Selasa, 05 November 2013

Interview Penulis Hatimu, Salsa Oktifa.

Hai hai...setelah kemarin "berkenalan" dengan buku Hatimu di sini, rasanya kurang lengkap kalau belum kenalan juga sama penulisnya, Salsa Oktifa. Yuk, yang mau lebih dekat dengan kakak Salsa merapat ke sini. :))

Halo kak, sebagai permulaan, ceritakan sedikit dong mengenai dirimu. Tinggal di mana? Kesibukannya apa?
Sibuk bolak-balik kampus (UIN Sunan Kalijaga, Jogja) buat skripsi, ambil jurusan ilmu perpustakaan. kesibukan sih nulis, magang/parttime, main, biasa aja selayaknya mahasiswa. hehe.





Mengenai menulis, sejak kapan sih hobi menulis? Terus biasanya nulis tentang apa, cerpenkah, puisikah, atau yang lain?
Sejak SD, suka pelajaran bahasa Indonesia, terutama kalo jam-jam untuk mengarang bebas. Nulis yang sedang pengin ditulis, kadang puisi, cerpen, artikel untuk mading (jaman SMP/SMA), dan sedang belajar nulis novel ini.

Gimana kronologis perjalanan buku Hatimu ini hingga akhirnya sampai di kandang Gagas? 
Dulu suka nulis cerpen buat majalah-majalah, tapi biasanya kepanjangan. Terus niat mau dipanjangin aja dan mulai belajar nulis novel. Tapi penyakitnya ‘nggak pernah kelar’ alias ‘mandeg di tengah jalan’. novel Hatimu adalah novel pertama yg aku kelarin, aku kirim ke Gagas, nothing to lose, niatnya nyoba aja. Eh, diterima. Sempat susah dan hampir nyerah waktu revisi, karena rombaknya lumayan banyak. But i made it! Yay!

Perasaannya begitu tahu Hatimu akan diterbitkan oleh Gagas pasti senang dong ya, sesenang apa sih kalau boleh tau?
Senengnya kayak dapat sms/telepon dari gebetan. Tipe-tipe seneng yang bikin deg-degan, perut mules, keringat dingin, excited and nervous at the same time gitu deh. hihi. *ihiiiwww...jadi bayangin nih kak :)))*

Ide awal cerita di Hatimu ini sebenarnya berasal dari mana sih?
Selalu bingung kalau ditanya soal ide awal. Lupa, entah abis baca apa, nonton apa dan dengerin lagu apa, tiba-tiba muncul slide scene yang kayaknya seru ya kalo ditulis.

Biasanya kalau menulis kan terinspirasi dari kisah-kisah nyata yang ada di sekeliling kita. Nah, di Hatimu sendiri berapa persen yang terinspirasi dari kisah nyata ini? Mau kasih bocorannya nggak? ;)

Hmmm, mostly cuma fiksi. Satu-satunya bagian riil dari novel itu adalah sosok Bari. Karakter Bari aku dapat dari seseorang yang aku kenal, meski peristiwa tentang Bari semuanya fiksi. *oh, pantes ya karakter Bari ini kuat. Ternyata terinspirasi dari sosok nyata tho*
  

Selama penulisan Hatimu adakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi? Apa aja? Lalu bagaimana mengenai proses penyuntingannya juga? Apakah berjalan mulus-mulus aja? Atau sempat berselisih ide sama editor? hehehe
Berat di bagian aku harus rombak lumayan banyak.  Bagian itu aja sih yang bikin stres. Tapi nagih. Editor dan proofreader malah banyak bantu, ngajarin aku buat fokus ke line awal novel. Novel Hatimu kan bercerita tentang Agia dan Rain. Tapi di draft-draft awal aku banyak bikin chemistry Rain dan Bari malah. Haha. *saya baca juga di sini, ternyata saat proses editting kak Salsa ini kena musibah kecelakaan yang kemudian menghambat proses editting dalam waktu yang cukup lama. Untung akhirnya kelar juga, ya. :)*

Kalau disuruh memilih, siapa sih tokoh yang paling disukai dan paling dibenci di buku Hatimu ini? Terus alasannya kenapa?
Ah, hard to tell sebenarnya, takut mengecewakan pembaca. But, sorry, honestly i like Bari most. Hihi. Mungkin karena dia aku ‘kembangkan’ dari karakter nyata, jadi aku gampang mengerti dan memahami dia. Merasa dekat aja. Kaliii~ Terus, karakter yang aku benci kayaknya nggak ada.

Ada beberapa penulis yang punya "ritual" khusus saat menulis. Misalnya, sambil mendengarkan lagu atau ditemani secangkir kopi. Kalau kak Salsa, punya ritual khusus juga nggak saat menulis Hatimu?
Nggak ada. I don't drink coffee, actually. Kalau mau benear-benar dicari ritualnya, paling juga dengerin musik. Guitar accoustic-nya Dewa Budjana, Tohpati, lagu-lagu King of Convenience, atau lagu-lagu jazzy, seperti lagu-lagu Dave Koz atau Kenny-G. Atau lagu-lagu sedih biasanya. I love sad song. Aku lebih gampang nulis dengan mood yang tercipta dari campuran lagu-lagu sedih, hujan dan kesendirian. Haha. Buka kartu: yang hampir seriiinnnggg bgt masuk playlist lagu-lagu buat nulis kebanyakan OST drama/movie korea malah. Even kadang nggak paham dan ngerti bener arti liriknya, somehow just listen to the music and the (absurd; for me) lyric poopping the scenes out of my head. Aku nggak terlalu ngikutin K-pop, but i’m addicted to korean drama/movie. Mereka pinteeerrr banget bikin simple story in to sweet scene. Baru deh digabung dengan dialog dan logika dari film-film barat, film-film indo, atau buku-buku lain sebagai referensi.
  
Saat membaca Hatimu ada bagian yang mencuri perhatian saya, yaitu setiap judul dari sudut pandang Rain. Di sana ditulis RAiN, penasaran deh apakah ada makna khusus? 
Hmmm.. Kenapa ya? Aku coba jawab ya. Mungkin kedengeran absurd. Hihi. 1) Aku suka huruf kecil, kelihatan lebih lucu, mungil, jujur dan sopan. 2) Its somehow looks like a raindrop. Absurd ya? haha. 3) Novel ini kan center-nya di Rain, jadi pengin dia tampil sedikit 'beda'. Dan ternyata banyak yang paying more attention to Rain. Sambil menyelam sambil ngetes. Ternyata pembaca care dan detail juga. Hehe.

Terakhir nih kak, apa harapanmu untuk Novel Hatimu ini? Oh ya, sudah mempersiapkan buku keduakah? *wink*

Semoga dapat dinikmati. Itu aja. Itu dulu. Hehe. Novel kedua sedang dalam proses tulis, tapi masih jauh dari kata ‘selesai’ kayaknya. Haha. Sudah mencoba menulis 3 plot yang berbeda, tiap sampai bab 10-an selalu mandeg. Merasa belum pas aja. Doakan! ^^

Oke deh kakak, yuk kita doakan semoga penulisan novel keduanya kak Salsa ini lancar. Keep writing, ya kak. Can't wait for your second book. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar