Minggu, 30 Agustus 2015

Firework

Damn you PMS!

Percayalah, bukan hanya para lelaki yang bingung menghadapi  cewek yang sedang PMS, saya pun begitu pas lagi PMS. PMs sendiri, bingung sendiri.

Seperti tadi, tiba-tiba aja pengin main kembang api batangan. Iya, itu lho kembang api yang ada batangnya, yang suka kita puter-puter waktu dimainkan saat kecil dulu. Random banget emang.

Ternyata bukan semata otak yang menginginkannya. Tapi hati ini juga. Dia perlu sesuatu yang bisa memberikan pelita di dalam dirinya. Tak mengapa jika percikan pelita itu kadang bisa membuatnya terasa panas. Karena pada akhirnya saat pelita itu muncul, akan ada senyum bahagia terukir. Dan ketika pelita tersebut mati, ia ingin menyalakan pelita tersebut lagi dan lagi.

Hati ini merindu percikan-percikan rasa yang bisa membuatnya berdebar-debar.
Hati ini merindu untuk bisa lagi kembali merasa.

Minggu, 09 Agustus 2015

[Resensi] Sunset Holiday

Judul: Sunset Holiday

Penulis: Nina Ardianti &; Mahir Pradana

Penerbit: Gagasmedia

Tebal: 480 halaman

Harga: Rp. 69.500,-















"We are all strangers until we meet."

Audy dan Ibi, dua orang asing yang dipertemukan di tempat asing pula, yaitu Paris. Audy yang sedang melakukan Eurotrip, saat itu sedang berada di wilayah menara Eiffel yang terkenal. Ketika ia ingin membeli suvenir berupa gantungan kunci, Ibi datang dan menyelamatkannya dari tipu daya penjual gelap tersebut. Mulai dari situ, Ibi yang awalnya hanya orang asing kini malah selalu bersama Audy. Hingga Audy menyatakan...



"Ketemu kamu tidak ada di dalam skenario perjalananku. Tapi, di perjalananku sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku"

Perjalanan yang dilakukan Audy dan Ibi mungkin akan membuat sebagian pembaca ingin melakukan Eurotrip juga. Ya kan?! Ini disebabkan deskripsi setiap kota yang cukup baik, sehingga kita seakan-akan ikut dalam perjalanan mereka. Saya saja setiap akan pindah kota harus mengambil jeda dulu. Bukan, bukan karena bosan dengan ceritanya. Tetapi karena masih betah di kota tersebut. Samalah kayak yang dirasakan para traveler, enggan lekas pindah ke tempat lain atau pulang karena masih betah bahkan jatuh cinta dengan tempat yang sedang disinggahi.

Untuk karakternya sendiri, Ibi is not my favorite. Manis sih memang. Tapi dia tidak bertanggung jawab dan dewasa dengan masalah hidupnya sendiri. Anehnya, ketika bersama Audy ia malah dewasa dan bertanggung jawab dengan menjaganya. Hih. Kalau Audy sih memang pada dasarnya polos-polos menggemaskan. Mungkin itu yang membuat Ibi jatuh hati kepadanya. Kalau dibandingkan dengan Syiana di Restart, Audy memang tidak se-witty dia. Sejak awal kak Nina memang pernah memberi tahu. Apalagi belum lama ini pernah mengungkapkan alasannya kenapa seperti itu di akun twitternya. Bukan karena menulis duet, ia lalu 'menahan' ciri khas dalam karakterisasi yang biasanya ia ciptakan. Intinya, ia memang ingin membentuk Audy seperti itu.

Dan memang, meskipun menulis duet, tidak berpengaruh bagi gaya menulis kak Nina dan bang Mahir. Keduanya tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Untungnya, di dunia nyata mereka adalah pasangan. Jadi, kurang lebih saat membacanya saya membayangkan mereka berdua. Apalagi sepertinya panggilan 'pipi jelly' atau saat Ibi mengatakan 'Gelinding ajalah kamu. Biar cepet' memang nyata adanya. Eh. *ngumpet di balik punggung bang Mahir* 

Ohiya, ada yang bikin saya sebal dengan buku ini. Ternyata masih ada beberapa typo yang ditemukan. Walaupun sedikit dan nggak terlalu mengganggu, tetap saja kzl! Padahal pas baca naskah awalnya, sudah berusaha semaksimal mungkin biar nggak ada yang terlewat. Apa mau dikata, namanya juga manusia. Tempatnya salah. Semoga saja di cetakan selanjutnya bisa direvisi.

In the end, we're always waiting your new books. Buku duet maupun sendiri. 

Rating: 3.5 of 5 starts