Minggu, 26 Mei 2013

Ssttt... Jangan Bilang-Bilang sama Ika Natassa,ya!

"Kalo baca cerita yg tokohnya berprofesi sbg banker atau tokoh cowoknya sbg dokter,sulit utk tidak membandingkan sm bukunya mbak ."
Kalimat di atas adalah twit saya beberapa waktu lalu. Ada alasan kenapa saya membuat twit tersebut. Saat membuat twit tersebut saya memang sedang membaca buku yang profesi salah satu tokoh utamanya adalah seorang banker. Dan ingatan saya langsung saja melayang pada nama Ika Natassa. Tanpa sadar saya pun membandingkan dengan karya-karyanya. Sebelumnya pun kebetulan saya membaca buku yang tokoh prianya bekerja sebagai dokter bedah. Dan lagi-lagi saya teringat Ika Natassa yang sukses membuat orang banyak berdelusional dengan tokoh Beno ciptaannya yang memang sebagai dokter bedah juga.

Dari situ, saya tambah salut dengan mbak Ika yang sukses membuat trademark. Mbak Ika sukses mengangkat kehidupan banker di keempat novelnya menjadi ciri khasnya. Sehingga pembaca buku-bukunya akan langsung teringat dengannya saat membaca buku lain yang mengangkat tema serupa. Selain itu, saya salut dengan kuatnya karakter-karakter yang beliau buat. Contohnya saja pengalaman yang saya ceritakan di atas.Memang tidak mudah membuat karakter yang melekat di hati atau pikiran pembaca. Entah mbak Ika ini pakai rumus apa. Hehehe...



Bicara tentang tokoh-tokohnya, saya kagum lho sama mbak Ika yang mengurus semua akun twitter karakternya itu seorang diri. Kalau ada yang belum tahu, sini saya kasih tahu. Jadi, mbak Ika ini membuatkan akun twitter keempat tokohnya yaitu @alexandrarheaw, @harrisrisjad, @KTedjasukmana dan @alerisjad. Tujuannya agar pembaca bisa merasakan interaksi langsung sama mereka berempat. Walaupun saya sedih sih, tokoh favorit saya, Adjie, nggak dibuatin akun. Hiks, #teteub #masalahlama

Yang membuat saya kagum adalah mbak Ika ini bisa gonta-ganti peran dengan mudahnya dan tanpa kehilangan ciri khas setiap tokoh. Seolah di badannya ada banyak tombol. Dan tiap kali ingin jadi satu tokoh, misal jadi Alex, tinggal dipencet aja tombolnya. Mungkin yang sering mantengin timeline-nya Alex bisa merasakan bagaimana mbak Ika dengan mudahnya berubah "wujud" dari Alex ke Beno dan sebaliknya, atau dari Alex ke Wina..

Bukan hanya pandai memainkan peran, tapi pandai memainkan emosi juga. Kalau menulis buku, mungkin butuh waktu untuk membuat adegan yang mampu menyentuh emosi pembaca. Lah ini mah bikinnya langsung cing! Sedatangnya ide aja, terus langsung update ke twitter salah satu tokoh deh. Saking berhasilnya mainin emosi, kadang pembaca alias follower suka dibuat senewen lho. Gimana nggak, kan kalau baca buku pas penasaran bisa lompat halaman. Baca twitter? Harus nungguin. Deg-degan yang ada, kayak waktu Alex mau melahirkan. Hih. Bikin gregetan tau, mbak.

Selain jago menulis dan mengambil foto, mbak Ika juga jago menggambar. Daaaaannnn....produktif banget. Jujur aja nih ya, kalau lagi ketemu salah satu sepupu yang juga pembaca setia bukunya, ada aja lho yang dibicarain sama kita tentang project-project mbak Ika. Mulai dari project twivortiare sampai semua merchandise yang ia buat kita bahas satu-satu lho. Jago banget sih mbak.

Kadang suka iri lho sama kehebatannya si mbak ini. Sudahlah dikarunia banyak keahlian, banyak berkarya pula. Suka mikir, si mbak ini tangannya ada berapa sih? Kepalanya apa ndak mumet ketiban ide mulu? Terus waktu yang dijalaninya dalam sehari beneran 24 jam tuh, ah kayaknya lebih deh? Yup, pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap mampir di kepala saya. Iya saya iri, in a positive way yaaaa. Hehe. Irinya sedikit sih, salutnya yang banyak banget.

Harapan saya semoga mbak Ika terus menginspirasi kami agar menjadi hebat minimal seperti dirimu. Pun terus terinspirasi agar terus menghasilkan karya. :)

Oh iya, judul tulisan ini memang sengaja seperti itu. Kenapa? Soalnya saya malu kalau mbak Ika baca ini. >,<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar