Minggu, 03 Februari 2013

Peran Orangtua

Tulisan ini dibuat di bis dalam perjalanan menuju Bandung, dikarenakan saya merasa terganggu oleh suara tangisan anak kecil yang berasal dari deretan bangku belakang. Saya adalah orang yang paling risih dan benci sama tangisan anak kecil di tempat umum. Lebih tepatnya benci sama orangtua yang tidak bisa mengendalikan kelakuan anaknya yang seperti itu.

Dalam kasus kali ini, kata sang ibu, si anak menangis karena dia tidak betahan kalau naik kendaraan umum. Kalau beliau sudah tahu sifat anaknya seperti itu, kan lebih baik menyiapkan amunisi agar anaknya tidak ngamuk dan menangis dengan suara cetar membahana! Tidak ada salahnya toh membawa bekal makanan, mainan atau buku cerita bergambar. Cara ini bisa mengalihkan rasa tidak betah yang dimiliki si anak dan meminimalisir kemungkinan si anak mengamuk seperti tadi.

Kalau anaknya masih kecil banget, misal berumur 1-2 tahun, saya sih masih bisa maklum ya. Tapi kalau anaknya udah lebih dari umur segitu, harusnya kan sudah bisa diberi pengertian bahwa menangis-dengan-suara-cetar-membahana ditambah lagi dengan mengamuk di tempat umum tidak pantas. Seperti itulah yang diajarkan oleh ibu ketika saya masih kecil. Seandainya saya masih melakukan hal tersebut, misalnya menangis di salah satu toko karena keukeuh ingin dibelikan suatu mainan, maka yang dilakukan ibu adalah mendekati saya. Lalu setelah itu apa? Apakah beliau bertanya mau mainan yang mana? Tidak! Beliau akan memegang bagian tubuh saya (seringkali lengan atau paha), kemudian tangannya tak segan mencetot saya. Memang agak keras, tapi jika tidak begitu saya tidak akan paham bahwa apa yang saya lakukan itu tidak baik.

Jadi, untuk para orangtua, khususnya ibu-ibu, mbokya anaknya dikasih pengertian kalau menangis di tempat umum itu tidak baik. Dan kalau hal itu terjadi tetapi Anda tidak bisa menenangkan anak Anda, buat saya itu salah satu indikasi bahwa Anda telah gagal dalam mendidik anak. Karena dari situ bisa terlihat, bahwa wibawa Anda telah kalah oleh ego anak Anda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar