Minggu, 26 Agustus 2012

Nonton Bareng Pre-screening Perahu Kertas

 Jadi, ceritanya begini teman-teman, sebagai penggemar buku Perahu Kertas dan fansnya mbak Dee, saya sudah menantikan film Perahu Kertas dari awal saya mengetahui bahwa bukunya akan diadaptasi ke dalam bentuk film. Nah, begitu filmnya mau tayang, saya udah mulai excited. Tadinya berniat untuk ikutan kuis yang berhadiahkan tiket gala premiere. Tapiii...berhubung saya buta peta Jakarta dan sepertinya kemungkinan kecil akan berangkat ke Jakarta, jadi saya mengurungkan niat untuk berpartisipasi. Kan kalau menang dan nggak bisa datang lebih nelangsa daripada kalah. Iya, kan? *cari pembelaan*

Tapi ternyata ada acara nonton bareng yang diadakan di Cihampelas Walk. Wuiiih, cocok bener ya. Maka saya pun memasang radar setinggi mungkin untuk mendapatkan tiket gratis. Berbagai kuis di twitter, baik yang diadakan @bentangpustaka ataupun @perahukertas belum memberikan hasil yang baik. Harapan saya satu-satunya adalah kuis yang diadakan oleh anggota Goodreads wilayah Bandung. Doa sebanyak mungkin saya ucapkan. Terdengar berlebihan mungkin, tapi itulah adanya. Karena saya memang nggak sabar untuk nonton film Perahu kertas ini. And....voilaaa. I got the ticket. Sempat bingung juga sih, secara saya nggak kenal anggota Goodreads wilayah Bandung. Malah jadi kepikiran nanti pas kumpul gimana ya, bakalan jadi awkward moment nggak ya. Sepertinya Neptunus mengetahui kebingungan saya, maka dikirimkanlah saya seorang rekan agen yang sudah tidak asing lagi. Ya, pagi itu saat saya hendak berangkat menuju Ciwalk, saya mendapat kabar dari mbak Indri (yang menyelenggarakan kuis) bahwa ada satu tiket nganggur karrena orang yang berhak mendapatkan tiket tersebut tidak bisa hadir. Langsung saja saya menghubungi "kembaran", Restu, yang disambut dengan suka cita olehnya.

Well, sebelum acara nontonnya dimulai kita kenalan sama anggota yang lain dan tentu saja yang tidak boleh ketinggalan yaitu foto-foto!

Untuk review filmnya sendiri mungkin akan sedikit spoiler. Mohon di maapken :)



Sesaat setelah menonton film ini ada dua hal yang ingin saya lakukan: 1. Ingin cepat-cepat menonton sekuelnya, dan 2. Ingin menonton film ini lagi sesegera mungkin. Kenapa saya ingin menonton lagi? Karena sebagai orang yang telah membaca bukunya lebih dari sepuluh kali, saya sangat hapal dengan setiap detail cerita di dalamnya. Maka secara tak sadar saat saya menonton filmnya, saya membandingkan dengan apa yang ada dalam film. Wajar toh? Dan itu yang saya lakukan bahkan hingga di scene terakhir. Sesaat setelah selesai saya tersadar saya tidak benar-benar menikmatinya dalam bentuk film. Selain itu, keadaan saya yang ngantuk berat karena tidak tidur semalaman membuat saya tidak terlalu fokus pada apa yang saya tonton.

Saya juga tersadar bahwa film ini benar-benar diadaptasi dari novelnya. Jadi tidak semua adegan dalam bukunya terdapat dalam film. Ada adegan yang memang ada di buku lalu secara utuh terdapat di film, ada adegan di buku yang diadaptas dan disesuaikani dengan setting yang ada, ada juga adegan di buku yang dihilangkan tetapi diganti dengan adegan di film yang tidak mengurangi keindahan cerita. Walau demikian kekhasan yang ada di buku tetap dipertahankan, contohnya jam kura-kura ninja.

  1. Saya suka dengan ritual Kugy untuk menggunakan radar Neptunusnya dalam 'mencari' sesuatu. Di mana hal ini tidak ada di dalam novel.
  2. Saya suka adegan saat Kugy tidak jadi memberikan hadiah ulang tahun untuk Keenan. Menurut saya, adegan yang ada di film lebih ngena!
  3. Saya suka dengan dominasi peran Eko dan Noni, karena merekalah menurut saya yang membuat film ini terasa hidup.
  4. Saya suka saat adegan Wanda menangis dan menyesal karena telah membohongi Keenan, lalu kamera menyorot boneka pinokio yang terjatuh dari atas meja.
Sebenarnya ada beberapa adegan lagi yang saya sukai, tapi harus saya stop sampai di sini agar tidak terlalu spoiler. Hehehe. Tapi saya benar-benar suka dengan film ini. Kekhawatiran saya akan pemeran yang tidak pas akhirnya tidak terbukti. Karena setiap cast mampu memainkan perannya dengan sangat baik. Bahkan dengan melihat orangnya saja dan belum menonton filmnya, saya melihat Elyzia Mulachela itu auranya Luhde banget. Bahkan peran the K family pun dimainkan dengan cukup apik dan mencubit perhatian. Dan untuk akhir ceritanya dihentikan di saat yang pas, walaupun tetap aja membuat penasaran! Mungkin yang membuat saya tidak nyaman selama menonton adalah musik latarnya yang sering kali terlalu kencang terdengar di telinga. 

Secara garis besar film ini telah memvisualisasikan bukunya dengan sangat baik. Meski dalam dimensi yang berbeda, namun tetap mampu menghibur. Buat saya yang tidak tahu-menahu tentang sinematografi, saya hanya bisa menilai sebuah film itu bagus atau tidak adalah dari ceritanya yang bagai magnet sehingga saya ingin menonton film ini lebih dari sekali dan film Perahu Kertas merupakan salah satunya. 

Yah, demikianlah review saya tentang film Perahu Kertas. Tidak perlu diamini karena ini hanya pendapat saya saja yang tentunya belum tentu sama dengan anda. Cukup dibuktikan dengan menonton filmnya langsung dan kalian bisa memberi penilaian sendiri. :)

Anyway, ini ada beberapa dokumentasi bentuk kenarsisan diri :p

I got the ticket from Neptune


pasukan nobar pre-screening



 radar Neptunus


kami adalah rekan agen non-aquarius :)


 para agen Neptunus yang sedang memasang radarnya masing-masing


keceriaan sesaat setelah menonton film



xoxo,
hanun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar