Jumat, 28 Oktober 2011

Sumpah Pemuda

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA


Hari ini, tanggal 28 Oktober 2011, tepat 83 tahun kita memperingati Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ada bukan untuk diperingati semata, tapi juga untuk dimaknai. Lalu bagaimana kita memaknai Sumpah Pemuda? Kalau dalam kacamata saya, saya memaknai Sumpah Pemuda sebagai berikut: 



1.  Apa yang kita lakukan sebaiknya memiliki tujuan untuk membangun Indonesia
Sebagai contoh, saya berkuliah di jurusan Pendidikan Matematika, di mana nantinya saya akan menjadi seorang pendidik. Tugas seorang pendidik bukan hanya mengajar dan mendidik, tapi ada tanggung jawab yang lebih besar dari itu, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik saya berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tanggung jawab itu.

Contoh lain; dari kelas 5 SD saya sudah bercita-cita memiliki sebuah taman bacaan. Apa tujuan dari cita-cita saya tersebut? Saya ingin anak-anak Indonesia gemar membaca. Sampai sekarang cita-cita saya yang ini belum juga terwujud. Mungkin suatu hari nanti akan terwujud dan semoga itu dapat membantu menumbuhkan kegemaran membaca pada anak-anak Indonesia.

Nah, dari dua contoh di atas, bagaimana kalau mulai dari sekarang apapun yang kita lakukan, baik itu berkaitan dengan pekerjaan, hobi ataupun cita-cita, sebaiknya tidak luput dari tujuan untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.


2. Cintailah Negara sendiri sebelum kalian mencintai Negara lain
Saya, kalian, kita semua tahu bahwa saat ini banyak remaja putri Indonesia yang terjangkit virus K-pop. Mereka mengidolakan boyband dan girlband yang berasal dari negeri ginseng tersebut. Hobi mereka tidak jauh-jauh dari menonton video boyband dan girlband tersebut, reality show atau pun drama korea. Bahkan tak jarang mereka sampai mempelajari bahasa dan budaya korea! Ya, sampai segila itu mereka terhadap korea. Saya suka sebal dengan orang-orang yang seperti itu. Mengapa mereka lebih tertarik mempelajari bahasa korea daripada bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia? Mengapa mereka bermimpi untuk pergi ke korea, padahal negeri sendiri pun belum terjamah. Melihat fenomena ini, saya semakin tidak suka dengan para K-pop-ers itu. Bukan, bukan karena saya tidak tahu dan tidak suka dengan segala hal yang berbau korea. Tapi karena saya tidak suka dengan fanatisme mereka. Ayolah, kita cintai dulu negera kita ini dengan kecintaan yang penuh baru setelah itu bolehlah melirik Negara lain.


3. Bahasa kita itu bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris
Dalam suatu perkuliahan yang saya ikuti, yang kebetulan menggunakan bahasa Inggris, dosen saya berkata, “kenapa ya kita selalu takut dan malu kalau kita berbahasa Inggris? Padahal itu bukan bahasa kita, jadi kenapa harus malu? Harusnya kan kita malu kalau kita belum berbahasa Indonesia dengan baik”. Saya seperti disadarkan setelah mendengar perkataan beliau. Saya yang bahasa inggrisnya pas-pasan, tapi suka sok mau terlihat ‘english’. Contohnya saja saya suka update status facebook/twitter dengan bahasa inggris. Tapi setelahnya saya suka berpikir tadi grammar-nya benar nggak ya? Setelah mendengar perkataan dosen saya itu, saya tersadar kenapa saya harus takut dan malu kalau grammar saya salah? Toh bahasa inggris itu bukan bahasa nasional saya, jadi wajar dong kalau saya salah, saya kan nggak menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa ibu saya. Sebaliknya, karena terlalu sering menggunakan bahasa gaul, kita jadi lupa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini bukan berarti kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku setiap saat. Maksudnya, gunakanlah bahasa Indoneisa yang baik dan benar di saat yang tepat.  Mulai sekarang gimana kalo kita lebih Indonesia daripada sok English :)


     4. Jangan hanya mengkritisi tapi juga berkontribusi dan solutif
Selama ini kita sering mengeluh dan mengkritisi kalau ada pelayanan atau sikap pemerintah yang kita anggap tidak sesuai. Tapi kebanyakan dari kita, hanya berani sampai tahap tersebut, tanpa memberikan solusi yang berarti. Kan lebih enak kalau kita mencak-mencak pemerintah tapi setelahnya kita memberikan solusi. Selain itu, sebagai warga Negara yang baik, kontribusi kita juga kan dibutuhkan untuk membangun negeri ini. Misalnya, kita mengeluh karena macet. Jangan bisanya cuma mengeluh aja, tapi juga harus memikirkan dan bertindak bagaimana agar tidak terjadi kemacetan.


Ya, seperti itulah saya memaknai Sumpah Pemuda. Saya menulis itu semua bukan karena saya sok idealis. Saya juga masih belajar kok untuk menerapkan hal-hal di atas. Semoga teman-teman juga bisa memaknai Sumpah Pemuda dengan yang lebih baik dari saya. Mari kita bangun Indonesia ke arah yang lebih baik, karena masa depan Indonesia berada di tangan para pemudanya :)



with ♥
hanun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar