Senin, 21 November 2011

50 Ucapan Terima Kasih untuk Ibu


Rasanya sudah lama saya dan adik tinggal berdua. Tapi ternyata setelah saya lihat kalender, baru 3 bulan saya menjalaninya. Ya, saat ini saya tinggal berdua bersama adik yang kebetulan kuliah di kampus yang sama. Sebenarnya bukan ide yang buruk tinggal bersama dia. Namun setelah menjalani selama 3 bulan ini saya dapat merasakan bahwa tidak mudah menjadi seseorang yang hidup untuk dua orang. Maksudnya, sekarang saya tidak hanya hidup untuk diri sendiri saja, tetapi juga hidup untuk adik. Saya tidak bisa seenaknya makan tanpa memikirkan apakah adik saya sudah makan atau belum. Saya juga harus memastikan bahwa makanan yang kami makan adalah makanan yang sehat. 

 Belum lagi saya harus menjaga kesehatan, karena jika saya sakit entah bagaimana nasib adik saya.
Selama 3 bulan ini saya selalu teringat akan ibu. Ibu yang hidup untuk kami; bapak, saya, adik dan dirinya sendiri. Seolah saya tersadarkan bahwa apa yang selama ini ibu lakukan adalah bukan hal yang mudah. Bila saya merasa lelah dan capek, sungguh yang ingin saya lakukan adalah berada di dekat ibu dan memeluknya lalu berkata “terima kasih karena selama ini telah menjadi orang yang kuat untuk kami”.

Di usia yang sudah setengah abad ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih pada beliau.


50 ucapan terima kasih untuk ibu.
Saya berterimakasih;
  1.  Atas kesediaan ibu karena telah menjaga dan merawat saya selama dalam kandungan.
  2. Atas pengorbanannya dan mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan saya.
  3. Atas diajarkannya saya berbicara dan mengucapkan kata “ibu” untuk pertama kalinya.
  4. Atas genggaman tangannya saat saya melakukan langkah pertama saya.
  5.  Atas senandungnya yang meninabobokan saya.
  6.  Atas pelukannya yang selalu menenangkan di saat-saat terburuk saya.
  7.  Atas kesediaannya bangun tengah malam untuk menyusui saya yang kelaparan atau pun mengganti popok saya yang telah penuh.
  8.  Atas kesediaannya mengantar saya di hari pertama saya masuk TK.
  9.  Atas kreatifitasnya membuatkan/membawakan bekal yang berbeda setiap harinya.
  10.  Atas kesediaannya bangun lebih pagi dan membuatkan sarapan untuk kami semua. 
  11. Atas upayanya membangunkan saya di pagi hari untuk pergi ke sekolah.
  12. Atas kesediaannya mengajarkan saya membaca, menulis dan berhitung.
  13. Atas bantuannya dalam menyelesaikan PR matematika saya.
  14. Atas kerelaannya memasak untuk kami meskipun ibu capek karena baru pulang kerja.
  15. Atas upayanya berlangganan majalah BOBO hanya untuk memenuhi hasrat membacaku.
  16. Atas bantuannya bagaimana memakai pembalut yang benar saat saya mendapatkan haid pertama kalinya.
  17. Atas nasihatnya, “sekarang kamu udah haid, jadi harus hati-hati bergaul sama cowok”.
  18. Atas maafnya saat saya melakukan pelanggaran yang melukai hatinya.
  19. Atas kesediaannya bersama bapak mengantarkan saya saat Masa Orientasi Sekolah (MOS).
  20. Atas kesediaannya mengambil raport saya walaupun nilai saya tidak begitu bagus.
  21. Atas kerelaannya menjerangkan air untuk saya mandi karena saya harus berangkat pukul 05.20 setiap harinya.
  22. Atas kekhawatirannya ketika saya belum tiba di rumah padahal waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
  23. Atas kesediaannya bersama bapak untuk menjemput saya saat saya harus pulang malam.
  24. Atas kesediaannya mendandani saya untuk acara perpisahan SMA.
  25. Atas kesediaannya mengantarkan dan menunggui saya saat ujian masuk universitas.
  26. Atas senyum dan air matanya saat saya diterima di universitas.
  27. Atas upayanya membanggakan saya kepada rekan-rekannya.
  28. Atas upayanya untuk selalu mengecek keadaan saya agar saya selalu merasakan bahwa ia selalu memperhatikan walau terpisah jarak sekali pun.
  29. Atas nasihatnya agar saya tidak meninggalkan shalat.
  30. Atas kesediaannya memasak capcay kesukaan saya setiap kali saya pulang ke rumah. 
  31. Atas tidak dimarahinya saya saat mengecewakannya.
  32. Atas kata-katanya, “kamu pasti bisa, ibu selalu mendoakan yang terbaik buat kamu”.
  33. Atas kerelaannya menjaga saya selama 5 hari ketika saya terkena demam berdarah.
  34. Atas kesediaannya membelikan apa yang saya butuhkan bahkan ketika saya tidak memintanya.
  35. Atas ajarannya untuk tidak merayakan hari ulang tahun dengan berfoya-foya tetapi dengan menyantuni orang yang tidak mampu.
  36. Atas telepon tengah malamnya hanya untuk mengucapkan “Selamat Ulang Tahun,Anakku” yang disertai serangkaian doa.
  37. Atas ajarannya bahwa apa yang saya inginkan harus saya perjuangkan seorang diri karena ibu dan bapak hanya bisa membantu dengan doa.
  38. Atas keahliannya dalam mengatur uang agar semua kebutuhan kami tercukupi.
  39. Atas sosoknya yang mengajarkan aku bagaimana menjadi seorang wanita yang baik, menjadi istri yang baik serta menjadi ibu yang baik.
  40. Atas obrolan di suatu senja tentang warisan yang dapat ibu berikan, sebuah warisan yang mungkin tidak pernah terpikirkan, yaitu ilmu. 
  41. Atas selalu adanya beliau saat saya membutuhkan teman bicara. 
  42. Atas pelukannya sebagai obat yang sangat mujarab saat saya sakit.
  43. Atas kesediaannya mengajarkan aku tentang arti kesetiaan, ketegaran, kasih sayang dan masih banyak hal lainnya.
  44. Atas doa yang selalu ibu panjatkan bahkan ketika saya tidak meminta ia berdoa untuk saya.
  45. Atas kasih sayang yang tidak berhenti mengalir.
  46. Atas cintanya yang sama besar untuk saya dan adik, serta tidak pernah membedakan kami berdua. 
  47. Atas waktunya selama 21 tahun ini dalam menjagaku.
  48. Atas pengorbanannya dan menjadi sosok yang kuat  hingga menjadikanmu pahlawan bagi kami.
  49. Atas dedikasinya untuk keluarga ini selama 22 tahun.
  50. Atas segalanya yang bahkan sampai urutan ke 50 ini pun masih banyak terima kasih yang ingin saya sampaikan dan daftar ini pun akan bertambah panjang. Saya tahu sebanyak apa pun terima kasih yang saya ucapkan, tidak akan pernah setara dengan apa yang telah ibu berikan.
Terima kasih Ibu :")

 
with ♥
hanun


*ps: terinspirasi dari salah satu bab dalam buku Tuhan Tak Pernah Tidur karya Regina Brett


-Terpilih menjadi 18 besar pemenang Kontes Cerita Ibu Tercinta yang diselenggarakan oleh Gramedia Pustaka Utama

6 komentar:

  1. nangis gw....
    emg ibu itu sosok pejuang tanpa lelah, selalu mw yg terbaik bwt anak2nya...
    sebesar apapun sesuatu yang qta berikan g akan mampu membalas jasa2nya..

    mantaap li, makin jago nulis deh lo...:D
    Nyokap udh suruh baca blm? sapa tw jd penyemangat tersendiri bwt beliau...

    __indah sayang mama...:*__

    BalasHapus
  2. belum ndah, rencananya mau gue print terus mau dijadiin surat gitu deh sama gue :)

    BalasHapus
  3. dan jangan sungkan untuk mengungkapkannya langsung ke ibu. salam, untuk ibumu yang hebat :)

    BalasHapus
  4. rasanya aneh skali klo ngungkapin secara muka dengan muka sma mama dan bilang "aku sayang mamaaa" -___- haha
    jadi intinya aku syang mama tp ya ga pernah lngsung bilangnya 0_0

    BalasHapus
  5. tapi usahakan bilang sayang ke mama meski lewat telepon atau sms, biar mama tau dan senang :D

    BalasHapus