Jumat, 24 Desember 2010

Ngoceh tentang Pluralisme

"selamat merayakan natal kawan.."
tidak lama setelah saya mengupdate kalimat di atas pada akun twitter saya, yang saya tujukan untuk beberapa teman kristiani saya, ada teman lain yang langsung update status juga yang isinya "dalam islam: bagiku agamaku,bagimu agamamu. jd maaf saya tdk mengucapkan selamat natal". setelah membaca seperti itu saya sedikit tersinggung tapi juga sedih. tersinggung karena kayaknya apa yang baru saja saya lakukan adalah hal yang sangat salah. dan sedih karena saya merasa kita sebagai umat islam saat merayakan hari raya keagamaan ingin selalu dihormati,mengapakah kita tidak balik menghormati mereka??

lalu tidak berapa lama setelah itu, saya pun mengupdate kenangan saya tentang natal yang isinya "wktu kecil kalo natal suka ke rumah oma,ngasi kue bolu terus nonton Mr. Bean atau ketawa-ketawa sm oma dan pernah smp ngompol :D". dan dia pun langsung berkomentar "omanya noni ya?". entah saya yang terlalu sensitif atau apalah, yang jelas saya merasakan kayaknya ada yang salah kalo ternyata oma saya itu seorang non-islam. padahal oma yang saya maksud di situ adalah seorang yang udah saya anggap seperti nenek dan keluarganya sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh orang tua saya, kebetulan mereka beragama kristen.

dari kasus di atas, saya yang lebih pro pada mereka yang plural dalam hal beragama, dan memang saya belum mempunyai pegangan yang kuat dalam hal pluralisme agama, langsung browsing mengenai makna "bagiku agamaku,bagimu agamaku". dan saya mendapatkan penjelasan yang dapat saya simpulkan bahwa dilarang mengucapkan selamat hari raya bagi umat agama selain Islam karena sama saja memuji cara mereka beribadah. hmm.. bukannya paham tapi saya malah tambah bingung.

bukannya gak setuju apalagi memungkiri ayat Allah (astagfirullah), tapi niat saya (dan mungkin orang lain) kan memang hanya untuk menghormati mereka saja. sama seperti halnya mereka menghormati mereka saat kita berlebaran dan merayakan hari kebesaran agama lainnya. rasanya tidak adil kita selalu ingin dihormati tetapi kita tidak bisa balik menghormati mereka.

seperti kita ketahui di Indonesia ini dari berbagai macam suku,ras dan agama. di mana untuk menciptakan kehidupan yang rukun diperlukan sikap saling menghormati. dan itu bukanlah hal yang mudah apalagi menyangkut hal 'sensitif' seperti agama. yang paling jelas terlihat oleh saya (mungkin anda juga) adanya polemik antara umat Islam dan umat kristiani. banyak hal yang dilakukan oleh umat kristiani diklaim sebagai upaya kristenisasi. ketika terjadi pemboman di sejumalah tempat yang dilakukan oleh (sekelompok orang yang disebut) teroris langsung diidentikan dengan islam. karena hal ini, kedua agama tersebut membuat penguatan bagi agamanya masing-masing sehingga ingin terlihat benar dan menyalahkan yang lain.

justru pada kasus seperti itu saya malah bisa memaknai kalimat 'bagiku agamaku, bagimu agamamu'. jadi,kalo kita udah yakin dengan apa yang kita anut apalagi yang harus kita takutkan? umat islam yakin kalo agama islam adalah agama yang paling benar. lalu mengapa kita harus takut?

saya pernah membaca atau mendengar komentar tentang pusat perbelanjaan yang meriah dengan penak-pernih natal dianggap bentuk kristenisasi. please deh, aneh banget pikirannya! kolot! coba sekali-kali kita jangan melulu mengaitkan umat kritiani dengan kristenisasi. pernah gak sih kalian bayangkan bagaimana perasaan umat kristiani yang selalu was-was saat melakukan misa natal? semuanya berawal dari pemboman gereja saat natal beberapa tahun yang lalu. pernah gak mebayangkan bahkan untuk beribadah saja mereka belum merasa nyaman? terlepas dari cara mereka beribadah, saya sangat kasihan kepada mereka. seperti lirik lagunya Marcell yg berjudul Peri Cinta 'Tuhan memang satu,kita yang tak sama'. yaa,ini hanya masalah keyakinan. dan kalo kita sudah yakin dengan apa yang kita anut mengapa harus kita takut?

pernah juga ada yang bilang, 'kita boleh boleh bertoleransi tapi tidak dalam hal beragam'. ingat kata-kata itu saya jadi tambah bingung. semakin banyak mecari refrensi tentang pluralisme semangat banyak pertanyaan di kepala saya. saya yang bisa dibilang belum paham agama secara mendalam sudah berani-berani ngomong tentang pluralisme, yang ada nanti kamu malah tersesat nun?! yaa,saya memang belum paham tentang agama, saya juga belum tau dasar yang kuat tentang pluralisme agama dan saya gak mau jadi orang yang ikut-ikutan dengan yang lain,. intinya sih apa yang saya lakukan untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial antar umat beragama.

saya sadar banget apa yang saya sampaikan masih banyak kesalahan. kalo ada yang berkomentar, ya monngo. tapi jangan memojokkan. kalo saya salah, tolong dikasih tau mana yang benar. ayolah kita diskusi dengan baik :)

kalo ada yang berminat mengetahui tentang pluralisme mungkin bisa buka web ini.

*ps: buat yang merasa saya singgung dalam kasus pertama di atas, saya mohon maaf :)
with ♥
hanun

2 komentar:

  1. Hay Hanun :)) salam kenal. I'm a blogger, too and getting interest with your #random thought. Well, thanks for sharing pemikiran yang cerdas sekaligus mencerrahkan ya. Tapi kalo boleh ngasih kritik, sedikit saja..
    hem yang pertama dan terakhir, Islam itu bukan agama yang PALING benar. Namun agama yang benar. Jika disebutkan islam adalah agama yang paling benar, berarti agama lain pun ada benarnya, toh? :). Di Al-Qur'an, tidak ada agama yang lain selain agama Allah, bukan Nasrani atau Yahudi (QS Al-Ghatsiyah) Itu sedikit dari pengetahuan yang saya dapat dari Firman Allah.

    Hehe. Cuma sedikit aja. Sekedar...
    Tq sudah dibolehin komen yah, Nun :)) Salam kenal

    BalasHapus
  2. wah, terima kasih sudah berbagi pengetahuan :)

    BalasHapus