tag:blogger.com,1999:blog-47668948586013269882024-03-13T20:25:00.728+07:00KOTAK KATAHalida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.comBlogger214125tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-2729343571984714222017-10-05T08:36:00.000+07:002017-10-05T08:36:04.524+07:00Scoop Premium, Baca Buku Sampai Mabuk!<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<b>"Buku fisik lebih enak daripada buku elektronik!"</b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa yang setuju dengan motto di atas? Dulu aku salah satu penganut setia motto tersebut. Namun, akhirnya ketulah sama omongan sendiri. Semua bermula semenjak harga buku yang semakin mahal dan harus benar-benar selektif saat jajan buku. Sementara hati inginnya baca semua buku yang terbit agar supaya kekinian. Hahahaha</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div style="text-align: justify;">
Lalu datanglah Scoop Premium sebagai jawaban atas doa-doaku *halah* Semenjak langganan <a href="https://www.getscoop.com/premium">Scoop Premium</a>, aku bisa baca buku sepuasnya bahkan sampai mabuk bacaan! Bayangkan aja, dengan harga 89.000 yang kalau dipakai untuk beli buku fisik, mungkin hanya dapat satu buku saja. Namun dengan membayar 89.000 untuk langganan Scoop Premium, aku bisa dapat fasilitas <i>unlimited reading</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-0pfKhVgRp20/WdWMEHvxj4I/AAAAAAAAKcs/rYQd7YEzdq80oRzfLk5JlhzhInAQQaw1wCLcBGAs/s1600/Screenshot_2017-10-05-08-20-51%255B1%255D.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-0pfKhVgRp20/WdWMEHvxj4I/AAAAAAAAKcs/rYQd7YEzdq80oRzfLk5JlhzhInAQQaw1wCLcBGAs/s320/Screenshot_2017-10-05-08-20-51%255B1%255D.png" width="180" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-sjRYDTC1ZPc/WdWLXZd22UI/AAAAAAAAKck/zAJJqr-Uk_Ij82teHCT_0V92bEHUDWZAQCLcBGAs/s1600/Screenshot_2017-10-05-07-49-48%255B1%255D.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-sjRYDTC1ZPc/WdWLXZd22UI/AAAAAAAAKck/zAJJqr-Uk_Ij82teHCT_0V92bEHUDWZAQCLcBGAs/s320/Screenshot_2017-10-05-07-49-48%255B1%255D.png" width="180" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah langganan Scoop Premium hampir 1 tahun, berikut ini beberapa keuntungan yang aku rasakan:</div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">MURAH! Sudah pasti ya. 89.000 bisa baca buku sepuasnya. Ppsssttt... kalian tahu nggak? Ternyata 1 akun Scoop Premium itu bisa dipakai untuk 5 gadget berbeda. Jadi kamu bisa patungan dengan 4 orang temanmu yang lain. Dengan hanya 18.000 kamu bisa baca banyak buku. Lebih murah lagi kan?</li>
<li style="text-align: justify;">Stok buku yang tersedia sangat lengkap. Bahkan terkadang buku yang belum ada di toko buku, di Scoop udah ada duluan.</li>
<li style="text-align: justify;">Ada mode malam yang bisa diatur sehingga tidak terlalu silau dan membuat mata lelah.</li>
<li style="text-align: justify;">Bisa dibaca dalam keadaan <i>offline</i>.</li>
<li style="text-align: justify;">Walaupun ganti akun, asalkan masih di gadget yang sama, buku-buku yang ada di perpustakaan tidak akan hilang! </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Namun, seperti kita tahu, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ada kelebihan, tentu ada kekurangannya juga.</div>
<div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Buku yang bisa dibaca sepuasnya baru khusus buku-buku terbitan Kompas Gramedia grup. Meski sudah sangat mumpuni, tapi ya kalau bisa ditambah lagi dengan buku-buku terbitan lain. *pembaca banyak maunya*</li>
<li style="text-align: justify;">Hanya ada 1 folder perpustakaan. Kalau bisa ditambahkan lagi fasilitas untuk memisahkan buku-buku yang sudah dibaca dan yang belum.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dua poin kekurangan yang masih bisa ditolerir. Lalu, setelah baca buku elektronik seperti itu, aku masih baca atau beli buku fisik nggak? Jawabannya masih dong! Justru Scoop jadi alat seleksi buatku. Kalau ada buku yang benar-benar bagus, aku pasti beli buku fisiknya. Buku-buku dari penulis favoritpun masih aku beli bentuk fisiknya. Apalagi buku-buku <i>pre order</i> yang suka kasih hadiah menarik, aku pasti nggak terlewat untuk ikutan beli. </div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, apakah Scoop Premium itu <i>worth to subscribe</i>? <i>The answer is definitely YES!</i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-57644934501934131722017-04-26T20:06:00.000+07:002017-04-26T20:06:16.293+07:00[Resensi] Some Kind of Wonderful<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-jtyzWfVQZpM/WQCZmm1BZlI/AAAAAAAAKX4/cMpmMFUh_JAQT0oyPmxkRitA8-w63ZwmACLcB/s1600/2017-04-24_07.07.35_1%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-jtyzWfVQZpM/WQCZmm1BZlI/AAAAAAAAKX4/cMpmMFUh_JAQT0oyPmxkRitA8-w63ZwmACLcB/s320/2017-04-24_07.07.35_1%255B1%255D.jpg" width="240" /></a></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Judul: Some Kind of Wonderful</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Penulis: Winna Efendi</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Harga: Rp 79.000,-</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tebal: 360 halaman</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Mulanya aku cukup kaget ketika tahu mbak Winna mengeluarkan buku di penerbit lain. Untungnya buku tersebut masuk di lini metropop, jenis buku kesukaanku. Aku membaca ini tanpa ekspektasi apapun. Hanya berbekal nama besar Winna Efendi yang sudah aku yakini kualitas tulisannya. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>Characters</u></b></div>
<b><div style="text-align: justify;">
<b><i>Liam Kendrick</i></b></div>
</b><div style="text-align: justify;">
Seorang lelaki yang berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi <i>chef</i> terkenal. Kini ia sukses menjadi koki terkenal di Sydney yang memliki acara masak sendiri di stasiun televisi nasional. Suksesnya karier Liam, sayangnya tidak diikuti dengan suksesnya percintaan Liam. Liam harus rela melepaskan seorang yang dicintainya. <i>Someone he loves but he can never and will never have.</i></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Aurora Handitama</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang lebih dikenal dengan Rory. Wanita yang bekerja di kedai kopi, juga sebagai pelayan dan salah satu pengisi acara anak yang ditayangkan oleh stasiun televisi Network Eleven. Rory terpaksa mengambil banyak pekerjaan untuk melunasi hutang-hutang yang ia miliki. Selain itu, ia juga butuh membuat pikirannya selalu sibuk agar tidak teringat akan rasa kehilangan dua orang yang paling ia kasihi. Karena rasa kehilangan itu juga Rory akhirnya harus rela membuang impiannya jauh-jauh.</div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><b><u>What I feel while read this book</u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bisa merasakan bagaimana perihnya kehilangan yang dirasakan Rory. Sakitnya kehilangan 1 orang yang paling kita cintai saja sudah bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi perasaan Rory yang harus kehilangan 2 orang sekaligus. Belum lagi rasa bersalah yang selalu dia bawa. Rasa bersalah karena Rory merasa bahwa hilangnya 2 orang yang paling ia cintai adalah karena dirinya. Kehilangan juga perasaan bersalah adalah seburuk-buruknya kombinasi.</div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aku bisa juga merasakan kesepian Liam. Tidak adanya keluarga yang bisa dia jadikan tempat pulang. Bahkan satu-satunya orang yang paling dipercayainya harus ia jauhi demi kesehatan hatinya. Belum lagi jatuh bangun usaha Liam dalam mewujudkan impiannya. Aku selalu suka dan termotivasi jika membaca cerita tentang mereka yang tidak pernah putus asa dalam meraih mimpi-mimpinya.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>Kehilangan. Kesepian. Kesedihan.</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
3 hal yang dialami oleh Liam dan Rory.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i>Menerima. Melepaskan. Merelakan.</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Juga 3 hal yang akhirnya dapat dipelajari oleh Liam dan Rory.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<b><u>What I like the most</u></b></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Alurnya tidak terburu-buru juga tidak terlalu lambat. Seolah-seolah mbak Winna ingin mengajak pembaca agar merasakan apa yang dialami Liam dan Rory dan itu berhasil! Belum lagi <i>ending</i>-nya yang menurutku sangat pas. Buat pembaca yang suka tipe <i>open ending</i>, <i>then you should read this book!</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<b><u>Rating</u></b></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
4 of 5 stars</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<b><u>Quotes</u></b></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<i>"Sometimes, memory becomes a curse instead of a blessing." -Rory Handitama</i></blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<i>"Kamu nggak bisa berhati-hati dalam urusan hati. You either trust the other person and yourself enough to take the leap, or you don't." -Daphne</i></blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<i>"I used to think that leaving might feel lonely, but not anymore. because sometimes goodbye means a promise to return to the people you love." -Liam Kendrick</i></blockquote>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>"Tetapi, bukankah letak memori yang sesungguhnya adalah di hati? Bukan tempat, bukan benda, bukan juga foto--tetapi hati. Hati yang merindukan, hati pula yang memutuskan untuk mengingat." -Rory Handitama</i></div>
</blockquote>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-91571198577242781332017-04-09T21:41:00.000+07:002017-04-10T09:51:10.426+07:00Advance Reading, 6 Alasan Untuk Baca Boy Toy<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Minggu, 19 Maret 2017 lalu, aku dan 4 orang lainnya mendapat kesempatan untuk ikut acara Advance Reading Boy Toy dari pihak Gramedia Pustaka Utama. Seperti kita tahu, mbak aliaZalea akan meluncurkan buku barunya yang berjudul Boy Toy. Nah, kami berlima ini beruntung banget bisa membaca ceritanya lebih dahulu daripada kalian. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-upi2iwdtj8s/WOpE6xpLgCI/AAAAAAAAKWM/zZX-JF-yomA8Wl4UhN3yIfCe_VXn-RTkgCLcB/s1600/C7QBPomU0AUy5Zm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://1.bp.blogspot.com/-upi2iwdtj8s/WOpE6xpLgCI/AAAAAAAAKWM/zZX-JF-yomA8Wl4UhN3yIfCe_VXn-RTkgCLcB/s320/C7QBPomU0AUy5Zm.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-24Z4IGmI0kM/WOpE9kcd9pI/AAAAAAAAKWQ/ZZ9Wjuiek4shyLIDII3zL1Ti6D9b4vn1wCLcB/s1600/PicsArt_04-09-07.53.50.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-24Z4IGmI0kM/WOpE9kcd9pI/AAAAAAAAKWQ/ZZ9Wjuiek4shyLIDII3zL1Ti6D9b4vn1wCLcB/s320/PicsArt_04-09-07.53.50.jpg" width="320" /></a></div>
<span id="goog_747513780"></span><span id="goog_747513781"></span><br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Boy Toy sendiri adalah seri baru yang diciptakan mbak aliaZalea, yaitu seri Pentagon. Kalau di seri terdahulu sudut pandangnya adalah dari tokoh cewek, maka di seri Pentagon ini sudut pandangnya dari tokoh cowok. Karena Pentagon sendiri adalah <i>boyband</i> yang beranggotakan 5 cowok. Taran, Nico, Pierre, Erik dan Adam adalah cowok-cowok ganteng personel Pentagon. Mbak aliaZalea membuka seri ini dengan menyajikan kisah Taran Aditya.</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aku ingin membagi kesan dan komentarku setelah baca Boy Toy. Namun harap maklum kalau reviunya kurang dalam dan menyeluruh karena waktu itu aku bacanya <i>skimming</i>, secara drafnya nggak boleh dibawa pulang. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><u>Why you should read Boy Toy?</u></span></b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Fresh, fun, entertaining and witty!</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalian para cewek sadar nggak sih, becandaan para cowok tuh suka aneh-aneh tapi bikin kita ngakak? Sekarang bayangkan kalau 5 cowok digabung jadi satu, kelakuan mereka akan seajaib apa?</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-Zq4LznfUWb4/WOpFYaJAB0I/AAAAAAAAKWU/Y5zsxuL9W807Gj-EOe4EBSFbKAPl5PxrACLcB/s1600/20170319_120231-1-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-Zq4LznfUWb4/WOpFYaJAB0I/AAAAAAAAKWU/Y5zsxuL9W807Gj-EOe4EBSFbKAPl5PxrACLcB/s320/20170319_120231-1-1.jpg" width="272" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-SsY9VwA8Xdw/WOpFbufj-0I/AAAAAAAAKWY/ZjD3TkMbdos2_FHHcGj_saHYUBukziRyQCLcB/s1600/20170319_120302-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="285" src="https://4.bp.blogspot.com/-SsY9VwA8Xdw/WOpFbufj-0I/AAAAAAAAKWY/ZjD3TkMbdos2_FHHcGj_saHYUBukziRyQCLcB/s320/20170319_120302-1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i> Nukilan yang bikin aku ngekek :)))</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Selama baca Boy Toy ini, aku dan 4 orang lainnya nggak berhenti tertawa ngakak karena ulah para personel Pentagon. Lucu parah mereka itu! <i>I love every jokes on the book</i>. Mbak Alia nggak berusaha melawak, tapi sukses bikin kami terbahak-bahak. <i>Jokes</i>nya pun bukan <i>jokes</i> receh gitu. Saking terhiburnya sama kelakuan ajaib anak-anak Pentagon, setiap ganti halaman aku menanti-nanti bagian mana lagi yang akan membuatku tertawa lepas. Dan yang paling menggemaskan tingkahnya adalah Nico dan Erik. Aku berharap buku keduanya adalah tentang Nico. Nggak kebayang akan sekocak apa nanti ceritanya. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Taran tidak minder dengan perempuan berpendidikan tinggi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kalian baca beberapa part Boy Toy di wattpad, kalian pasti tahu bahwa tokoh ceweknya, Lea, adalah seorang dosen Biologi. Bayangin <i>man</i>, Biologi, sains, ilmu yang banyak melakukan penelitian. Dan Taran tidak takut sama sekali untuk mendekati Lea. Taran tidak minder dengan profesi Lea juga gelar S3 yang dimiliki oleh cewek itu. Bahkan Taran menganggap Lea seksi dengan pekerjaannya. Satu lagi alasan yang akan membuat kita jatuh hati pada Taran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Some parts remind me of the characters from other books</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada bagian-bagian di mana membuatku teringat kembali beberapa tokoh dari buku-buku sebelumnya. Contohnya cara komunikasi Taran dan Lea melalui pesan singkat, mengingatkan aku bagaimana menggemaskannya <i>chit-chat</i> antara Nadya dan Kafka. Atau Lea yang hanya dosen sementara Taran artis tenar yang digilai cewek, seperti kisah Ina dan Revel. Hal ini justru membuatku kangen dan membaca ulang lagi semua buku-buku mbak Alia.</div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Don't worry about boyband thing</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kamu skeptis karena buku ini mengangkat cerita tentang <i>boyband</i> yang hanya bisa joged-joged tanpa mempedulikan kualitas suara mereka, kamu salah besar. Karena Pentagon adalah <i>boyband</i> yang menuntut setiap personelnya memiliki kemampuan suara dan musik yang mumpuni. Sehingga mereka tidak hanya mengandalkan wajah saja untuk menarik perhatian fans.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div dir="ltr">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Less adult scene</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin bagi fans setianya mbak aliaZalea akan kurang terpuaskan karena <i>scene</i> dewasa di buku ini tidak sebanyak seperti di buku-buku sebelumnya. Ada kok, tapi nggak sedetail biasanya. Aku justru suka mbak aliaZalea menulis seperti itu. Karena ceritanya tentang boyband, menurutku target pembacanya bisa diperluas untuk para remaja. Jadi dengan minimnya adegan dewasa, buku ini malah cocok banget dibaca oleh dedek-dedek gemes.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Berbagai latar adalah objek wisata di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bab awal dan <i>meet cute</i> cerita ini adalah di Bali, objek wisata di Indonesia yang paling terkenal. Selain itu disebutkan juga Lombok sebagai tempat destinasi lainnya. Tapi yang paling aku suka adalah saat bagian di Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Meski tidak terlalu banyak, tapi mengambil tempat itu sebagai latar adalah poin plus karena telah mempromosikan Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Psssttt, mbak Stela dari GPU bahkan punya ide lho, gimana kalau dibuat tur ke Labuan Bajo dan Pulau Komodo biar kita bisa merasakan keriaan anak-anak Pentagon saat berlibur ke sana ;) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Itulah 6 alasan yang bisa aku paparkan kenapa kamu mesti baca Boy Toy. Reviu lengkapnya mungkin nanti menyusul setelah aku baca bukunya lagi dengan benar-benar menghayati ceritanya. *halah*</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Buat yang sudah PO, selamat menanti kedatangan Taran. Beberapa malah sudah menerima bukunya lho. Buat yang nggak ikutan PO, begitu ada di toko buku langsung beli ya. Karena Boy Toy ini beda banget dari seri sebelumnya. Dan aku berharap kalian sama terhiburnya seperti aku saat membaca kisah Taran dan Lea ini. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-vPWBMLkdtX8/WOpHINzLoPI/AAAAAAAAKWk/8nM2fae_4akuX2FCyLYe6HP1qwHHG9UbwCLcB/s1600/PicsArt_04-09-07.56.06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-vPWBMLkdtX8/WOpHINzLoPI/AAAAAAAAKWk/8nM2fae_4akuX2FCyLYe6HP1qwHHG9UbwCLcB/s320/PicsArt_04-09-07.56.06.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-sUWcWPznFVQ/WOpHdDGx6hI/AAAAAAAAKWo/kbHgFUbteSYqIjPaPu3N7AL-mZ5gy5IugCLcB/s1600/20170409_110220.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-sUWcWPznFVQ/WOpHdDGx6hI/AAAAAAAAKWo/kbHgFUbteSYqIjPaPu3N7AL-mZ5gy5IugCLcB/s320/20170409_110220.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i> Fangirling to Taran Aditya </i></div>
</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-66937918242325017662016-11-09T14:40:00.001+07:002016-11-14T07:16:18.976+07:00Butir Ketiga Sumpah Pemuda<p dir="ltr">Akhir-akhir ini aku lagi seneng nonton <i>vlog</i>-nya Ernest Prakasa. Lebih tepatnya nonton video yang ada Sky, anaknya Ernest. Aku ngefans berat sama Sky. Pemikirannya yang <i>out of the box</i>, jadi keunikan sendiri yang bikin betah ditonton. Belum lagi kemampuannya berbahasa Inggris. Aku iri, kalah jauh sama anak kecil itu.</p>
<p dir="ltr">Nah, suatu hari aku mantengin <i>vlog</i> Ernest di sekolah. Mumpung ada <i>wifi</i> dan lumayan buat nyumpal telinga dari obrolan guru-guru yang bahas masalah politik mulu. Ternyata ada salah satu guru yang mengintip. Kemudian beliau berceletuk, "Anak itu ngomongnya bahasa Inggris? Itu yang merusak bahasa Indonesia." <i>An</i><i>d you know what?</i> Komentar tersebut keluar dari seorang guru PKn. Berhubung aku males berargumen, jadi yaudahlahyaaa... Aku lanjutin lagi aja nontonnya.</p>
<p dir="ltr">Beberapa hari kemudian saat mengajar di kelas, entah gimana ceritanya, aku agak lupa, kami membahas kepanjangan VIP adalah Very Important Person. Kemudian ada siswa yang celetuk kurang lebih begini, "Bu, itu kan bahasa Inggris. Kata Bu piiiiiiippp (dia menyebutkan nama guru bahasa Indonesia) harusnya kita berbahasa Indonesia aja. Bahasa Inggris bisa merusak bahasa Indonesia." </p>
<p dir="ltr">Sampai sini apakah kamu mau jedotin kepala? Kalau iya, yuk bareng-bareng sama aku.</p>
<p dir="ltr">Aku sedih banget pernyataan itu keluar dari seorang pendidik, PNS pula. Ternyata, tingginya tingkat akademis dan pekerjaan, tidak menjamin seseorang untuk <i>open minded</i>. </p>
<p dir="ltr">Aku mungkin nggak pinter mengenai Pendidikan Kewarganegaraan. Aku juga awam mengenai sejarah. Aku pun bukan ahli bahasa. Namun menurutku, butir ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi "<b>Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</b>", maknanya bukan untuk mengekang kita mempelajari bahasa asing. Di situ tertera "<b>...bahasa persatoean, bahasa Indonesia</b>", berarti bahasa Indonesia dijadikan salah satu alat pemersatu bangsa. Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari banyak suku yang masing-masing memiliki bahasa daerah. Untuk menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku, maka digunakan bahasa Indonesia. Sepahamanku sih itulah makna butir ketiga Sumpah Pemuda.</p>
<p dir="ltr">Jadi, bukannya kita hanya boleh berbahasa Indonesia dan tidak boleh mempelajari bahasa asing. Kalau memang harus berbahasa Indonesia yang baik, aku setuju. Di era sosial media saat ini, mungkin banyak anak-anak yang lebih mahir "menulis" status yang tentunya menggunakan bahasa gaul. Membaca bacaan yang "bergizi" pun sepertinya juga jarang, sehingga mereka tidak paham cara berbahasa yang baik. Khususnya dalam hal tulis-menulis.</p>
<p dir="ltr">Namun, balik lagi, hal ini jangan dijadikan pengekangan untuk kita belajar bahasa asing. Percuma Indonesia ini kaya, tapi nggak ada yang bisa mempresentasikannya ke bangsa lain hanya karena kita tidak bisa berbahasa Inggris. Lagi pula menurutku, kalau kamu cuma bisa berbahasa Indonesia kamu hanya akan berada di Indonesia. Beda dengan mereka yang bisa berbahasa Inggris, mereka punya peluang untuk melihat dan mengunjungi negara lain, secara langsung atau hanya melalui dunia maya.</p>
<p dir="ltr">Semoga, hanya di tempatku saja ada orang yang tidak setuju penggunaan bahasa Inggris. Semoga di luar sana banyak orang yang sangat <i>open minded</i>, bahkan mengenalkan dan mengajarkan bahasa Inggris kepada anak sejak usia dini.</p>
<p dir="ltr">Jadi, inti tulisan kali ini adalah berbahasa Indonesia yang baik itu penting tetapi belajar bahasa Inggris (dan bahasa asing lainnya) juga tidak kalah penting. Sebuah catatan saja, kita fasih menulis "at home" tetapi sering kali salah saat menuliskan "di rumah. </p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-24940220621077910822016-10-17T19:41:00.000+07:002016-10-17T19:41:43.676+07:00[Resensi] Matahari<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-UZ9nej1YvYM/WATGF-wIIgI/AAAAAAAAKRk/eDlvJO4TqT4cLaLPT3G-uhVYbEvTptErgCLcB/s1600/2016-10-13_07.53.43_1%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-UZ9nej1YvYM/WATGF-wIIgI/AAAAAAAAKRk/eDlvJO4TqT4cLaLPT3G-uhVYbEvTptErgCLcB/s320/2016-10-13_07.53.43_1%255B1%255D.jpg" width="240" /></a></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Judul: Matahari</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Penulis: Tere Liye</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Harga: Rp88.000,00</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Tebal: 400 halaman</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sepulangnya dari klan Matahari, Raib, Seli, dan Ali kembali menjalani aktivitasnya dengan <i>normal</i>. Mereka kembali disibukkan dengan kegiatan sekolah, layaknya siswa pada umumnya. Yang sedikit berbeda dengan siswa lainnya, adalah apa yang dibaca oleh mereka bertiga. Jika siswa lain sibuk membaca buku teks, mereka justru membaca <i>virtual book</i> yang berada di dalam tabung kecil pemberian Av sesaat sebelum mereka kembali ke Bumi. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Namun seperti kita tahu, hidup selalu memberi kejutan yang tidak terduga. Diawali dengan masuknya Ali menjadi tim inti basket sekolah. Ali yang tidak pernah terlihat memegang bola basket dan selalu dianggap remeh oleh guru dan teman-temannya, tentu sebuah kejutan besar dan perlu dipertanyakan ketika ia mampu membawa tim basket sekolah ke babak final. Keanehan selanjutnya adalah kapsul terbang buatan Ali. Berkat tabung kecil dari Av, Ali mengetahui teknologi dan kekuatan yang dimiliki oleh klan Bulan dan Matahari. Ali kemudian menggabungkan dua kekuatan itu dan mengaplikasikannya pada kapsul ciptaannya. Masih berbekal tabung kecil dari Av, Ali bisa memprediksi letak klan Bintang yang selama ini misterius dan dianggap hanya sekadar legenda. Ali percaya kapsul buatannya mampu mencapai klan Bintang. Maka berbekal dengan rasa ingin tahu dan jiwa petualang khas anak remaja, Raib,Ali dan Seli berangkat menuju klan Bintang.</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Petualangan mereka menuju klan Bintang, menurutku adalah petualangan paling seru dibandingkan dengan petualangan di dua buku sebelumnya. Hanya dengan mengandalkan kekuatan yang dimiliki Raib dan Seli, juga kapsul ciptaan Ali, mereka harus menghadapi segala rintangan yang mereka temui dalam perjalanan menuju klan Bintang. Adrenalin aku terpacu saat menyaksikan mereka bertarung untuk mempertahankan diri. Rasanya visualiasi mereka di imajinasi begitu nyata seakan-akan aku menyaksikan langsung pertarungan yang dialami mereka.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Selain pertarungan yang lebih seru, aku pun mendapat pengetahuan baru dan fakta-fakta menarik saat membaca buku ini. Misalnya saja mengenai lapisan tanah yang dijelaskan Ali saat menerangkan letak klan Bintang. Atau fakta yang baru aku ketahui bahwa ada ubur-ubur abadi di dunia ini. Pengetahuan dan fakta menarik seperti itu tidak secara paksa dijejalkan oleh penulis penulis. Tapi justru menarik perhatian pembaca. Apalagi jika yang membaca para remaja, sesuai target pasar dari buku ini, sehingga para remaja yang identik dengan galau karena masalah cinta-cintaan akan mendapat suntikan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sayangnya keseruan petualangan Raib, Seli dan Ali sedikit terganggu dengan beberapa <i>typo</i> yang bertebaran. Buat aku yang bisa dibilang polisi <i>typo</i>, <i>typo</i> di buku ini termasuk kategori parah untuk ukuran buku terbitan Gramedia Pustaka Utama. Apalagi bukan hanya salah ketik huruf, tapi 2 kali aku temukan salah pengetikan nama. Contohnya, harusnya Ily tapi yang terketik Ilo.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Selain itu, buat fans Harry Potter membaca buku ini bisa jadi bernostalgia dengan kisah Harry di Hogwarts atau justru akan membandingkannya. Contohnya saja serbuk api yang dipakai untuk berpindah tempat melalui perapian, itu mirip dengan bubuk <i>floo</i>. Lalu ular-ular penjaga yang ditemui Raib cs dalam perjalanan menuju klan Bintang, mengingatkan aku dengan ular Nagini. Untungnya aku bukan penggemar Harry Potter, jadi hal itu tidak menjadi masalah yang berarti. Justru aku berharap, seri Bulan-Bumi-Matahari-Bintang ini bisa diangkat ke layar lebar. Kalau bisa semua proses produksi filmnya dikerjakan oleh sineas-sineas Indonesia. Karena tidak banyak penulis Indonesia yang menulis genre fantasi. Apalagi yang sampai difilmkan.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sambil menunggu difilmkan (aamiin), aku nunggu buku terakhirnya saja, Bintang. <i>Can hardly wait!</i> Langsung masuk <i>list</i> di urutan pertama yang harus dibeli di tahun depan!</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Ada satu <i>quote</i> dari buku ini yang menarik perhatianku.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
"Sesuatu akan bertahan lebih lama saat diwariskan lewat buku, dituliskan" -halaman 357 </blockquote>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-78552984174190726372016-10-17T19:27:00.000+07:002016-10-17T19:27:51.317+07:00Perihal Jodoh, Tanyakan Padaku, Jangan Mereka!<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Rasanya baru kemarin mendapat pertanyaan "Mau kuliah di mana? Jurusan apa?" Kemudian beberapa waktu berikutnya, dicecar oleh kalimat "Gimana skripsinya? Jadi kapan lulus nih?" Selanjutnya, pertanyaan yang diawali kata "Kapan" naik tingkat menjadi "Kapan nikah?". Satu pertanyaan yang akan meneror hidupmu ketika kamu berusia <i>twenty something</i> masih berstatus <i>single</i>.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Gerah? Pasti. Sebal? Jangan ditanya. Pasalnya, perkara jodoh hanya Tuhan yang tahu kapan datangnya. Sewaktu ditanya "Kapan lulus?" aku berpikir kalau orang-orang masih menanyakan hal yang sama itu artinya aku yang malas dan kurang berusaha. Tapi ketika diteror "Kapan nikah?" aku <i>kudu piyeee???</i> Aku tak tahu apakah usahaku sudah di batas maksimal, tetapi aku selalu berupaya memperbaiki diri dan segala halnya agar saat sang jodoh datang aku dalam keadaan yang pantas dan siap. Masalahnya kan, aku aja nggak tau kapan jodohku datang, lalu apakah orang lain yang justru lebih sibuk mempertanyakannya itu bisa lebih tahu?</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Sampai saat ini aku selalu santai menghadapi pertanyaan-pertanyaan itu. Meski dalam hati ingin kubalas dengan "Kapan Anda mati?". Tapi aku tahu itu tidak sopan. Alih-alih didoakan segera dipertemukan dengan jodoh, yang ada nanti aku disumpahi jauh dari jodoh. *<i>amit-amit* *ketok-ketok meja*</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Yang tidak pernah aku tahu adalah perasaan kedua orangtuaku, khususnya ibu, ketika ditanya "Kapan si mbak nikah?". Sehari sebelum aku bertambah usia, ibu bertanya gimana perasaanku. Ya kujawab aja apa adanya, "Aku nggak apa-apa. Emang belum waktunya aja kali, bu." Lalu ibu pun membalas, "Iya, ibu juga nggak apa-apa kok." Tapi seperti kita tahu, di balik "Nggak apa-apa" selalu ada "Apa-apa."</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aku tahu sedikit-banyak ibu pasti kepikiran. Tua dan menderita penyakit, tentu dibayang-bayangi nyawa yang kapan saja bisa direnggut. Di sisa umur ibu-bapak, aku tahu mungkin harapan mereka sederhana, yaitu melihat anak-anaknya menikah agar mereka bisa segera menimang cucu.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Aku nggak tahu kapan bisa mewujudkan harapan mereka. Semoga disegerakan ya, Bu, Pak. Doakan saja. Aku tahu doa kalian tidak pernah putus.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Jadi, bagi kalian yang ingin menanyakan kapan aku nikah, tanyakan saja langsung padaku, jangan pada mereka.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-UwY_bBLdKIc/WATDfIOKqRI/AAAAAAAAKRc/SxQJQrr3zxkMc_NJfeH04BHilv5lfjxywCLcB/s1600/IMG_20161014_221949%255B1%255D.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-UwY_bBLdKIc/WATDfIOKqRI/AAAAAAAAKRc/SxQJQrr3zxkMc_NJfeH04BHilv5lfjxywCLcB/s320/IMG_20161014_221949%255B1%255D.jpg" width="320" /></a></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-84815639961719328462016-07-18T19:43:00.001+07:002016-07-18T19:43:20.332+07:00Tahun Keempat<p dir="ltr">Setiap kali ada yang bertanya, "Kapan mau lanjut S2?" Saya cuma bisa cengar-cengir padahal dalam hati meringis. Jujur, bukannya nggak mau melanjutkan studi. Dalam hati keinginan untuk belajar masih ada. Keinginan untuk mengeksplor hal-hal baru juga besar. Tapi gimana ya, saya ini seperti trauma. </p>
<p dir="ltr">Berkutat dengan hal yang dulu membuat saya tertekan itu sepertinya tidak ingin saya ulangi lagi. Setidaknya dalam waktu dekat. Saya masih ingat bagaimana hampir setiap ujian (UTS maupun UAS), saya selalu menangis dan hampir menyerah. Masih lekat dalam benak saya, bagaimana saya menangis-nangis ke dosen pembimbing untuk diijinkan ikut sidang padahal baru 2 kali bimbingan.</p>
<p dir="ltr">Saya juga masih ingat ketika orangtua bertanya akan bekerja sebagai apa saya setelah lulus itu yang saya jawab dengan air mata karena saya harus menahan keinginan untuk menjadi seorang editor, dan harus kembali berada di <i>jalur</i> yang sudah seharusnya.</p>
<p dir="ltr">Lucu, gimana dulu saya menangis-nangis namun akhirnya sampai saat ini saya bisa bertahan. </p>
<p dir="ltr">Tahun ajaran baru ini adalah tahun keempat saya mengajar. Kalau ada yang bertanya apakah saya bahagia dengan apa yang saya jalani? Saya sangsi untuk menjawab iya. Saya tidak bisa menipu diri, karena ada saat-saat tertentu saya ingin berhenti. Meski belum bahagia sepenuhnya, tetapi saya senang kalau melihat anak-anak semangat belajar, senang kalau mereka tidak takut dengan Matematika yang selama ini menjadi momok. Jujur, justru mereka yang selalu menjadi penyemangat saya. Lelah dan jenuh langsung lenyap kalau melihat tingkah-tingkah mereka yang konyol-konyol. </p>
<p dir="ltr">Pada awalnya memang saya terpaksa menjalani profesi ini, sambil berharap mungkin ini hanya sementara dan suatu saat nanti saya bisa kembali mewujudkan cita-cita saya. Tetapi saya tidak pernah main-main dalam menjalankan tugas. Saya paham berat sekali tanggung jawab yang harus saya pikul. Sedikit banyak saya merasa saya ikut berkepentingan masa depan bangsa. Karena sudah menjadi tugas saya untuk mencerdaskan anak bangsa, menyiapkan generasi penerus yang nantinya bisa memajukan negari kita tercinta ini.</p>
<p dir="ltr">Setelah memasuki tahun keempat ini, saya berpikir mungkin pada akhirnya cita-cita saya memang tidak bisa diwujudkan. Maka dari itu selama saya mengajar saya tidak pernah lelah memberikan motivasi agar mereka semangat belajar dan mengarahkan mereka menuju cita-cita terbaik yang mereka inginkan. Dan jika nanti saya bisa melihat mereka meraih cita-citanya, mungkin saat itulah saya akan merasa kebahagiaan yang sepenuhnya.</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-50441753213028001612016-06-30T15:27:00.001+07:002016-06-30T21:17:01.719+07:00[Resensi] Secangkir Kopi dan Pencakar Langit<p dir="ltr"><b>"</b><b><i>Lebih baik mana, dicintai atau mencintai?"</i></b></p>
<p dir="ltr">Pertanyaan itu mungkin seringkali terbersit di hati kita. Pertanyaan inilah yang menjadi landasan Aqessa Aninda menulis kisah Secangkir Kopi dan Pencakar Langit.</p>
<p dir="ltr">Adalah Athaya, gadis yang bingung hendak memilih Ghilman orang yang selama ini dicintainya atau menerima Satrya yang mencintai dirinya. Permasalahan semakin rumit karena ketiganya adalah rekan sekantor. Dilatari gedung-gedung perkantoran setinggi pencakar langit juga cangkir-cangkir kopi khas gaya hidup kaum urban, ketiganya mencari jawaban untuk hatinya masing-masing.</p>
<p dir="ltr"><i>Write what you want to read and write what you know.</i> Itulah yang dilakukan penulis. Saya suka karena penulis benar-benar menguasai tulisannya. Dunia IT yang digeluti tokoh-tokohnya dapat dinikmati, membuat saya sebagai pembaca bisa merasakan kehidupan tokohnya.</p>
<p dir="ltr">Dan memang tokoh-tokoh dalam buku ini karakternya sangat kuat juga begitu hidup. Terasa seperti benar-benar berinteraksi langsung dengan mereka, apalagi canda-candaan khas geng fogging (geng yang berisi Ghilman, Satrya dan kawan-kawannya di kantor). Rasanya baru kali ini lagi saya bisa berdelusi bareng teman-teman tentang tokoh yang ada di suatu buku.</p>
<p dir="ltr">Salah satu yang menjadi favorit saya adalah <i>scene </i>tokoh cowok ketika membicarakan niatnya untuk menikah kepada orangtuanya. Duh, rasanya pengin deh dinikahin sama si mas yang itu *wink* *mulai haluuuu*</p>
<p dir="ltr">Karena buku ini awalnya berasal dari situs menulis Wattpad, tentu banyak kekhawatiran yang selama ini banyak dikemukakan pembaca mengenai fenomena <i>from Wattpad into book</i> ini. Mungkin beberapa poin di bawah ini adalah keluhan-keluhan yang sering saya baca di beberapa reviu buku yang berasal dari Wattpad. Maka sekalian saja saya akan membandingkan dengan buku ini.</p>
<p dir="ltr">Hal yang paling mendasar dari keluhan para pembaca adalah ketiadaannya peran editor dalam proses penyuntingan naskah. Saya bagi jadi 2 poin ya.<br>
<b>1. Typo yang bertebaran</b><br>
Saat membaca di Wattpad tentu kita tidak mempermasalahkan hal-hal teknis seperti typo ini. Dikasih bacaan <i>gratis </i>saja sudah bersyukur. Namun lain halnya kalau cerita tersebut berubah bentuk menjadi sebuah buku yang diterbitkan oleh penerbit. Baik penerbit mayor ataupun minor, harusnya editor berperan maksimal dong bersama penulis untuk memperbaiki naskahnya. Apalagi untuk masalah penggunaan imbuhan dan kata depan "di" yang masih saja banyak salah. Kita nggak mau dong sudah mengeluarkan uang (bahkan tidak sedikit, -iya harga buku sekarang kan mihiiiiillll-) tapi hal sepele kayak gitu aja masih bertebaran.</p>
<p dir="ltr">Naaaahhh, untungnya dari awal ada di Wattpad, Echa (panggilan akrab penulis) memang sudah melek EYD. Yaiyalaaah, secara ibunya guru bahasa Indonesia ya. Hahaha. Mungkin masih ada beberapa typo, tapi hanya seperti kata yang harusnya dicetak miring tetapi luput. </p>
<p dir="ltr"><b>2. Cerita ternyata nggak beda jauh de</b><b>ngan yang ada di Wattpad, bahkan banyak yang sama </b><b><i>plek-ketiplek</i></b><br>
Banyak yang janji-janji katanya kalau di buku akan ada perbedaan, tapi banyak pembaca yang bilang ternyata sama saja. Janjimu palsu, <i>thor.</i></p>
<p dir="ltr">Saya sendiri nggak ngeh di buku ini apakah ada bagian yang berbeda dari versi aslinya. Tapi saya sih nggak peduli ya, karena lagi-lagi dari awal memang alur dan plotnya sudah apik banget. Memang sih masih ada beberapa kalimat yang kurang efektif yang harusnya bisa diperbaiki, namun ada pun tidak mengurangi kenikmatan membaca.</p>
<p dir="ltr">Naah, poin yang terakhir yang kadang bikin keki adalah.<br>
<b>3. Stempel "Sudah dibaca jutaan kali di Wattpad" ataupun "Best Seller"</b><br>
Buat saya angka jutaan itu tidak bisa jadi patokan bagus atau tidaknya suatu cerita. Tentu, bagus atau tidak kan subjektif ya. Setidaknya buat saya sih cerita yang bagus itu, alur dan plotnya rapih, karakter kuat, sebab-akibat dalam cerita masuk logika, tidak banyak typo juga <i>timeline </i>yang sesuai dan tidak ada <i>plothole</i>. </p>
<p dir="ltr">Saya sendiri jujur jengah masuk ke toko buku dan melihat banyak buku yang tercap "Sudah dibaca jutaan kali di Wattpad" itu. Justru saya malah jadi malas belinya.</p>
<p dir="ltr">Kebetulan di buku Secangkir Kopi dan Pencakar Langit ini tidak ada stempel itu dan embel-embel sejenis yang bikin malas. Tapi saya yakinkan kalian, <i>you SHOULD read this book!</i> Jujur, buku ini menyenangkan. Tetapi juga ada momen-momen yang bikin kalian merasa <i>jleeebbb</i> dan bapeerr. Ehehehe.</p>
<p dir="ltr">Duuuh, kalian merasa nggak sih kalau daritadi kayaknya saya cuma secuil bahas kekurangan buku ini? Ya abis gimana, buat saya buku ini emang bagus banget sih. Buku ini menuntaskan kerinduan saya akan novel Metropop atau Chicklit Indonesia yang witty, light sekaligus meninggalkan kesan. Beneran deh, buku ini <i>worth </i><i>to read</i> dan cocok untuk mejeng di rak buku kalian. Saking senengnya saya sama buku ini, saya mau buat <i>giveaway</i>. Kapan? Tungguin aja, nanti saya kasih tau lagi. :)<br><br></p>
<p dir="ltr"><i>PS: I'm one of your fans, Cha.</i><br>
<i>PPS: Semoga Past, Present, Future dan Jejak cepat nyusul SKdPL</i><br>
<i>PPPS: Kutunggu cerita mas Radhi kesayangannya aku ituuuu ;)</i></p>
<p dir="ltr">"<b><i>Hubungan itu bukan judi, yang bisa kita coba, siapa tahu beruntung. Hubungan juga bukan merger dua korporasi yang harus saling menguntungkan." ~page 303</i></b></p>
<p dir="ltr"><b>Judul: Secangkir Kopi dan Pencakar Langit</b><br>
<b>Penulis: Aqessa Aninda</b><br>
<b>Penerbit: Elex Media Komputindo</b><br>
<b>Harga: Rp 59.000</b></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://lh3.googleusercontent.com/-_Dk9E9I_LC0/V3UkTEvIrzI/AAAAAAAAJcQ/lm4VnKY-7sg/s1600/2016-06-26%25252012.56.49%2525201.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://lh3.googleusercontent.com/-_Dk9E9I_LC0/V3UkTEvIrzI/AAAAAAAAJcQ/lm4VnKY-7sg/s640/2016-06-26%25252012.56.49%2525201.jpg"> </a> </div>Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-65546173572215053712015-11-04T12:38:00.000+07:002015-11-05T10:47:31.459+07:00Another Prolog<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi....kemarin iseng buka-buka folder di laptop terus nemu draft yang seperti biasa, menggantung kayak hubungan aku dan dia...*halah* Pas baca ulang, heran sendiri, bener nih gue yang nulis, da asa nggak percaya. Begitu sampai selesai, bingung sendiri ini premisnya apa, konfliknya apa.Saking lamanya dianggurin, jadi lupa. Samalah kalau kelen punya pacar, jangan sampai dianggurin nanti dia lupa punya pacar kamu. hahahaha....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><br></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Kalau mau baca draftnya, monggoooo... Jangan lupa kasih komentar, yes :)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<a name="more"></a><br><br>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><br></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Semuanya dimulai saat kamu
dan keluargamu datang ke rumahku, dan berbicara pada ayah bahwa kau ingin
meminangku untuk menjadi istrimu. Tahukah kamu apa perasaan aku saat itu?
Senang dan terharu bercampur menjadi satu perasaan yang sulit untuk diungkapkan
dengan kata-kata. Lalu para orangtua kita memilih dan menetapkan ‘tanggal baik’
untuk penyelenggaraan pernikahan kita. Serta tidak lupa membentuk panitia kecil
agar pernikahan kita nantinya berjalan lancar. Mulai saat itu hidup kita tak
sama lagi dengan yang dulu. Kita mulai disibukkan dengan segala macam
pernak-pernik pernikahan. Mulai dari memilih undangan, foto <i>pra wedding</i>, <i>fitting</i> kebaya, menentukan menu<i>
catering</i>, dan hal lainnya yang menyita waktu,tenaga dan pikiran kita. Dan
aku selalu suka saat kamu berkata “<i>rasanya
semakin hari semakin aku sayang kamu</i>” di sela-sela kesibukan kita itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Tiba saatnya kamu
mengucapkan ijab kabul yang terdengar syahdu di telingaku sehingga membuatku
menangis terharu dan mengucap syukur padaNya ‘<i>terimakasih Tuhan, karena Kau telah mengirim kamu dalam hidupku</i>’. Dan kita telah resmi menjadi pasangan
suami-istri. <i>I’m yours and You are mine</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Pesta pernikahan digelar.
Kamu mengajakku ke atas panggung kecil di sudut ruangan dan mulai menyanyikan
lagu Tak Sebebas Merpati milik Kahitna. Lagu yang telah kita pilih sebagai <i>one of our wedding songs</i>. Lagu yang
mengingatkanku pada suatu malam setelah kamu melamarku. Saat itu setelah kamu
pulang dan sampai di rumah, kamu meneleponku. Namun setelah aku angkat, tidak
ada sahutan dari ujung teleponmu. Hingga beberapa detik kemudian terdengar
denting piano dan suaramu yang mulai menyanyi. Kini, kali kedua aku mendengar
kamu menyanyikan lagu itu, perasaanku tetap sama seperti dahulu, tersanjung,
terharu sekaligus bahagia. Ahh.. betapa
aku mencintaimu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Sore hari, setelah resepsi
selesai, kita pulang ke rumah. Tentu saja rumah kita. Rumah yang kita beli
karena kita langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya. Rumah
mungil dua lantai dengan halaman belakang yang sangat pas untuk tempat
anak-anak kita bermain. Ada balkon di lantai dua, tempat kita dapat melihat
bintang bersama. Dan aku sangat berterimakasih padamu karena telah menyiapkan
sebuah ruangan kecil di lantai dua dengan sebuah jendela yang cukup besar di
salah satu sisinya. Sebuah ruangan untuk menyimpan semua buku-bukuku, untuk
tempat aku membaca dan menulis. “<i>Aku
menyiapkan ini semua agar kamu nyaman saat membaca, agar kamu lebih tenang saat
menulis</i>” katamu.<i> And I’m falling in
love over and over again with you,honey</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Mulai sekarang, kehidupan
kita berpusat di rumah ini. Pagi hari yang sibuk dari arah dapur saat aku
membuatkan sarapan dan secangkir kopi hangat untukmu. Lalu kamu berteriak dari
dalam kamar “<i>sayaaaaang, sini dong,
tolong pakaikan dasiku</i>”. Ya, kamu memang lebih manja setelah menikah.
Bahkan untuk sekadar memakai dasi pun kamu butuh pertolonganku. Tapi aku suka.
Aku selalu suka mengurusmu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dan ketika kamu
harus pergi ke kantor, kamu tak pernah lupa untuk mengecup dahi dan bibirku,
serta berucap “<i>I love you. Always love
you</i>”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Sedikit agak siang, aku
pergi ke taman bacaan yang dikelola bersama temanku. Setiap hari senin, rabu
dan kamis aku mendapat giliran untuk mendongeng. Aku sangat mencintai pekerjaan
yang dikelilingi buku ini. Sama seperti halnya aku mencintai hidupku yang
selalu dikelilingi oleh kamu J<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Sore hari, kamu menjemputku
di taman bacaan. Terkadang kamu menyempatkan diri untuk bermain dengan
anak-anak yang kebetulan sedang ada di sana. Betapa menyenangkannya melihat kamu
bermain dengan mereka. Aku pun tak sabar untuk segera mempunyai anak dan
melihatmu bermain riang dengannya. Dalam perjalanan pulang, kamu tak
henti-hentinya berceloteh tentang kelucuan anak-anak itu. Aku tersenyum dan
menanggapinya, ”<i> Semoga aku bisa cepat-cepat
mengandung anak kamu ya. Semoga</i>”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"> Dan
ketika malam tiba,kita melepas penat setelah seharian berkaktivitas, sambil
menonton tv atau kamu yang membaca buku,
aku bersandar di bahumu, sambil sesekali kamu mengelus rambutku. Lain waktu,
kita duduk di balkon ditemani teh hangat dan bintang yang bertaburan di langit,
membicarakan apa pun yang ingin dibicarakan hingga kita mengantuk dan
memutuskan untuk tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Pada akhir pekan, kita
biasanya pergi ‘pacaran’. Entah itu menemanimu <i>hunting photo</i>,<i> shopping</i>,
nonton, ke toko buku, wisata kuliner atau sekedar bermalas-malasan di kasur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div style="border-bottom: double windowtext 6.75pt; border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-thin-medium-gap windowtext 6.75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0cm 0cm 10.0pt 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-thin-medium-gap windowtext 6.75pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 10.0pt 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">Ya
begitulah kehidupan kita. Aku merasa hidupku lengkap dengan adanya kamu di
sampingku. Semuanya bertambah sempurna saat kabar baik itu muncul tiga bulan
setelah pernikahan kita…</span><span style="font-family: Arial Unicode MS, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-thin-medium-gap windowtext 6.75pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 10.0pt 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><br></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-thin-medium-gap windowtext 6.75pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 10.0pt 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><i>to be continued...</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; mso-border-bottom-alt: thin-thick-thin-medium-gap windowtext 6.75pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 10.0pt 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><i><br></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: inherit;"><i><br></i></span></div>
</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-75015698824364900292015-10-31T16:20:00.001+07:002015-10-31T16:20:03.848+07:00Guru Memaksa Murid Nyontek<p dir="ltr">Tadi bertanya ke murid lesku...<br>
"De, hasil UTS udah dibagiin belum?"<br>
"Belum mbak. Kayaknya Bahasa Indonesia aku kecil deh..."<br>
"Loh, kok gitu? Kamu nggak belajar ya?"<br>
"Belajar kok. Gurunya aja aneh. Masa kata-katanya harus sama kayak di buku. Urutannya juga. Aku kan unsur-unsur cerita ada semua, tapi karena urutannya nggak sama kayak di buku, jawabanku disalahin. Terus pengertian dongeng aku ada yang beda 1 kata juga jadinya disalahin."</p>
<p dir="ltr">Baca ceritanya bikin gemes nggak sih? Apalagi aku yang dengar langsung. GEMEZ MAKSIMAL! Rasanya pengin nyamperin gurunya terus bilang "Anda bisa mengajar nggak? Niat nggak jadi guru?".</p>
<p dir="ltr">Bukannya aku sok. Siapalah aku ini, hanya anak bawang di dunia pendidikan. Tapi aku berusaha untuk jadi pengajar yang baik. Dan menilik kisah muridku tadi, itu salah satu hal yang tidak baik dalam proses KBM. Kenapa? Karena guru tidak menghargai proses belajar si siswa dan tidak memberikan wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya. Jadi, jangan salahkan jika para siswa menyontek saat ulangan. Karena secara tidak langsung guru 'memaksa'  mereka untuk seperti itu. Kalau sudah begini, gimana pendidikan Indonesia mau maju kalau gurunya pun seperti itu? Belum lagi kelulusan yang ditentukan oleh UN yang tidak mementingkan proses belajar siswa. </p>
<p dir="ltr">Saya juga suka sebal dengan guru yang suka memberi soal "Jelaskan pengertian X menurut Y!" Boooookkk, itu tokoh-tokoh biasanya nggak cuma 1, minimal 3 laah. Gimana siswa nggak keblinger menghapal segitu banyak pengertian X dari berbagai tokoh? Kenapa nggak 'jelaskan pengertian X menurut pendapatmu"? Selain tidak membuat siswa keblinger, juga terpaku berdasarkan buku, dengan pertanyaan tersebut membuat anak berani mengemukakan pendapatnya meski cuma lewat tulisan. Dan dalam mengemukakan pendapatnya tersebut siswa juga belajar menulis, belajar merangkai kalimat lebih baik. </p>
<p dir="ltr">Sebagai guru kita harus meminimalisir kebiasaan menyontek, salah satunya dengan memberi soal-soal yang bisa mengeksplorasi kemampuan siswa juga tidak membuat siswa terpaku dengan pelajaran yang ada di buku.</p>
<p dir="ltr">PS: Buat guru murid lesku itu, siapa dosen EPM Anda? Seandainya almarhum pak Erman masih ada, pengin deh nyodorin Anda ke beliau biar kena semprot.</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-64412676879615927122015-10-24T07:05:00.001+07:002015-10-26T19:37:23.614+07:00[Birthday Giveaway] Broken Vow<div style="text-align: justify;">
Okeee, selain sebuah buku Sunset Holiday yang akan saya bagikan, ada lagi sebuah buku yang berjudul Broken Vow karya mbak Yuris Afrizal. Buku baru tapi layak untuk dibaca karena ceritanya ciamik. Sebagai gambaran boleh dibaca dulu resensinya yang saya buat <a href="http://halidahanun.blogspot.co.id/2015/10/resensi-broken-vow.html">di sini</a>....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kalian ceritakan pengalamanmu bersahabat. Pengalaman apa? Kaaay, dalam persahabatan tentu tidak selamanya indah-indah aja, ada juga saatnya kita mengalami hal-hal yang menyedihkan atau menyakitkan. Nah, ceritakan pengalaman tersebut dan bagaiaman kalian bersama sahabat mengatasinya.</div>
<a name="more"></a><br>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk syarat-syarat <i>giveaway-</i>nya sila simak di bawah ini</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Berdomisili di Indonesia atau memiliki alamat di Indonesia untuk pengiriman hadiah jika menang</li>
<li>Ceritakan pengalamanmu bersama sahabat (yang sudah dijelaskan di atas) di kolom komentar postingan ini. Di akhir komentar cantumkan akun twittermu.</li>
<li>Satu orang hanya boleh meninggalkan satu komentar.</li>
<li>Akan dipilih satu cerita yang paling menarik untuk jadi pemenang.</li>
<li><i>Giveaway</i> berlangsung mulai hari ini sampai dengan tanggal 31 Oktober 2015 pukul 23.5</li>
<li>Pemenang setelah mendapatkan buku Broken Vow dan membacanya, wajib membuat ulasan mengenai bukunya di blog atau akun goodreads. Kemudian <i>share link</i>-nya di twitter dan mention @halidahanun dan @yurisAfrizal</li>
<li>Jika ada pertanyaan boleh hubungi saya langsung via twitter @halidahanun</li>
<li>Selamat mencoba keberuntungan! ;)</li>
</ul>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-72460743906814799072015-10-24T06:30:00.000+07:002015-10-30T12:09:10.157+07:00[Birthday Giveaway] Sunset Holiday<div style="text-align: justify;">
Mungkin sudah banyak yang tahu apa cerita yang ada di Sunset Holiday. Atau belum pada tahu? Okeee...kalau belum tahu boleh dibaca dulu resensinya <a href="http://halidahanun.blogspot.co.id/2015/08/resensi-sunset-holiday.html">di sini</a>. Sudah? Benar udah dibaca? Yakin? Hehehe *<i>host</i>-nya nyebelin*</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, inti ceritanya adalah Audy yang melakukan <i>eurotrip</i> yang tidak sengaja ditemani oleh Ibi, si <i>stranger</i> yang ditemuinya di Paris. Mau nggak mau, kuisnya pasti akan berhubungan dengan <i>traveling</i>.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
</div>
<div>
<br>
<div style="text-align: justify;">
Berikut syaratnya:</div>
<a name="more"></a><br>
<br>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Berdomisili di Indonesia atau ada alamat di Indonesia sebagai tujuan pengiriman hadiah jika menang.</li>
<li style="text-align: justify;">Memiliki akun instagram. Dan pastikan tidak dikunci. Cukup hatimu saja yang terkunci untuknya *halah*</li>
<li style="text-align: justify;">Mem<i>posting</i> foto <i>traveling</i> kamu yang paling berkesan bersama seseorang. Kemudian ceritakan mengapa perjalananmu bersama dia menjadi berkesan. Wajib mencantumkan <i>#</i>hanunbirthdaygiveaway. Akan lebih mudah jika mention atau tag akun IG saya @halidahanun</li>
<li style="text-align: justify;">Satu akun hanya boleh mengunggah 1 foto saja.</li>
<li style="text-align: justify;">Kuis berlangsung mulai hari ini hingga 31 Oktober 2015 pukul 23.59</li>
<li style="text-align: justify;">Foto dan cerita yang paling menarik serta bisa membuat saya terkesan, akan menjadi pemenangnya dan mendapatkan hadiah 1 buah buku Sunset Holiday karya Nina Ardianti dan Mahir Pradana.</li>
<li style="text-align: justify;">Pemenang setelah mendapatkan buku Sunset Holiday dan membacanya, wajib membuat ulasan mengenai bukunya di blog atau akun goodreads. Kemudian <i>share link</i>-nya di twitter dan mention @halidahanun, @ninaardianti dan @maheeeR</li>
<li style="text-align: justify;">Jika ada pertanyaan boleh hubungi saya langsung via twitter @halidahanun</li>
<li style="text-align: justify;">Selamat mencoba keberuntungan! ;)</li>
</ul>
</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-62749965983546073542015-10-23T09:02:00.001+07:002015-10-23T09:03:35.271+07:00[Resensi] Broken Vow<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-v2RB44oxhqQ/Vily8VGeCyI/AAAAAAAADCg/4geUlc7K2QM/s1600/Broken%2BVow.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-v2RB44oxhqQ/Vily8VGeCyI/AAAAAAAADCg/4geUlc7K2QM/s320/Broken%2BVow.jpg" width="218" /></a></div>
<div style="text-align: right;">
Judul: broken Vow</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Penulis: Yuris Afrizal</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Penerbit: Stiletto Book</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Tebal: 270 halaman</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
Harga: Rp 52.000,-</div>
<br />
<br />
Ungkapan "Rumput tetangga memang lebih hijau"ini harusnya perlu ditambahkan "Hijau karena rumput alami atau rumput sintetis?" Sering kali kita iri pada kehidupan orang lain yang kita anggap sempurna, padahal siapa yang tahu di baliknya ada luka yang berusaha disembunyikan? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah Nadya, Amara dan Irena, tiga wanita yang bersahabat. Salah satu menganggap kehidupan (pernikahan) dua sahabat lainnya sempurna. Di balik bahagia yang terlihat ada luka yang tersimpan rapat. Mulai dari suami yang berselingkuh, tidak cocok dengan ibu mertua, suami yang awalnya sempurna kemudian berubah menjadi <i>abusive, </i>dilema antara karier atau keluarga, terpaksa menikah dengan lelaki yang sebenarnya tidak dicintai hanya karena 'terpentok' umur juga bosan diteror pertanyaan 'kapan nikah?', ingin bercerai tapi kasihan dengan anak-anak, dan kisah lainnya.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<i>"Dalam pernikahan, bentuk cinta menjadi berbeda. Saat merasa terluka dan sakit hati, sepertinya cinta itu akan hilang dan menguap. Tidak ada istilah bisa saling melupakan bekas luka yang tercetak jelas dan mulai belajar saling jatuh cinta lagi. Yang ada kita selesai. Melupakan semua janji suci yang sudah patah dan rusak. Enggak ada alasan untuk saling mencintai lagi. </i>Forgiven but not forgotten<i>."</i></blockquote>
Begitu selesai baca naskah mentahnya, saya langsung riwil "Mbak, cepetan dikirim ke penerbit dong". Dan begitu tahu diterbitkan Stiletto, saya senang banget. Karena memang naskahnya layak terbit. Kenapa? Karena temanya yang menarik.<br />
<br />
Di antara cerita manis tentang pernikahan yang bertebaran, buku ini menyadarkan dan memperlihatkan sisi lain dari pernikahan. Buat saya yang <i>single</i> *lah malah promosi*, jadi diperingatkan untuk berhati-hati ketika memutuskan akan menikah. Ya amit-amit, jangan sampai kejadian seperti yang dialami Nadya, Amara, dan Irena. Amit-amit pokoknya. *ketok-ketok meja*<br />
<br />
Selain tema ceritanya yang menarik, gaya bahasa yang digunakan pun lugas, mengalir dan enak banget dibacanya. Plotnya pun rapih. Mbak Yuris sudah mengeksekusi ceritanya dengan baik. Habis cerita ini, kemudian ceritanya apa. Akibat dari <i>scene</i> itu adalah apa. Saya tidak menemukan <i>plot hole</i> dalam ceritanya. Padahal ketika saya baca naskah mentahnya, katanya hanya dibuat dalam satu bulan aja lho. Hebat ih mbak Yuris ini.<br />
<br />
Tapi tentu saja, sama seperti pernikahan Nadya, Amara dan Irena, tidak ada yang sempurna. Begitu pun dengan buku ini. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga tokoh utama tersebut. Mungkin karena ketiganya wanita urban yang hidup di kota metropolitan, gaya bicaranya terkesan sama. Mungkin untuk buku selanjutnya, mbak Yuris perlu mengeksplor lagi mengenai karakterisasi. <i>Typo</i> pun masih ditemukan dalam buku ini. Kebanyakan sih hanya kata yang harusnya dicetak miring tapi luput dari perhatian. Walaupun begitu tidak mengganggu keasyikan saya dalam membaca.<br />
<br />
<i>Overall</i>, buku ini sangat layak dinikmati dan bagus untuk kategori debut. 4 dari 5 bintang saya berikan untuk buku ini. Ditunggu buku keduanya mbak, aku boleh jadi <i>first reader</i> lagi kah? *wink*</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-58215945022658987242015-10-21T09:39:00.002+07:002015-10-24T09:51:12.281+07:00Birthday GiveawayYeaaayyyyyy.....<br />
<div>
Pasti pada nggak sabar kan mau ikutan giveaway dan dapat buku gratisan? <i>I see, I see...</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
Okeee, dalam rangka merayakan hari lahir gue bebearapa hari lalu, gue mau berbagi kebahagiaan sama kalian. Akan ada 2 buku yang akan saya bagikan, yaitu Sunset Holiday karya Nina Ardianti & Mahir Pradana serta Broken Vow karya Yuris Afrizal. Kenapa 2 buku itu yang saya pilih sebagai hadiah? Selain karena memang bukunya bagus, saya berkesempatan menjadi <i>first reader</i> kedua buku tersebut. Jadi saya bangga aja gitu. Hehehe. Dan tanpa sungkan akan merekomendasikan kedua buku tersebut pada kalian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berikut <i>link giveaway</i> untuk masing-masing buku:</div>
<div>
<a href="http://halidahanun.blogspot.co.id/2015/10/birthday-giveaway-sunset-holiday.html">Sunset Holiday</a></div>
<div>
<a href="http://halidahanun.blogspot.co.id/2015/10/birthday-giveaway-broken-vow.html">Broken Vow</a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Good luck! ;)</i></div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-88294534896397352912015-10-14T19:49:00.001+07:002015-10-17T22:32:26.198+07:0025<p dir="ltr">Pliiiisss baca judul postingan ini jangan pakai nada "goyang dua lima" alias gojigo. Karena postingan ini bukan berisi lirik lagu tersebut atau pun tutorial goyang dua lima yang lagi marak.</p>
<p dir="ltr">Ceritanya mau (sok) bikin perenungan. Mengingat umur tak lagi muda jika tidak ingin dibilang tua.</p>
<p dir="ltr">25.<br>
Dua puluh lima.<br>
Seperempat abad.<br>
Terembel-embeli kata abad, ada beban tersendiri. Ada tanya yang terselip di hati. "Apa saja yang sudah dilakukan selama 25 tahun ini?" Hidup seperempat abad cuma gini-gini aja kok ya rasanya nggak bermakna banget. Apa coba yang mau dibanggakan? Apa yang bakal orang ingat dari gue kalau suatu saat gue nggak ada? Jangankan menyenangkan orang lain, bikin senang dan bahagia diri sendiri aja masih jauh dari kata maksimal.<br></p>
<p dir="ltr">Belum lagi beban hidup yang makin banyak. Bukan saja masalah kekuatan fisik yang menurun. Yang lebih menyebalkan adalah terbelit pertanyaan lingkaran setan yang tak ada habisnya. Tau kan? Mulai dari kapan lulus, kapan nikah, kapan punya anak, kapan nambah anak, dan siklusnya akan berulang lagi. Gitu aja terus sampai manusia pindah ke Mars kemudia tetanggaan sama alien.</p>
<p dir="ltr">Bagi sebagian orang, mereka lebih menyukai angka 17. Karena katanya ketika umur segitu udah "bebas" untuk ini-itu. Sebagian lain, suka dengan angka 20. Karena katanya sudah dianggap cukup dewasa. Lalu bagaimana dengan 25? Bagaimana Anda memaknai usia ke-25? Bagaimana cara Anda merayakan hidup yang telah seperempat abad itu?</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-85973187144375871102015-08-30T20:07:00.001+07:002015-08-30T20:18:54.467+07:00Firework<p dir="ltr"><i>Damn you PMS!</i></p>
<p dir="ltr">Percayalah, bukan hanya para lelaki yang bingung menghadapi  cewek yang sedang PMS, saya pun begitu pas lagi PMS. PMs sendiri, bingung sendiri.</p>
<p dir="ltr">Seperti tadi, tiba-tiba aja pengin main kembang api batangan. Iya, itu lho kembang api yang ada batangnya, yang suka kita puter-puter waktu dimainkan saat kecil dulu. <i>Random</i> banget emang.</p>
<p dir="ltr">Ternyata bukan semata otak yang menginginkannya. Tapi hati ini juga. Dia perlu sesuatu yang bisa memberikan pelita di dalam dirinya. Tak mengapa jika percikan pelita itu kadang bisa membuatnya terasa panas. Karena pada akhirnya saat pelita itu muncul, akan ada senyum bahagia terukir. Dan ketika pelita tersebut mati, ia ingin menyalakan pelita tersebut lagi dan lagi.</p>
<p dir="ltr">Hati ini merindu percikan-percikan rasa yang bisa membuatnya berdebar-debar.<br>
Hati ini merindu untuk bisa lagi kembali merasa.</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-14327755502604647302015-08-09T19:49:00.001+07:002015-08-21T13:04:35.152+07:00[Resensi] Sunset Holiday<div dir="ltr">
<a href="http://lh3.googleusercontent.com/-BzengSKeGNQ/VchGFaiUZsI/AAAAAAAADCA/VhgV5qctiG0/s1600/25858531.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="http://lh3.googleusercontent.com/-BzengSKeGNQ/VchGFaiUZsI/AAAAAAAADCA/VhgV5qctiG0/s640/25858531.jpg"></a></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Judul: Sunset Holiday</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Penulis: Nina Ardianti &; Mahir Pradana</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Penerbit: Gagasmedia</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Tebal: 480 halaman</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Harga: Rp. 69.500,-</div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b>"We are all strangers until we meet."</b></i></div>
<div dir="ltr">
<i><b><br></b></i></div>
<div dir="ltr">
Audy dan Ibi, dua orang asing yang dipertemukan di tempat asing pula, yaitu Paris. Audy yang sedang melakukan <i>Eurotrip</i>, saat itu sedang berada di wilayah menara Eiffel yang terkenal. Ketika ia ingin membeli suvenir berupa gantungan kunci, Ibi datang dan menyelamatkannya dari tipu daya penjual gelap tersebut. Mulai dari situ, Ibi yang awalnya hanya orang asing kini malah selalu bersama Audy. Hingga Audy menyatakan...</div>
<br>
<a name="more"></a><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><i><b><br></b></i>
<br>
<div dir="ltr">
<i><b>"Ketemu kamu tidak ada di dalam skenario perjalananku. Tapi, di perjalananku sejauh ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku"</b></i> </div>
<div dir="ltr">
<br></div>
<div dir="ltr">
Perjalanan yang dilakukan Audy dan Ibi mungkin akan membuat sebagian pembaca ingin melakukan <i>Eurotrip j</i>uga. Ya kan?! Ini disebabkan deskripsi setiap kota yang cukup baik, sehingga kita seakan-akan ikut dalam perjalanan mereka. Saya saja setiap akan pindah kota harus mengambil jeda dulu. Bukan, bukan karena bosan dengan ceritanya. Tetapi karena masih betah di kota tersebut. Samalah kayak yang dirasakan para<i> </i><i>traveler</i>, enggan lekas pindah ke tempat lain atau pulang karena masih betah bahkan jatuh cinta dengan tempat yang sedang disinggahi.</div>
<div dir="ltr">
<br></div>
<div dir="ltr">
Untuk karakternya sendiri, Ibi <i>is not my favorite</i>. Manis sih memang. Tapi dia tidak bertanggung jawab dan dewasa dengan masalah hidupnya sendiri. Anehnya, ketika bersama Audy ia malah dewasa dan bertanggung jawab dengan menjaganya. Hih. Kalau Audy sih memang pada dasarnya polos-polos menggemaskan. Mungkin itu yang membuat Ibi jatuh hati kepadanya. Kalau dibandingkan dengan Syiana di Restart, Audy memang tidak se-<i>witty</i> dia. Sejak awal kak Nina memang pernah memberi tahu. Apalagi belum lama ini pernah mengungkapkan alasannya kenapa seperti itu di akun twitternya. Bukan karena menulis duet, ia lalu 'menahan' ciri khas dalam karakterisasi yang biasanya ia ciptakan. Intinya, ia memang ingin membentuk Audy seperti itu.</div>
<div dir="ltr">
<br></div>
<div dir="ltr">
Dan memang, meskipun menulis duet, tidak berpengaruh bagi gaya menulis kak Nina dan bang Mahir. Keduanya tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Untungnya, di dunia nyata mereka adalah pasangan. Jadi, kurang lebih saat membacanya saya membayangkan mereka berdua. Apalagi sepertinya panggilan 'pipi jelly' atau saat Ibi mengatakan 'Gelinding ajalah kamu. Biar cepet' memang nyata adanya. Eh. *ngumpet di balik punggung bang Mahir* </div>
<div dir="ltr">
<br></div>
<div dir="ltr">
Ohiya, ada yang bikin saya sebal dengan buku ini. Ternyata masih ada beberapa typo yang ditemukan. Walaupun sedikit dan nggak terlalu mengganggu, tetap saja kzl! Padahal pas baca naskah awalnya, sudah berusaha semaksimal mungkin biar nggak ada yang terlewat. Apa mau dikata, namanya juga manusia. Tempatnya salah. Semoga saja di cetakan selanjutnya bisa direvisi.</div>
<div dir="ltr">
<i><br></i></div>
<div dir="ltr">
<i>In the end, we're always waiting your new books.</i> Buku duet maupun sendiri. </div>
<div dir="ltr">
<br></div>
<div dir="ltr">
Rating: 3.5 of 5 starts</div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-49699505747778531282015-04-05T21:01:00.002+07:002015-04-05T21:03:32.817+07:00[Resensi] In A Blue Moon<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-xtBlWzbpRxo/VSE-Jih1D5I/AAAAAAAADBA/t5IzZurs0Ng/s1600/re_buku_picture_88706.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-xtBlWzbpRxo/VSE-Jih1D5I/AAAAAAAADBA/t5IzZurs0Ng/s1600/re_buku_picture_88706.jpg" height="320" width="213" /></a>Judul: In a Blue Moon</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Pengarang: Ilana Tan</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Tebal: 320 halaman</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
Harga: Rp 70.000,-</div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: right;">
<i style="text-align: justify;"><br /></i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<i style="text-align: justify;">Actually, i'm not a fans of</i><span style="text-align: justify;"> Ilana Tan. Pengalaman pertama saya dengan novel Ilana Tan adalah melalui Sunshine Becomes You (SBY). Itu pun karena </span><i style="text-align: justify;">booming</i><span style="text-align: justify;">-nya novel ini, jadi saya penasaran. </span><i style="text-align: justify;">Then i read it and that's it. I think it's just not my cup of tea</i><span style="text-align: justify;">. Terus saya penasaran lagi soalnya yang </span><i style="text-align: justify;">season series </i><span style="text-align: justify;">katanya</span><span style="text-align: justify;"> ceritanya lebih menarik dari pada SBY, terutama yang berjudul Autumn In Paris. Berhubung terbit dengan cover baru dan di toko buku </span><i style="text-align: justify;">online</i><span style="text-align: justify;"> kesayangan didiskon cukup besar (kalau nggak salah waktu itu diskon 50%), belilah saya si Autumn In Paris dan Summer In Seoul. Baca. Yaudah gitu aja. Nggak ada impresi yang membekas setelah membaca kedua novel tersebut. Tapiiii, ketika saya membaca In A Blue Moon, saya mendapatkan sensasi yang berbeda.</span></div>
<div dir="ltr">
</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: left;">
<br />
Kebetulan ada teman yang mengatakan kalau In a Blue Moon ini memang berbeda dari novel-novel Ilana Tan lainnya. Lantas apa sih yang membuat novel ini berbeda? Okeee, sebelum membahas perbedaannya saya kasih sedikit sinopsis tentang ceritanya. In A Blue Moon menceritakan tentang pertemuan kembali antara Luca Ford dan Sophie Wilson setelah 10 tahun berpisah. Mereka dahulu bermusuhan yang disebabkan ulah Lucas yang membuat hati Sophie terluka. Namun, pada pertemuan pertama setelah 10 tahun itu, tahu-tahu saja Lucas dan Sophie dinyatakan berstatus tunangan. Sophie tentu saja menolak. Tetapi Lucas tidak. Setidaknya dia ingin meminta maaf pada Sophie dan membuktikan bahwa waktu 10 tahun mampu mengubah sifatnya.</div>
<br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
Kalau ditilik dari sinopsisnya, sudah jelas akan seperti apa <i>ending</i>-nya. Tapi saya tidak bosan membacanya. Bahkan bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu 3-4 jam. Interaksi Lucas dan Sophie yang bikin gemas, membuat saya ingin terus-menerus membuka halaman selanjutnya. Suasana yang hidup ini didukung dengan dialog yang tidak kaku, sangat mengalir bahkan. Lokasinya yang berada di luar negeri pun tidak membuat bingung. Karakter Lucas dan Sophie pun saya rasa cukup kuat. Lucas yang <i>keukeuh</i> dalam menunjukkan usahanya meminta maaf serta pembuktian dirinya pada Sophie. Sophie yang memanggil Lucas dengan nama lengkapnya karena memang belum bisa memaafkan Lucas. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
Sayang, kuatnya karakter tidak didukung dengan pemaparan latar belakang kedua tokoh yang mumpuni. Misalnya bagaimana akhirnya Sophie bisa memiliki toko kue atau bagaimana Lucas yang tidak terlihat tertarik pada dunia memasak akhirnya bisa menjadi koki? Atau mungkin mengulas beberapa masakan yang diciptakan mereka berdua? Ya, hal-hal seperti itu saya rasa tidak ada salahnya dibahas kan? Atauuuu....mungkin penulis ingin fokus dengan konflik antara Lucas-Sophie saja? Mungkin saja.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
Terlepas dari kekurangnya, novel ini sangat layak dibaca. Kalau dirangkum dalam 3 kata, novel ini seru, asyik, menggemaskan!</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<i>Rating: 4 of 5 stars</i></div>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-32009257540275661322015-03-22T22:03:00.001+07:002015-03-22T22:03:52.000+07:00Pamrih dan Ikhlas<p dir="ltr">Di umur <i>twenty something</i> dan masih <i>single</i>, apalagi yang jadi <i>trending topic</i> kalau bukan jodoh. Iya kan? Kayaknya semua hal disangkutpautkan sama jodoh. Mulai omong-omong yang serius sampai bercandaan.</p>
<p dir="ltr">Tentu usaha dalam mendapatkan jodoh ini berbagai macam, salah satunya yang saya lakukan adalah berdoa. Ada seseorang yang menurut kaca mata luar saya, dia memenuhi sebagian besar kriteria saya. Semakin gencar dong doa saya untuk meminta dijodohkan dengan dia. Tapiiiiii.....sampai sekarang belum ada jawaban dari Tuhan. Sampai akhirnya saya tiba di satu pemikiran. Ini kayaknya saya berdoa cuma pamrih aja deh, belum sampai ke tahap ikhlas.</p>
<p dir="ltr">Lho gimana sih, katanya pamrih tapi ikhlas, mungkin itu yang ada di benak kalian, ya? Iya tau, kalau pamrih itu tidak beriringan dengan ikhlas begitu juga sebaliknya. Jadi mari baca dulu penjelasan saya.</p>
<p dir="ltr">Maksudnya gini lho......<br>
Pamrih di sini jelas dong kita meminta suatu balasan dari doa-doa kita. Berdoa kok pamrih? Lha ya <i>ndak</i> apa-apa, toh satu-satunya yang dapat kita andalkan untuk menolong kita adalah Tuhan dan yang Maha Pengabul juga Tuhan. Sewajarnya kalau kita berdoa itu pamrih, bahwa apa yang dijadikan doa oleh kita dapat dikabulkan Tuhan.</p>
<p dir="ltr">Sayangnya, kadang kita lupa untuk ikhlas dalam berdoa. Maksudnya? Kita lupa ikhlas jika apa yang menjadi doa itu tidak baik, mohon digantikan dengan yang menurut-Nya terbaik.</p>
<p dir="ltr">Contohnya gini deh, balik lagi ke masalah jodoh. Selama ini saya berdoa,<i> </i>"<i>ya Allah, aku suka sama X, dan sebagian besar kriteria suami idamanku ada di dia. Aku mohon didekatkan dengannya. Kalau bisa memilih aku ingin dijodohkan dengannya</i>". Wes, itu thok. Saya lupa menambahkan "<i>tapi kalau memang dia bukan jodohku, mohon diganti dan didatangkan segera pilihan terbaik yang telah Engkau sediakan</i>".</p>
<p dir="ltr">Saking saya fokus meminta si X, saya lupa untuk ikhlas jika si X ini ternyata bukan balasan dari doa saya. Hingga akhirnya saya berpikir, lamanya <u>Tuhan</u> menjawab doa kita itu karena<br>
1. Tuhan menahannya untuk beberapa waktu karena waktunya belum tepat<br>
2. Tuhan menggantinya dengan yang lebih baik dari doa yang kita minta<br>
3. Kita belum ikhlas dalam berdoa, sehingga pengganti pada nomor 2 pun ditahan dulu oleh Tuhan.</p>
<p dir="ltr">Jadi, itulah pamrih dan ikhlas dalam berdoa. Sebuah pelajaran yang saya dapat di tengah-tengah menanti datangnya si jodoh. ;)</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-57249746200797054002015-02-17T17:57:00.001+07:002015-02-17T17:59:29.368+07:00Dear God<p dir="ltr">Tuhan, tolong kabulkan doaku ini<u><br></u></p><p dir="ltr">Aamiin</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://lh4.ggpht.com/-0NZCGxuR_LU/VOMejP-QXYI/AAAAAAAAC6s/Tgv0sCxuOJA/s1600/PicsArt_1420042280847.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="http://lh4.ggpht.com/-0NZCGxuR_LU/VOMejP-QXYI/AAAAAAAAC6s/Tgv0sCxuOJA/s640/PicsArt_1420042280847.jpg"> </a> </div>Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-83788205502742916842015-02-16T17:18:00.001+07:002015-02-16T17:18:19.292+07:00Loyal Reader<p dir="ltr">Mengikuti #30harimenulissuratbaca niat awalnya adalah untuk mendisiplinkan diri agar konsisten menulis selama 30 hari berturut-turut. Terlepas akan ada yang baca atau tidak. Namun tentu sebuah tulisan tidak akan berarti jika tidak ada yang membacanya.</p>
<p dir="ltr">Jadi, siapa pun kamu yang sudah membaca surat-surat saya selama ini, terima kasih. Khususnya untuk seseorang yang bernama Fikri Maulana. Dia yang setia menjadi pembaca juga memberikan komentarnya di hampir setiap tulisan. Entah hanya basa-basi atau memang tulus dari hati, komentarmu bikin saya semangat menulis. Terima kasih sudah setia berkunjung ke rumah maya saya. Terima kasih dan salam kenal. :)</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-35537510705057971432015-02-15T10:44:00.001+07:002015-02-15T10:44:05.394+07:00Rindu Perhatianmu<p dir="ltr">Halo ikavuje :)</p>
<p dir="ltr">Masih ingat nggak perkenalan kita? Dua tahun lalu, saat pertama kalinya aku ikutan #30harimenulissuratcinta. Di pengalaman pertamaku ikut proyek menulis ini, beruntung sekali dapat tukang pos seperti dirimu. Orang yang perhatian dengan surat yang akan diantarkannya juga dengan si pengirim surat itu sendiri. </p>
<p dir="ltr">Aku ingat setiap kali mengirimkan satu surat, pasti kau baca dulu lalu diberikan komentar. Kau juga tak segan meninggalkan jejak langkah di setiap surat maya yang akan diantarkan. Kini aku rindu perhatianmu itu.</p>
<p dir="ltr">Bukan berarti aku tak suka dengan tukang posku yang sekarang. Aku yakin dia pun membaca semua surat yang masuk. Tapi perhatiannya tak sebanyak yang diberikan dirimu.</p>
<p dir="ltr">Bagiku, kau bukan hanya sekadar tukang pos melainkan seorang kurir aksara. Kurir aksara yang kini perhatiannya sangat kurindukan.</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-81856448927302544532015-02-14T16:10:00.001+07:002015-02-14T16:17:33.849+07:00Thank You Kiddos<p dir="ltr">Hari keenam belas, surat bertema dengan tema Just Say It. Dari kemarin bingung mau menyatakan cinta ke siapa, secara ini perasaan kayak sumbu x di diagram Cartesius #eaaa. Tapi setelah dipikir-pikir lagi.......aha mau nyatain ke mereka aja deh.</p>
<p dir="ltr">Mereka siapa? Mereka ini murid-muridku. Sekelompok orang yang kelakuannya suka ajaib. Yang bisa bikin saya tersenyum dengan celotehan dan tingkah lakunya. Yang bisa membuat saya bertahan sampai sejauh ini.</p>
<p dir="ltr">Did you know, everytime i'm not in the good mood to teach, your smiles are my mood booster?<br>
Did you know, everytime i try to stop, your laughs tell me not to stop?</p>
<p dir="ltr">You are the reason why i'm still being a teacher.<br>
You are the one who can boost my mood.</p>
<p dir="ltr">Thank you kiddos for every laughs that we've shared.<br>
I owe you so much.</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-54221286214458366912015-02-13T17:59:00.001+07:002015-02-13T18:02:56.317+07:00Dekat Di Mata, Jauh Di Hati<p dir="ltr">Ini aku yang ada di dekat kamu, yang siap membahagiakan kamu lahir-batin</p>
<p dir="ltr">Ini aku yang ada di dekat kamu, yang siap dicintai kamu mati-matian</p>
<p dir="ltr">Ini aku yang ada di dekat kamu, yang berharap setiap hari bisa menyalami tanganmu sebagai istri, bukan sekadar formalitas belaka</p>
<p dir="ltr">Ini aku yang ada di dekat kamu, yang ibunya suka kamu ajak bicara tapi akunya diacuhkan</p>
<p dir="ltr">Ini aku yang ada di dekat kamu, kenapa harus cari yang lain nun jauh di sana?</p>
Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4766894858601326988.post-33833612465842089632015-02-12T11:45:00.001+07:002015-02-12T17:11:42.700+07:00Jiiiiirrrrr.....<p dir="ltr">Baru kali ini ketemu kamu langsung. Harusnya sedih karena hadirmu adalah musibah. Tapi apalah daya, aku orangnya suka norak. Pertama kalinya ketemu kamu, jadi langsung foto-foto #ootd ala-ala. Kalo nggak malu sama anak murid mungkin udah main-main sama kamu.</p>
<p dir="ltr">Jadi, makasih udah ajak aku berkenalan. Cukup segini aja perkenalan kita. Jangan lama-lama ya, kasihan yang rumahnya didatangi kamu.</p>
<p dir="ltr">Cepet surut, jir.</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://lh6.ggpht.com/-gPlpL2fEwy0/VNx8WifLlII/AAAAAAAAC6Y/05yzaAk-KeE/s1600/IMG_20150212_110253.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="http://lh6.ggpht.com/-gPlpL2fEwy0/VNx8WifLlII/AAAAAAAAC6Y/05yzaAk-KeE/s640/IMG_20150212_110253.jpg"> </a> </div>Halida Hanunhttp://www.blogger.com/profile/07251299099605227117noreply@blogger.com1