Minggu, 22 Maret 2015

Pamrih dan Ikhlas

Di umur twenty something dan masih single, apalagi yang jadi trending topic kalau bukan jodoh. Iya kan? Kayaknya semua hal disangkutpautkan sama jodoh. Mulai omong-omong yang serius sampai bercandaan.

Tentu usaha dalam mendapatkan jodoh ini berbagai macam, salah satunya yang saya lakukan adalah berdoa. Ada seseorang yang menurut kaca mata luar saya, dia memenuhi sebagian besar kriteria saya. Semakin gencar dong doa saya untuk meminta dijodohkan dengan dia. Tapiiiiii.....sampai sekarang belum ada jawaban dari Tuhan. Sampai akhirnya saya tiba di satu pemikiran. Ini kayaknya saya berdoa cuma pamrih aja deh, belum sampai ke tahap ikhlas.

Lho gimana sih, katanya pamrih tapi ikhlas, mungkin itu yang ada di benak kalian, ya? Iya tau, kalau pamrih itu tidak beriringan dengan ikhlas begitu juga sebaliknya. Jadi mari baca dulu penjelasan saya.

Maksudnya gini lho......
Pamrih di sini jelas dong kita meminta suatu balasan dari doa-doa kita. Berdoa kok pamrih? Lha ya ndak apa-apa, toh satu-satunya yang dapat kita andalkan untuk menolong kita adalah Tuhan dan yang Maha Pengabul juga Tuhan. Sewajarnya kalau kita berdoa itu pamrih, bahwa apa yang dijadikan doa oleh kita dapat dikabulkan Tuhan.

Sayangnya, kadang kita lupa untuk ikhlas dalam berdoa. Maksudnya? Kita lupa ikhlas jika apa yang menjadi doa itu tidak baik, mohon digantikan dengan yang menurut-Nya terbaik.

Contohnya gini deh, balik lagi ke masalah jodoh. Selama ini saya berdoa, "ya Allah, aku suka sama X, dan sebagian besar kriteria suami idamanku ada di dia. Aku mohon didekatkan dengannya. Kalau bisa memilih aku ingin dijodohkan dengannya". Wes, itu thok. Saya lupa menambahkan "tapi kalau memang dia bukan jodohku, mohon diganti dan didatangkan segera pilihan terbaik yang telah Engkau sediakan".

Saking saya fokus meminta si X, saya lupa untuk ikhlas jika si X ini ternyata bukan balasan dari doa saya. Hingga akhirnya saya berpikir, lamanya Tuhan menjawab doa kita itu karena
1. Tuhan menahannya untuk beberapa waktu karena waktunya belum tepat
2. Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik dari doa yang kita minta
3. Kita belum ikhlas dalam berdoa, sehingga pengganti pada nomor 2 pun ditahan dulu oleh Tuhan.

Jadi, itulah pamrih dan ikhlas dalam berdoa. Sebuah pelajaran yang saya dapat di tengah-tengah menanti datangnya si jodoh. ;)