Sabtu, 21 Januari 2012

[Resensi] Negeri Van Oranje




Judul: Negeri Van Oranje

Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi,           
             Rizki Pandu Permana

Tebal: 478 halaman

Penerbit: Bentang Pustaka





Banjar seorang marketing manager perusahaan rokok terkenal di Indonesia.
Wicak adalah anggota  salah satu LSM internasional yang bergerak di bidang illegal logging.
Daus, putra betawi asli dan bekerja di departemen Agama padahal ia adalah lulusan Sarjana Hukum UI.
Geri terlahir sebagai anak sulung keluarga middle class di bandung.
Lintang menyandang gelar sarjana sastra namun ia juga sering menjadi pengisi acara sebagai penari, baik di dalam maupun luar negeri.

Kelima orang di atas datang ke Belanda dengan alasan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencari ilmu di negeri kincir angin tersebut. Semuanya bermula saat mereka dipertemukan di stasiun kereta Amersfort  saat terjebak badai yang membuat perjalanan kereta ditunda beberapa jam. Rokok kretek membuat mereka akhirnya berkumpul dan diselingi tawa akhirnya masing-masing berbagi cerita mengapa bisa terdampar di Belanda. Momen tersebut membawa mereka ke dalam ikatan persahabatan yang dinamakan Aagaban (Aliansi Amersfort Gara-gara Badai di Netherlands).


Buku ini menceritakan bagaimana mereka bertahan hidup di Belanda, mencari ilmu, dikejar-kejar deadline untuk menyelesaikan tesis, jurnal-jurnal yang harus dibaca, paper yang harus dibuat untuk mendukung tesis, sambil menyambi bekerja part time karena keuangan yang semakin menipis namun harus tetap bertahan hidup. Disela-sela kesibukan itu, Aagaban berkumpul untuk menjelajah kota-kota di Belanda, mulai dari kota-kota besar seperti Den Haag, Amsterdam, Rotterdam, Utrecht, Leiden, hingga kota yang tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang sebuah pedesaan yaitu Wageningen.

Permasalahan menjadi semakin kompleks ketika Banjar, Daus, Wicak jatuh hati pada Lintang dan berusaha mencoba merebut hatinya. Tak dinyana, ternyata Lintang kepincut dengan Geri yang senantiasa bijaksana dan perhatian. Namun sayang, Geri terlibat dalam urusan asmara yang tidak lazim. Lalu bagaimana kelanjutan kisah mereka? Temukan sendiri jawabannya dengan membaca buku ini :)

Selain menceritakan kehidupan kelima anggota Aagaban, buku ini menyelipkan tips-tips bermanfaat di setiap  babnya. Mulai dari cara menyewa apartemen/asrama untuk mahasiswa di Belanda, bagaimana memilih kerjaan part time, sampai kiat-kiat mengurus dokumen-dokumen penting yang diperlukan mahasiswa pendatang.

Sayangnya, buku ini tidak disertai dengan foto-foto bangunan atau tempat wisata yang dikunjungi kelima sahabat tersebut. Jadi kita hanya bisa membayangkan keindahannya di dalam angan-angan. Atau bisa juga saat membaca kita sambil browsing foto-foto objek wisata tersebut di mesin pencari, sehingga dapat mengetahui dan tidak penasaran lagi. Kalau masih penasaran juga? Ya pergilah ke Belanda untuk melihatnya secara langsung ;)

Terlepas dari masalah dokumentasi itu, kita tetap dapat menikmati buku ini karena gaya penulisannya yang kocak dan mudah dicerna. Kita juga akan diajak berkeliling Brussels-Barcelona-Zurich, mengikuti serunya Eurotrip ala backpacker yang dilakukan anggota Aagaban.




with ♥
hanun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar