangun saat matahari tepat di atas atap rumah mereka.