Selasa, 11 Oktober 2011

Hadiah Spesial di Hari Ulang Tahunku


Sayup-sayup terdengar suara adzan subuh dari masjid di samping rumah saat aku menerima telepon dari ibu yang langsung disambut dengan “Selamat ulang tahun,anakku”. Hari ini memang hari ulang tahun ke yang ke dua puluh satu. Dan setelah mengakhiri percakapan dengan ibu, aku langsung tersenyum sembari mengucap syukur, “Terimakasih Tuhan atas usiaku yang sudah menjejak ke angka dua puluh satu”. Aku bergegas keluar kamar untuk mengambil air wudhu. Tapi alangkah terkejutnya aku ketika membuka pintu. 

Sebuah meja kecil menghadangku. Satu mug besar berisi latte. Sepotong roti bakar berbentuk love  yang tidak begitu sempurna, sepertinya berisi parutan keju dan susu kental manis. Setangkai bunga tulip berwarna merah. Satu lembar foto diriku, kalau dilihat-lihat diambil candid karena aku tidak ingat sama sekali pernah difoto dengan pose itu. Dan yang terakhir sebuah amplop putih. Semua itu tertata rapih di atas meja kecil di hadapanku.

Sejenak aku hanya terkesima. Sampai akhirnya aku sadar, aku harus membaca isi surat dalam amplop putih itu dan berharap dapat mengetahui siapa yang telah melakukan ini semua. Aku buka amlpop itu dan dengan perlahan membuka lipatan surat yang ada di dalamnya. Serangkaian tulisan yang tidak begitu rapih langsung menyergap mataku. Aku pun mulai membaca isi surat itu.


Mungkin saat kamu terima surat ini, kamu sedang dalam keadaan terkejut, tapi aku berharap setelah itu kamu akan merasa senang. Butuh waktu berhari-hari untuk aku menemukan rasa yang pas antara campuran kopi,susu dan krim agar menjadi latte kesukaanmu. Begitu pun saat aku membuat roti bakar berbentuk love. Entah sudah berapa lapis roti yang menjadi korban untuk dimutilasi menjadi bentuk love yang paling sempurna. Setelah berusaha, inilah roti berbentuk love yang mendekati sempurna.
Ketika latte dan roti bakar sudah siap, aku langsung memacu sepedaku menuju florist. Aku tidak tahu bunga kesukaanmu, tapi aku memutuskan untuk membeli setangkai bunga tulip berwarna merah. Karena kata orang, bunga tulip berwarna merah memiliki arti “Percayalah padaku; deklarasi cinta”. Melalui setangkai bunga tulip merah ini aku mendeklarasikan cintaku padamu dan semoga kamu percaya itu.
Hmm… terakhir foto kamu yang aku ambil secara diam-diam ketika kita sedang kumpul dengan teman-teman. Entah kenapa aku suka sekali dengan ekspresimu. Kamu terlihat seperti menyendiri dari keramaian dan asyik sendiri dengan duniamu. Dan saat itu sungguh aku ingin sekali menyelam dalam pikiranmu, menemanimu hingga kau tak merasa sendiri lagi, lalu kita akan membicarakan apapun.
Oiya, aku baca tulisan di blog kamu. Aku nggak keberatan kok kalau kamu menelponku bahkan pada tengah malam sekalipun. Kalau pesan masuk di HP ku penuh dengan pesan singkat darimu, dinding profil facebook-ku ramai oleh tulisanmu dan banyak mention-mu yang masuk ke twitterku, aku nggak apa-apa. Dan aku siap melayanimu mengobrol via whats app sampai kita kehabisan bahan obrolan. Aku baca tulisanmu. Aku bisa mengetahui perasaanmu. Maaf selama ini aku hanya diam. Aku ingin mengatakannya di waktu yang tepat.
Happy birthday,
Aku sayang kamu,banget!
Semoga kamu senang dengan semua hadiah ini :)
Aku berlari ke kamarku mencari handphone sambil mengusap pipiku yang basah oleh airmata. Ku buka phonebook dan langsung mendial satu-satunya nomor yang selama ini sangat ingin aku hubungi.
“Hey, sudah terima…”
Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, aku memotongnya dan berkata dengan tulus “Makasih ya hadiahnya, aku senang banget”
Glad you like it. Happy birthday. Aku sayang…tut tut tuuut”. 

Sambungan itu terputus begitu saja. Aku mencoba berkali-kali menghubungi dia lagi. Tapi tetap tidak bisa. Ketika aku masih berusaha menghubunginya, aku merasakan tubuhku diguncang-guncang oleh seseorang  dan ia berteriak tepat di telingaku, “mbak banguuuuuuuuun, udah siang!”. Tubuhku langsung tegak dan aku pun menggeram, “Oh noooooo, it was just a dream. “



#15harimenulisblog
#hadiah


with ♥
hanun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar