Sabtu, 16 Maret 2013

Fenomena Selebtwit menjadi Penulis

Tidak selamanya jejaring sosial membawa dampak negatif. Jika saja kita bisa menggunakannya dengan bijak, maka ada hal-hal positif yang dapat kita tuai. Contohnya saja twitter. (mungkin) Sampai saat ini twitter adalah jejaring sosial yang paling hebat. Penyebaran berita di twitter sangat cepat sekali. Bahkan sering kali saya mengetahui sebuah berita pertama kali melalui twitter bukan televisi. 

Di Indonesia sendiri, twitter mampu melahirkan sesuatu yang disebut dengan selebtwit. Anda kenal akun atas nama @aMrazing, @zarryhendrik, @benzbara, @poconggg, @shitlicious, @falla_adinda, @benakribo atau @rahneputri? Mereka itu adalah contoh kecil para selebtwit. Nah, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan selebtwit? Saya juga sendiri nggak tahu apa pengertian yang jelasnya mengenai hal tersebut. Karena di KBBI pun belum tercantum. Hehehe. Tapi kalau boleh saya mendefinisikan sendiri, selebtwit adalah orang yang konten di akun twitternya menarik sehingga banyak diikuti banyak orang, memiliki ribuan follower lebih tepatnya. Lalu, berapa sih patokan jumlah follower sampai seseorang bisa dikatakan selebtwit? Aku pun ndak tahu. Minimal 5000 follower mungkin?

Karena bagusnya konten mereka, yang mana tentu saja berupa tulisan, ada beberapa dari selebtwit yang akhirnya membuat buku. Entah itu berupa novel, kumpulan cerpen atau kumpulan twit mereka. Ada yang menyukai tulisan mereka. Ada. Ada juga yang skeptis sama kemampuan mereka dan tidak suka dengan tulisan mereka. Ada. Wajar kok.

Ada beberapa buku selebtwit yang sudah pernah saya baca. Ada yang bagus. Ada juga yang biasa aja. Ada yang inspiring. Ada yang elemen dalam ceritanya kurang kuat. Tapi mungkin ini hanya masalah selera saja. Toh, ada buku bagus bahkan sudah dilabeli best seller, tapi kurang berkenan saat kita baca. Ada juga yang kata orang biasa aja, tapi malah kita bilang bagus. Semua balik lagi ke selera masing-masing.

Melihat maraknya selebtwit yang menjadi penulis ini, saya sih menanggapinya malah positif. Saya bersyukur adanya twitter mampu mengasah kemampuan menulis. Kalau ada yang berkata buku-buku mereka tidak atau kurang bagus, ya berarti kemampuan mereka perlu diasah lagi. Semuanya perlu belajar. Justru saya iri sama para selebtwit ini, meski banyak yang bilang karyanya tidak bagus, setidaknya mereka telah memiliki karya. Telah memiliki sebuah buku. Tidak seperti saya ini yang (katanya) pengen bikin buku tapi nggak mulai menulis juga. -___- hhhh. Ada yang gitu juga nggak sih? *cari temen*

Intinya, tanggapan saya sih positif tentang selebtwit yang jadi penulis. Itu artinya semakin banyak yang menulis, semakin banyak buku yang bisa kita baca. Bagus atau tidaknya karya mereka mungkin hanya masalah selera kita atau mungkin juga kemampuan mereka yang perlu diasah lagi. Satu yang perlu dicamkan, seseorang dikatakan penulis itu karena dia mampu menulis, bukan karena punya follower banyak.