Senin, 20 Oktober 2014

[Resensi] Diary Princesa


Judul : Diary Princesa

Penulis : Swistien Kustantyana
Terbit : Februari 2014

Tebal : x + 260 hlm.
Penerbit : Ice Cube






Suatu hari ada email yang menawarkan untuk mereview buku berjudul Diari Princesa. Tanggapan refleks saya saat itu ya mau dong, siapa sih yang nggak senang dikasih buku gratis. *iye, sini mental gratisan orangnya. apalagi kalau masalah buku* Selain itu, saya penasaran siapa sih Swistien Kustantyana ini dan apa sih hebatnya Diari Princesa ini. Kalau nggak oke, pasti nggak akan nawarin buku ini untuk dibuatkan reviunya dong? Jadi, saya iya kan tawarannya.


Begitu membaca judulnya yang terlintas adalah tokoh dalam buku ini (Princesa) pasti secantik putri (princess), makanya diberi nama seperti itu. Ya benar, Cesa panggilan akrab Princesa, memang cantik, baik, pintar, dan banyak disukai orang termasuk para cowok. Tapi mana ada manusia yang sempurna, begitu pun dengan Cesa.

Di saat orang lain sibuk dengan pacarnya, kerap kali Cesa harus membatalkan acara dengan pacar atau pun cowok yang disukainya demi menjaga kakak tercintanya, Jinan. Di saat banyak cowok yang menyukai dirinya, justru satu-satunya cowok yang ia cintai malah lebih memilih Jinan dari pada Cesa.

Buku ini menceritakan banyak mengenai kehidupan kakak-beradik Jinan dan Cesa, serta Nathan cowok yang hadir di dalam kehidupan keduanya. Cerita dalam buku ini diambil dari sudut pandang Cesa dan menggunakan alur flashback yang sangat mulus dieksekusi oleh penulis, karena saat membacanya saya tidak mengalami kebingungan. Selain itu, diksi yang dipakai pun sangat apik juga mengalir. Jika ada beberapa orang yang mengatakan bahwa membaca buku ini seperti membaca buku terjemahan, saya setuju.

Dan yang paling saya suka dari buku ini adalah karena banyak mengulas sedikit mengenai beberapa buku, terlihat dari sampul depan buku ini. Senang aja kalau ada cerita yang menyebutkan buku ini-itu di dalamnya. Apalagi jika buku-buku tersebut belum pernah saya baca, memperbanyak pengetahuan saya tentang buku juga memperpanjang wishlist saya. Hehehe.

Di halaman-halaman awal (mungkin sampai bab 3), saya seperti memiliki love-hate relationship dengan interaksi antara Cesa dan Jinan. Kalau lagi gemas dengan tingkah mereka, saya tutup bukunya. Tapi nggak lama kemudian saya buka lagi karena penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Barulah belakangan saya ketahui bahwa memang cerita ini mengenai salah satu tokohnya yang mengidap bipolar disorder, poin tambahan untuk buku ini dan penulisnya. Di saat banyak penulis menceritakan kisah remaja penuh bunga-bunga dengan bumbu menye-menye, Swistien mengangkut isu bipolar disorder dalam bukunya. Apalagi saat menuturkannya sangat minim sekali penggunaan istilah-istilah psikologi yang akan membuat pusing. Baru di bab belakang Swistien menyebutkan kata bipolar disoreder tersebut. Sayangnya, buat saya isu ini kurang tuntas dieksekusi. Kalau saya sih inginnya dibahas juga mengenai penanganan serta penyembuhan bagi penderita bipolar disorder itu.

Selain itu, sangat disayangkan juga bahwa format dalam buku ini seperti format cerita-cerita yang lainnya. Padahal dari judulnya yang mengandung kata diari, saya membayangkan format penulisannya seperti kalau kita menulis diari, misal diberikan tanggal kejadian.

Tapi lebih dari itu, buat saya buku ini adalah langkah awal yang baik bagi Swistien dalam memulai kariernya sebagai penulis. Can't wait to read her second book! Dan terima kasih sudah memperkenalkan saya denga Cesa. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar