Rabu, 26 April 2017

[Resensi] Some Kind of Wonderful



Judul: Some Kind of Wonderful

Penulis: Winna Efendi

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Harga: Rp 79.000,-

Tebal: 360 halaman









Mulanya aku cukup kaget ketika tahu mbak Winna mengeluarkan buku di penerbit lain. Untungnya buku tersebut masuk di lini metropop, jenis buku kesukaanku. Aku membaca ini tanpa ekspektasi apapun. Hanya berbekal nama besar Winna Efendi yang sudah aku yakini kualitas tulisannya.

Characters
Liam Kendrick
Seorang lelaki yang berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi chef terkenal. Kini ia sukses menjadi koki terkenal di Sydney yang memliki acara masak sendiri di stasiun televisi nasional. Suksesnya karier Liam, sayangnya tidak diikuti dengan suksesnya percintaan Liam. Liam harus rela melepaskan seorang yang dicintainya. Someone he loves but he can never and will never have.

Aurora Handitama
Yang lebih dikenal dengan Rory. Wanita yang bekerja di kedai kopi, juga sebagai pelayan dan salah satu pengisi acara anak yang ditayangkan oleh stasiun televisi Network Eleven. Rory terpaksa mengambil banyak pekerjaan untuk melunasi hutang-hutang yang ia miliki. Selain itu, ia juga butuh membuat pikirannya selalu sibuk agar tidak teringat akan rasa kehilangan dua orang yang paling ia kasihi. Karena rasa kehilangan itu juga Rory akhirnya harus rela membuang impiannya jauh-jauh.


What I feel while read this book
Aku bisa merasakan bagaimana perihnya kehilangan yang dirasakan Rory. Sakitnya kehilangan 1 orang yang paling kita cintai saja sudah bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi perasaan Rory yang harus kehilangan 2 orang sekaligus. Belum lagi rasa bersalah yang selalu dia bawa. Rasa bersalah karena Rory merasa bahwa hilangnya 2 orang yang paling ia cintai adalah karena dirinya. Kehilangan juga perasaan bersalah adalah seburuk-buruknya kombinasi.


Aku bisa juga merasakan kesepian Liam. Tidak adanya keluarga yang bisa dia jadikan tempat pulang. Bahkan satu-satunya orang yang paling dipercayainya harus ia jauhi demi kesehatan hatinya. Belum lagi jatuh bangun usaha Liam dalam mewujudkan impiannya. Aku selalu suka dan termotivasi jika membaca cerita tentang mereka yang tidak pernah putus asa dalam meraih mimpi-mimpinya.

Kehilangan. Kesepian. Kesedihan.

3 hal yang dialami oleh Liam dan Rory.

Menerima. Melepaskan. Merelakan.

Juga 3 hal yang akhirnya dapat dipelajari oleh Liam dan Rory.

What I like the most
Alurnya tidak terburu-buru juga tidak terlalu lambat. Seolah-seolah mbak Winna ingin mengajak pembaca agar merasakan apa yang dialami Liam dan Rory dan itu berhasil! Belum lagi ending-nya yang menurutku sangat pas. Buat pembaca yang suka tipe open ending, then you should read this book!

Rating
4 of 5 stars

Quotes
"Sometimes, memory becomes a curse instead of a blessing." -Rory Handitama

"Kamu nggak bisa berhati-hati dalam urusan hati. You either trust the other person and yourself enough to take the leap, or you don't." -Daphne

"I used to think that leaving might feel lonely, but not anymore. because sometimes goodbye means a promise to return to the people you love." -Liam Kendrick

"Tetapi, bukankah letak memori yang sesungguhnya adalah di hati? Bukan tempat, bukan benda, bukan juga foto--tetapi hati. Hati yang merindukan, hati pula yang memutuskan untuk mengingat." -Rory Handitama

1 komentar: