Selasa, 29 Mei 2012

Giving is Receiving


Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan ini, saya ingin mengkonfirmasi bahwa saya membuat tulisan ini bukan bermaksud untuk sombong ataupun riya. Niat saya menulis ini adalah murni ingin berbagi pengalaman yang telah saya rasakan manfaatnya dan insya Allah akan bermanfaat untuk anda juga.

Oke, kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya yang berkaitan dengan sedekah. Dapat dibilang tema tulisan ini adalah "The Power of Sedekah" atau "The Power of Giving".

Ceritanya bermula saat bulan Oktober tahun lalu. Saya 'mengenal' seorang pemuda yang tidak hanya ganteng tapi juga pintar dan sudah menerbitkan sebuah buku berjudul Notes From Qatar. His name is Muhammad Assad, saya biasanya (sok akrab) memanggil dia dengan sebutan kak Assad. Nah, buku Notes From Qatar ini sesuai judulnya bercerita tentang catatan perjalanan/kehidupan kak Assad selama di Qatar yang ditulis di blognya untuk kemudian dibukukan. FYI, kak Assad dapat beasiswa S2 di Qatar. Isi bukunya apa? Temukan jawabannya dengan membaca buku tersebut. Mungkin lain kali saya juga akan membahasnya di blog ini. Tapi satu yang menarik perhatian saya yaitu betapa hebatnya kekuatan bersedekah. Hal ini sudah dialami oleh kak Assad berkali-kali (bisa dibaca kisahnya dalam buku NFQ).

Kira-kira sebulan setelah saya menamatkan buku NFQ, ada lomba menulis yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dalam lomba tersebut perserta diharuskan menuliskan kisah bersama ibu tercinta. Karena saya gemar menulis sesuatu yang mungkin tidak penting, saya berniat mengikuti perlombaan ini. Selain itu, saya ingin menguji kemampuan menulis yang saya miliki, secara lomba ini diadakan oleh penerbit sebesar GPU pasti tim penilainya pun adalah orang-orang yang memiliki kriteria tinggi untuk memilih sebuah tulisan layak menjadi pemenang atau tidak. Maka pada tanggal 21 November 2011 saya berhasil membuat tulisan dengan judul 50 Ucapan Terima Kasih untuk Ibu.

Layaknya peserta yang menginginkan menjadi pemenang dalam sebuah perlombaan, demikian pula yang terjadi dengan saya.  Saya ingin sekali menjadi salah satu dari 20 pemenang yang terpilih. Setiap selesai shalat, saya berdoa lebih lama dan lebih bersungguh-sungguh daripada biasanya. Dan suatu ketika, saya teringat akan jurus bersedekah yang sering dilakukan oleh kak Assad. Namun, pada awalnya saya masih ragu, kok ya mau sedekah pakai pamrih segala? Saya pun bertanya pada kak Assad melalui twitter untuk meyakinkan diri, dan balasan kak Assad pun menenangkan saya bahwa tidak apa-apa bersedekah dengan niat untuk memenangkan suatu perlombaan. Malah kak Assad juga ikut mendoakan semoga saya menang :p



Akhirnya saya pun mantap untuk bersedekah. Tetapi kemudian saya bingung, saya akan bersedekah berapa banyak? Nah, karena untuk masing-masing pemenang akan mendapatkan voucher belanja dari toko buku Gramedia sebesar Rp 250.000, saya menjadikan ini sebagai patokan. Saya berpikiran bahwa Allah akan membalas 10 kali lipat, maka saya bersedekah sebanyak Rp 25000. Kebetulan saat itu ada beberapa mahasiswa yang terancam dikeluarkan karena belum membayar SPP. Melalui BEM, saya sedekahkan uang tersebut untuk para mahasiswa itu. Mungkin uang Rp 25000 tidak seberapa nilainya, namun buat mahasiswa yang merantau dan saat itu sedang akhir bulan, uang sebanyak itu sangat berarti. Dengan niat tulus untuk membantu dan semoga memenangkan perlombaan, saya ikhlas menyedekahkan uang tersebut.

Setelah bersedekah, tak hentinya saya berdoa. Sampai pada tanggal 5 Desember 2011, seharusnya pada hari itu pemenang diumumkan tetapi karena satu dan lain hal pengumuman diundur hingga esok hari. Rasanya saat itu sudah deg-degan nggak karuan. Dalam hati saya selalu memohon "ya Allah, aku mohon, jadikan saya sebagai salah satu pemenang" berulang kali. Keesokan harinya saat saya membaca pengumuman, alhamdulillah nama saya ada di antara 20 pemenang. Saat itu juga saya langsung sujud syukur dan memberitahukan ibu sambil sedikit tersedu. Akhirnya saya dapat merasakan kekuatan mimpi, kekuatan doa, dan kekuatan sedekah sekaligus!

Sungguh sulit dijelaskan perasaan saya atas nikmat yang Allah berikan. Betapa janji Allah tidak pernah bohong. Dan baru kali itu saya merasa menyesal karena bersedekah. Menyesal kenapa sedekahnya terlalu sedikit. Menyesal kenapa saya hanya bermimpi menjadi salah satu pemenang, bukannya menjadi pemenang utama. Tapi ya sudahlah. Mulai saat itu saya tidak pernah meremehkan kekuatan sedekah. :)

Dan seperti kata kak Assad dalam akun twitternya beberapa waktu lalu:
"Giving is Receiving. The more you give, the much more you will receive back." 

1 komentar:

  1. Me likey this post!! :D
    ayo di bulan yg super baik dan mulia ini, kita perbanyak lagi sedekah kita :D

    BalasHapus