Senin, 04 November 2013

[Resensi] Hatimu

Judul: Hatimu

Penulis: Salsa Oktifa

Tebal: 358 halaman

Harga: Rp 49.000,-

Penerbit: Gagas Media











"Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain."
Setidaknya itulah yang dipercayai Bari setiap kali melihat kebersamaan sang kekasih, Rain, dengan sahabatnya, Agia. Bari takut bahwa di balik kebersamaan Rain dan Agia, ternyata mereka tidak hanya sekadar bersahabat. Bari takut akan ada perasaan lain di antara mereka, mengingat Bari sendiri pun pernah mempunyai perasaan terhadap sahabatnya sendiri.

Hatimu adalah buku yang menceritakan tentang persahabatan antara Rain dan Agia, juga tentang kisah cinta segitiga antara Rain-Bari-Agia. Cerita yang sudah banyak diangkat oleh penulis lain. Namun, saat membaca Hatimu akan ditemukan hal yang berbeda. Karena kamu bisa merasakan bagaimana cinta selalu meragu.



Ya, sesuai tagline di cover depan buku ini, yaitu "cinta yang selalu meragu". Maka saat membacanya kamu akan diajak merasakan keraguan yang dialami setiap tokoh-tokohnya. Keraguan Agia untuk menyatakan atau tidak menyatakan perasaannya pada Rain. Keraguan Rain untuk memilih melepas Bari atau tetap bersama Agia. Keraguan sikap Bari dalam memperlakukan Rain, ingin tetap memiliki Rain tetapi malah bersikap keras terhadapnya. Ya, pergolakan batin semacam itu diramu secara apik oleh penulis. Apalagi Salsa Oktifa menuliskannya melalui sudut pandang masing-masing tokoh, maka emosi setiap tokohnya dapat kita rasakan. Dan dari semua itu saya sangat suka sekaligus benci dengan sosok Bari. Suka karena memang emosi dia yang paling saya rasakan. Benci karena saya gemas dan jengkel dengan perlakuan kerasnya kepada Rain.

Meski sudah ditulis melalui sudut pandang Agia, Rain dan Bari, namun saya tidak bisa melihat perbedaan karakter yang terlalu spesifik antartokohnya. Dugaan saya sih karena dialog yang diucapkan setiap tokoh terasa biasa, datar dan kurang memunculkan sifat-sifat si tokoh itu sendiri. Lagi-lagi, perbedaan yang paling terasa adalah dari sudut pandang Bari, terasa sekali bahwa karakter dia adalah yang paling kuat di antara yang lain.

Kekurangan lain dari buku ini adalah adanya beberapa hal yang tidak diceritakan dengan detail. Misalnya mengapa sikap Bari bisa keras dan egois. Memang sempat diulas bahwa hal tersebut ada kaitannya dengan masalah keluarga, tapi masalah seperti apanya tidak diperinci. Kemudian mengenai bagaimana Rain bisa mengetahui "kondisi" Agia juga tidak diberitahu. Kiranya hal-hal seperti ini bisa diperhatikan lagi untuk penulisan buku berikutnya.

Oh iya, yang terakhir, di buku ini banyak sekali hujan typo. Semoga bisa diperbaiki untuk cetakan selanjutnya.

Well, untuk sebuah buku debut, Hatimu sudah cukup bagus. Tapi kata cukup saja masih belum cukup, tho? Hehehe. Jadi, saya menantikan buku kedua, ketiga, dan berikutnya dari Salsa Oktifa. Tentu dengan penulisan yang lebih, lebih dan lebiiiih baik lagi dari yang sekarang. :)

7 komentar:

  1. Bukunya tebel ya, Mbak. Mantep untuk dibaca, hehe.... :D

    BalasHapus
  2. dari satu sampai lima, ka halida ngasih berapa bintang ke buku ini?

    BalasHapus
  3. Saya pun jadi ikutan ragu dan bingung setelah baca review-nya.

    Say ragu dengan penulis sendiri apakah sudah mengenal baik tokh rekaannya sendiri.

    Dan saya bingung karena ndak bis membedakan yang mana tokoh cewek, yang mana cowok?

    BalasHapus
  4. agia ni cowok apa cewek kak? :D namanya pun bikin ragu

    BalasHapus