Minggu, 09 Maret 2014

Maura Kinanti

Nama gue Maura Kinanti. Pagi ini gue sudah menghabiskan sepiring nasi uduk, 2 bala-bala dan segelas MILO hangat. Porsi yang sepadan mengingat gue belum sempat sarapan dan tadi harus lari dari gerbang sekolah hanya supaya tidak telat dari waktu yang telah ditentukan sahabat gue, Raka. 


Ya, permainan bodoh ini ulahnya Raka. Gue harus datang tepat pukul 06.00 jika ingin mengetahui siapa cewek beruntung yang disukai Raka. Mudah saja untuk tiba pukul 06.00 jika rumah gue sedekat rumah Raka dengan sekolah. Sayangnya rumah gue sedikit lebih jauh. Ditambah sudah 2 minggu ini, tepat saat permainan bodoh ini dimulai, lalu lintas tidak pernah bersahabat. Walaupun gue udah berangkat dari jam 5 lebih, tetap aja gue telat, paling cepat telat 3 menit, seperti tadi pagi. Masa iya gue harus menginap di sekolah agar bisa mengetahui cewek pujaan Raka itu? Gue sudah membujuk Raka sedemikian rupa untuk memberitahu nama cewek itu, namun ia tetap keukeuh dengan pendiriannya. Ia baru akan menceritakan rahasianya jika gue berhasil datang ke sekolah tidak lebih dari jam 06.00. Sebuah hal yang sulit direalisasikan.

Mungkin gue mau nyerah aja deh. Lagipula, seberapa penting sih nama cewek itu buat gue? Nggak penting-penting amat kan? 

Tapiii, cewek itu ceweknya Raka dan apa pun yang berhubungan dengan Raka akan berlabel penting buat gue.

to be continued...

you can also read part 1: Pukul Enam ---> here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar