Senin, 13 Februari 2012

Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir (Part 2): Skripshit atau Skripsweet?

Dari tulisan saya sebelumnya, yang berjudul Catatan Mahasiswa Tingkat Akhir (Part 1), telah disinggung sedikit  bahwa ketika kalian berada di tingkat akhir perkuliahan, obrolan kalian itu nggak jauh-jauh dari yang namanya skripsi dan jodoh. Untuk kali ini, saya ingin membahas tentang skripsi terlebih dahulu.

Skripsi. Satu kata yang menghantui setiap mahasiswa tingkat akhir. Skripsi adalah syarat yang harus kita penuhi jika ingin lulus dari masa perkuliahan. Bagaimana skripsi tidak menjadi momok bagi kita, jika dalam proses pembuatannya saja sedikit-banyak mengalami hal yang tidak mengenakkan?

Banyak yang membuat plesetan tentang skripsi menjadi skripshit. Kata tersebut biasanya digunakan oleh mereka yang sudah sangat desperate dalam memyelesaikan skripsinya. Atau istilah lain dari skripsi bisa juga menjadi skripsweet. Biasanya istilah tersebut digunakan oleh mereka yang (mencoba) berpikiran positif bahwa skripsi itu mudah ditaklukkan.

Susah atau mudah itu memang relatif sih. Berdasarkan pengalaman (teman-teman) saya, kesulitan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi itu bukan saja dari dalam diri kita, tapi juga dari faktor luar atau faktor eksternal. Bisa saja ketika kita sudah menggebu-gebu dan lagi semangat-semangatnya, eh faktor eksternal itu tiba-tiba datang dan merusak semangat kita.


Kalau ditilik-tilik nih, faktor eksternal itu bisa saja berupa:
1. Koordinator skripsi yang susah ditemui
Kita udah nunggu beliau lama, sekalinya beliau datang langsung pergi lagi dan nggak menerima konsultasi pengajuan judul skripsi. Ngeneeeeesss!
2. Judul yang susah di-acc
Sekalinya bisa ketemu dan mengajukan judul ke koordinator skripsi, malah ditolak mulu. Bo, kita udah angkatan keberapa, skripsi juga udah banyak, ya sulit juga kali kalau cari judul yang bener-bener baru fresh from the oven. iya nggak?
3. Susah ketemu pembimbing
Judul udah di-acc bukan berarti hambatan berhenti begitu saja. Seringkali kita susah ketemu pembimbing. Ya maklum, dosen-dosen itu kan sibuknya luar bi(n)asa. Mungkin, dibanding memberikan bimbingan kepada kita, lebih baik mengurusi proyek di luar sana yang tentunya 'menghasilkan'.

Secara garis besar, 3 faktor di atas adalah hambatan paling utama yang sering terjadi dalam menyelesaikan skripsi. Nah, saya punya tips nih biar nggak merasa BT kalau sedang menunggu koordinator skripsi/dosen pembimbing.
1. Baterai HP harus full, biar bisa dipakai untuk mendengarkan musik atau bermain game.
2. Bawa laptop, lumayan sambil nunggu bisa buka facebook, twitter, blogging atau bahkan browsing bahan skripsi untuk selanjutnya.
3. Lakukan hobimu, misalnya bawa buku bacaan; waktu kita mungkin banyak tersita untuk mengerjakan skripsi sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk melakukan 'me time', jadi pergunakanlah waktu yang ada untuk melakukan apa pun yang anda suka, bahkan untuk sekedar membaca novel kesayangan, sketching, menulis, dll.

Tips terakhir dari saya, ini tips yang paling utama banyak berdoa, minta sama Allah agar semuanya dipermudah dan diberikan kelancaran, jangan lupa usaha yang giat, serta rajin bersedekah :)

Seperti kata Donny Dhirgantoro dalam bukunya yang berjudul 2:
"Tidak ada kerja keras tanpa impian, dan tidak ada impian tanpa kerja keras."


with ♥
hanun




Tidak ada komentar:

Posting Komentar