Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan ini, saya ingin mengkonfirmasi bahwa saya membuat tulisan ini bukan bermaksud untuk sombong ataupun riya. Niat saya menulis ini adalah murni ingin berbagi pengalaman yang telah saya rasakan manfaatnya dan insya Allah akan bermanfaat untuk anda juga.
Oke, kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya yang berkaitan dengan sedekah. Dapat dibilang tema tulisan ini adalah "The Power of Sedekah" atau "The Power of Giving".
Ceritanya bermula saat bulan Oktober tahun lalu. Saya 'mengenal' seorang pemuda yang tidak hanya ganteng tapi juga pintar dan sudah menerbitkan sebuah buku berjudul Notes From Qatar. His name is Muhammad Assad, saya biasanya (sok akrab) memanggil dia dengan sebutan kak Assad. Nah, buku Notes From Qatar ini sesuai judulnya bercerita tentang catatan perjalanan/kehidupan kak Assad selama di Qatar yang ditulis di blognya untuk kemudian dibukukan. FYI, kak Assad dapat beasiswa S2 di Qatar. Isi bukunya apa? Temukan jawabannya dengan membaca buku tersebut. Mungkin lain kali saya juga akan membahasnya di blog ini. Tapi satu yang menarik perhatian saya yaitu betapa hebatnya kekuatan bersedekah. Hal ini sudah dialami oleh kak Assad berkali-kali (bisa dibaca kisahnya dalam buku NFQ).
Kira-kira sebulan setelah saya menamatkan buku NFQ, ada lomba menulis yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dalam lomba tersebut perserta diharuskan menuliskan kisah bersama ibu tercinta. Karena saya gemar menulis sesuatu yang mungkin tidak penting, saya berniat mengikuti perlombaan ini. Selain itu, saya ingin menguji kemampuan menulis yang saya miliki, secara lomba ini diadakan oleh penerbit sebesar GPU pasti tim penilainya pun adalah orang-orang yang memiliki kriteria tinggi untuk memilih sebuah tulisan layak menjadi pemenang atau tidak. Maka pada tanggal 21 November 2011 saya berhasil membuat tulisan dengan judul 50 Ucapan Terima Kasih untuk Ibu.
Layaknya peserta yang menginginkan menjadi pemenang dalam sebuah perlombaan, demikian pula yang terjadi dengan saya. Saya ingin sekali menjadi salah satu dari 20 pemenang yang terpilih. Setiap selesai shalat, saya berdoa lebih lama dan lebih bersungguh-sungguh daripada biasanya. Dan suatu ketika, saya teringat akan jurus bersedekah yang sering dilakukan oleh kak Assad. Namun, pada awalnya saya masih ragu, kok ya mau sedekah pakai pamrih segala? Saya pun bertanya pada kak Assad melalui twitter untuk meyakinkan diri, dan balasan kak Assad pun menenangkan saya bahwa tidak apa-apa bersedekah dengan niat untuk memenangkan suatu perlombaan. Malah kak Assad juga ikut mendoakan semoga saya menang :p