Rabu, 19 Februari 2014

Bungkus Kacang Calon Legislatif

Surat cinta kali ini bukan berisi kata-kata manis. Lebih ke surat protes. Tapi ada cinta di dalamnya karena saya ingin Indonesia yang lebih baik.

***

"Pamflet di mana-mana udah kayak bungkus kacang aja!", ujar bapak akhir tahun lalu.

Ya, tidak bisa kita pungkiri lagi kalau pamflet kampanye calon legislatif bertebaran di mana-mana, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Seolah banyaknya pamflet yang mereka sebar itu berbanding lurus dengan suara yang akan mereka peroleh. Belum tentu!

Saya juga risih lihatnya, setiap berapa meter sekali terpampang wajah mereka. Kadang tumpang-tindih nggak karuan. Bikin sakit mata. Bikin polusi pemandangan.

Belum lagi dengan beberapa foto yang diparodikan. Mungkin dengan maksud agar "dekat" dengan keseharian rakyat, tapi buat saya malah bikin enek. Bikin saya berpikir "Kayak gini nih calon legislatif kita? Orang-orang yang nantinya kalau terpilih akan mewakili suara kita? Suram sekali Indonesia."

Berikut adalah foto kampanye yang bikin saya enek. Foto diambil dari akun twitter @dewangeee.

Serius, foto-foto itu sangat menggeuleuhi.

Kepada Bapak & Ibu calon legislatif, please atuh nggak usah berlebihan nyebar pamfletnya. Bikin kotor tembok, pohon dan tiang. Cukuplah pasang baligo yang besar di tempat yang strategis, sehingga setiap orang akan notice.

Dan pamflet yang memajang foto Anda itu terbuat dari kertas, yang mana pembuatan kertas itu berasal dari pohon. Maka dengan membuat pamflet sebanyak itu, menunjukkan Anda tidak peduli dengan lingkungan, berpartisipasi dalam meningkatkan global warming.

Lagipula, sayang itu uang kalian. Emang murah bikin pamflet sebanyak itu? Nggak kan. Lebih baik digunakan untuk yang lain. Aksi nyata membantu rakyat misalnya. Sehingga kami, rakyat, tau bahwa Anda memang bekerja.

Kita nggak butuh janji-janji yang saat Anda terpilih nanti akan menjadi basi. Kita nggak butuh pamflet yang udah kayak bungkus kacang berserakan saking banyaknya, itu semua tidak membantu kami mengenali kalian. Kita butuh aksi nyata, Pak, Bu, untuk mengenal kalian sehingga kita tidak salah memilih.

1 komentar:

  1. wah, mbak ini kayanya suka nulis soal politik ya, barangkali surat cintamu ini buat negeri ini ya ;'D semoga hidupmu tetap bahagia meski banyak sekali hal yang masih harus dibenahi perkara dunia ini.Semangaaattt
    -ika, tukangpos

    BalasHapus