Judul: Negeri Van Oranje
Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi,
Rizki Pandu Permana
Tebal: 478 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka
Banjar seorang marketing manager perusahaan rokok
terkenal di Indonesia.
Wicak adalah anggota salah satu LSM internasional yang bergerak di
bidang illegal logging.
Daus, putra betawi asli dan bekerja di departemen Agama
padahal ia adalah lulusan Sarjana Hukum UI.
Geri terlahir sebagai anak sulung keluarga middle
class di bandung.
Lintang menyandang gelar sarjana sastra namun ia
juga sering menjadi pengisi acara sebagai penari, baik di dalam maupun luar
negeri.
Kelima orang di atas datang ke Belanda dengan alasan
yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencari ilmu di negeri
kincir angin tersebut. Semuanya bermula saat mereka dipertemukan di stasiun
kereta Amersfort saat terjebak badai
yang membuat perjalanan kereta ditunda beberapa jam. Rokok kretek membuat
mereka akhirnya berkumpul dan diselingi tawa akhirnya masing-masing berbagi
cerita mengapa bisa terdampar di Belanda. Momen tersebut membawa mereka ke
dalam ikatan persahabatan yang dinamakan Aagaban (Aliansi Amersfort Gara-gara
Badai di Netherlands).
Buku ini menceritakan bagaimana mereka bertahan hidup di Belanda, mencari ilmu, dikejar-kejar deadline untuk menyelesaikan tesis, jurnal-jurnal yang harus dibaca, paper yang harus dibuat untuk mendukung tesis, sambil menyambi bekerja part time karena keuangan yang semakin menipis namun harus tetap bertahan hidup. Disela-sela kesibukan itu, Aagaban berkumpul untuk menjelajah kota-kota di Belanda, mulai dari kota-kota besar seperti Den Haag, Amsterdam, Rotterdam, Utrecht, Leiden, hingga kota yang tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang sebuah pedesaan yaitu Wageningen.
Permasalahan menjadi semakin kompleks ketika Banjar,
Daus, Wicak jatuh hati pada Lintang dan berusaha mencoba merebut hatinya. Tak dinyana,
ternyata Lintang kepincut dengan Geri yang senantiasa bijaksana dan perhatian. Namun
sayang, Geri terlibat dalam urusan asmara yang tidak lazim. Lalu bagaimana
kelanjutan kisah mereka? Temukan sendiri jawabannya dengan membaca buku ini :)
Selain menceritakan kehidupan kelima anggota
Aagaban, buku ini menyelipkan tips-tips bermanfaat di setiap babnya. Mulai dari cara menyewa
apartemen/asrama untuk mahasiswa di Belanda, bagaimana memilih kerjaan part time,
sampai kiat-kiat mengurus dokumen-dokumen penting yang diperlukan mahasiswa
pendatang.
Sayangnya, buku ini tidak disertai dengan foto-foto
bangunan atau tempat wisata yang dikunjungi kelima sahabat tersebut. Jadi kita
hanya bisa membayangkan keindahannya di dalam angan-angan. Atau bisa juga saat
membaca kita sambil browsing foto-foto objek wisata tersebut di mesin pencari,
sehingga dapat mengetahui dan tidak penasaran lagi. Kalau masih penasaran juga?
Ya pergilah ke Belanda untuk melihatnya secara langsung ;)
Terlepas dari masalah dokumentasi itu, kita tetap
dapat menikmati buku ini karena gaya penulisannya yang kocak dan mudah dicerna.
Kita juga akan diajak berkeliling Brussels-Barcelona-Zurich, mengikuti serunya Eurotrip
ala backpacker yang dilakukan anggota Aagaban.
with ♥
hanun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar