Sabtu, 21 Januari 2012

[Resensi] Negeri Van Oranje




Judul: Negeri Van Oranje

Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi,           
             Rizki Pandu Permana

Tebal: 478 halaman

Penerbit: Bentang Pustaka





Banjar seorang marketing manager perusahaan rokok terkenal di Indonesia.
Wicak adalah anggota  salah satu LSM internasional yang bergerak di bidang illegal logging.
Daus, putra betawi asli dan bekerja di departemen Agama padahal ia adalah lulusan Sarjana Hukum UI.
Geri terlahir sebagai anak sulung keluarga middle class di bandung.
Lintang menyandang gelar sarjana sastra namun ia juga sering menjadi pengisi acara sebagai penari, baik di dalam maupun luar negeri.

Kelima orang di atas datang ke Belanda dengan alasan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mencari ilmu di negeri kincir angin tersebut. Semuanya bermula saat mereka dipertemukan di stasiun kereta Amersfort  saat terjebak badai yang membuat perjalanan kereta ditunda beberapa jam. Rokok kretek membuat mereka akhirnya berkumpul dan diselingi tawa akhirnya masing-masing berbagi cerita mengapa bisa terdampar di Belanda. Momen tersebut membawa mereka ke dalam ikatan persahabatan yang dinamakan Aagaban (Aliansi Amersfort Gara-gara Badai di Netherlands).


Jumat, 20 Januari 2012

Chopstick



Sumpit itu merupakan simbol pernikahan. Sumpit dapat bekerja dengan baik bila keduanya bersatu, tapi tidak terlalu erat ataupun terlalu longgar. Chopstick is not to chop each other, but to stick together.
-The Naked Traveler 3, page 126


with ♥
hanun

Minggu, 08 Januari 2012

Senyum

Ini bukan tentang kamu yang membuatku tersenyum bahagia
Ini tentang aku yang bahagia melihatmu tersenyum
Aku selalu suka melihatmu tersenyum
Bukan saja bibirmu yang menyimpulkan senyum
Namun matamu pun ikut memancarkan senyuman dari hatimu
Bagaimana rahangmu perlahan-lahan naik
Dan bibirmu melengkung membentuk sebuah senyuman
Serta matamu yang berbinar
Semuanya masih lekat dalam ingatanku
Dan sore ini aku rindu melihat caramu tersenyum
Rindu melihatmu tersenyum
Rindu senyumanmu
Rindu kamu


with ♥
hanun

Selasa, 03 Januari 2012

Tahun Baru: Introspeksi dan Resolusi


Mungkin sudah telat untuk membahas tentang Tahun Baru, I know, tapi nggak ada salahnya kan kalau ingin membuat tulisan tentang tahun baru? ;)

Jadi tanggal 31 Desember kemarin, ketika hampir semua orang merasakan euforia dalam menyambut pergantian tahun baru, saya malah berpikir "Mengapa mereka bisa segembira itu sementara saya merasa biasa saja?". Beberapa jam menuju pergantian tahun, setiap stasiun televisi menayangkan sekilas info mengenai suasana perayaan tahun baru di beberapa kota. Saat melihat tayangan itu setiap satu jam sekali, saya berpikir "Lantas, setelah pukul 00.00, setelah meniup terompet dan melihat pesta kembang api, dan ketika tahun tepat berganti, apalagi yang akan mereka lakukan? Apa yang mereka rasakan setelah melakukan itu semua? Apakah mereka masih merasakan euforia yang sama seperti sebelumnya?". Saya rasa tidak. Ketika pesta kembang api usai, mereka akan pulang ke rumah masing-masing dengan kecapaian dan rasa ngantuk yang mendera. Sesampainya di rumah, mereka langsung menuju kasur dan tertidur lelap. Tak jarang mereka baru bangun saat matahari tepat di atas atap rumah mereka.